Lima hari yang lalu, aku memesan seporsi Nasi Campur di resto ini via ojol untuk pertama kalinya dan merasa sangat puas. Saking puasnya, aku sampai merekomendasikan nasi campur ini ke mamaku.
Malam ini, aku akhirnya pesan lagi via ojol. Pas banget lagi ada diskon. Tanpa berpikir dua kali, aku kembali memesan nasi campur dengan ekspektasi rasa yang sama enaknya.
Isi nasi campur :
1. Babi Panggang
Ketika aku memesan untuk pertama kalinya, babimya empuk dan kulitnya renyah. Bahkan babinya nggak terlalu berlemak dan di dagingnya ada rasa yang gurih, nggak plain begitu aja.
Ketika aku mencoba lagi kali ini, rasanya berubah. Kulitnya tidak serenyah sebelumnya dan rasa dagingnya hambar meski tidak berbau. Tidak ada rasa gurih sama sekali.
Selain itu dagingnya juga agak alot dan lebih berlemak. Bahkan ada bagian yang beneran lemak semua.
Aku sangat kecewa, kok bisa rasanya berubah sejauh ini? Kalau masih berubah sedikit, aku masih maklum.
2. Charsiu
Ini juga mengecewakan. Sebelumnya charsiunya cenderung manis dan juicy serta empuk. Bisa dilihat reviewku tanggal 22.
Ketika memakan charsiu ini, charsiunya alot meski sama sekali nggak bau. Rasa manis charsiunya juga kurang terasa. Hanya ada rasa sedikiy manis khas daging.
3. Lapchiong
Sebelumnya lapchiongnya gurih dan wangi. Kali ini lapchiongnya masih cukup gurih, namun aroma bau babinya sedikit tercium.
4. Ayam Panggang
Sebelumnya, daging ayamny terasa agak gurih dan empuk. Kali ini, dagingnya memang empuk dan juicy, namun rasanya sungguhan hambar.
5. Telur Kecap
Dari semua topping, cuma telur kecap ini yang rasanya masih sama enak. Kecapnya meresap sehingga telurnya terasa manis.
6. Kuah Kental
Sebelumnya, kuah kentalnya cenderung manis gurih, mengingatkan akan rasa sup hisit, tentunya tanpa hisit.
Teksturnya juga tidak terlalu kental maupun cair. Kali ini, rasanya cenderung manis tanpa ada rasa gurih, layaknya kuah kental biasa.
7. Nasi Putih
Ini memengaruhi cita rasa jadi kutuliskan juga. Sebelumnya nasihnya maaih pulen meski nggak kelembekan. Aku bahkan bisa menikmati nasi langsung bersama dagingnya tanpa kuah. Ternyata kali ini nasinya agak keras. Jadi harus pakai kuah.
Sebenarnya ada sambal cabai hijau juga, namun nggak kucoba.
Aku beneran heran, kok rasanya bisa berubah sejauh ini? Kalau aku nggak lihat kotaknya yang memang sama, aku bakal mengira kalau aku mungkin salah pesan dan beli di kedai nasi campur berbeda.
Namun ya aku tidak salah pesan. Keberadaan bawang putih goreng yang menjadi ciri khas nasi campur ini sudah cukup jelas untuk membedakan.
Apakah kualitasnya tidak diperhatikan? Aku merasa sangat kecewa karena aku rela membayar harga yang lebih mahal dari nasi campur Kalimantan lain yang pernah kucoba (di ojol 80 ribu, belum ongkir) karena rasanya memang lebih enak. Kalau rasanya seperti ini, aku bisa menemukan di tempat lain yang lebih murah.
Menurutku, sebaiknya cita rasa dipertahankan dan usahakan agar konsisten. Dengan begitu, customer akan repurchase lagi.
Aku sendiri repurchase karena puas banget. Namun sejujurnya setelah ini aku jadi agak mikir-mikir karena aku beneran serasa gambling, Kalau lagi enak aku hoki, kalau lagi kayak gini aku sue karena udah bayar mahal.