IG: @steven_pratama
Momo paradise cabang Senopati ini baru buka belom lama, tempatnya sederetan dengan GIOI, cuma papan namanya agak tertutup sama pohon besar di depan sini.
Jadi momo paradise ini specialis di masakan sukinya, jika kita pertama kali makan disini, akan di jelaskan oleh waitress jenis2 daging yg mereka punya dan soup nya. Untuk jenis dagingnya ada 3, US Beef, Beef Wagyu dan Premium Wagyu. Dan untuk soupnya ada yg Original, Sukiyaki, Mushroom dan Spicy Miso.
Gw cobain untuk beef wagyu dengan kuah original dan sukiyaki nya. Disini systemnya untuk daging kita pesen sama waitress nya, dan untuk vegetables bisa diambil sesukanya di stall yg sudah disediakan.
Untuk vegetablesnya sudah cukup lengkap, ada bayam, sawi putih, daun ginseng, wortel, jagung, jamur, tofu dll.
Tapi sayangnya disini tidak menyediakan daging side dish seperti ikan, cumi, bakso2an. Even mereka juga tidak menyediakan side dish yg sudah matang seperti karaage, french fries, chicken wing, etc. Yg ada disana hanyalah salad dan edamame. Jadi kita bener2 fokus makan beef wagyu nya saja. Ramen dan udon disediakan, tapi harus order dengan waitressnya.
Potongan beef wagyunya cukup besar dan agak sedikit tebal dibanding sh*b*ri. Rasanya enak, tender dan juicy banget, lemaknya hampir ga ada. For me, this is one of the best beef wagyu I ever ate! Di samping itu, gw juga test US Beef nya, rasanya kalah sih, dan terlalu banyak lemaknya, mending nambah sedikit buat dapat kualitas daging yg lebih premium.
Untuk soupnya, sukiyaki soupnya enak! Walaupun katanya non-MSG, rasa manis dan gurihnya itu cukup menggugah selera. Tambahkan telur dalam soupnya dan rasanya menjadi perfect!
Kuah originalnya agak hambar, hampir tidak ada rasanya sama sekali, sebagai generasi micin, gw sih kurang suka ya.
Antara ramen dan udon, gw suka ramennya. Tektur mie nya tipis2 dan kenyal, pas jg dinikmati dengan kuah sukiyakinya.
Oh ya, mereka juga menawarkan chicken ball gitu, sejenis bakso ayam tapi daging ayamnya dicincang. Masaknya cukup lama, sekitar 10 menit di soup mendidih. Rasanya lumayan enak, baksonya empuk banget, boleh dicobain juga tuh.
Untuk dessertnya mereka ada mochi pandan dan red bean, buat gw sih biasa aja mochinya dan ukurannya cukup mini ya. Mochi ini cuma bisa diorder satu kali saja, syukurlah karena rasanya biasa aja, karena kalo enak pun ga boleh nambah lagi =.=#
Eskrimny ada 3 varian, lemon, red bean dan vanilla. Dari ketiganya paling gw suka ada red beannya, karena itu eskrim yg paling lembut dan ga terlihat seperti eskrim rumahan. Yang sangat disayangkan disini, kenapa dia ga men-serve ice cream matcha? For me, restoran jepang yg tidak men-serve matcha itu terasa kurang lengkap aja sih.
Place and ambience:
Tempatnya cukup spacious, internal decoration nya uda jepang abis, dominan warna coklat dengan menggunakan tekstur kayu. Suasananya sejuk, penerangan sangat cukup dan bersih.
Musik yg diputar bukan musik jepang melainkan musik western. Tempat parkir agak challenging ya karena sangat terbatas, ada vallet service yang bayarannya berdasarkan kebijakan kita masing2 (lho?). Sangat disayangkan papan nama nya tertutup oleh pohon besar sehingga tidak terlalu terlihat dari jalan raya.
Service:
Service was good, waitress cukup mengerti atas semua menu yg disediakan oleh managemen restoran. Serving time untuk dagingnya cukup cepat, sekitar 5 menitan. Serving time mochi dan icecream bs sampai 15 menit, itupun sampai diingatkan dua kali, entah kenapa bs selama itu..
Price:
Lebih mahal dibanding restoran shabu favourite gw, untuk segi kualitas daging sih oke ya, cm kalo side dishnya sedikit itu, menurut gw pricey ya.
Plan for next visit?
Yes