Selasa malam lalu gue janjian makan di sini sama Andara dari pergikuliner.com. Dengan rating yang cukup tinggi, harga mihil (belum termasuk tax), dan review orang-orang yang bilang rasanya "hacep", tentu gue berekspektasi cukup tinggi.
Kami pesan menya gyutan don yang terkenal itu & ocha (refillable). Sistemnya kita datang, pesan di kasir, dan tunggu pesanan diantar. Waktu tunggu sekitar 10 menitan. Ada 2 area di sini: dalam & luar. Lebih enak duduk di luar menurut gue, lebih lega.
Makanan datang dengan porsi yang bisa dibilang besar, dagingnya pun banyak. Rasionya pas dengan nasinya. Dagingnya lembut, potongannya tipis-tipis menggemaskan, dan teksturnya agak chewy. Sebagai orang yang "berlidah nasi padang", yang doyan makanan dengan rasa kuat, menurut gue bumbunya light banget. Irisan cabe merahnya ternyata gak cukup membantu. Walhasil gue dengan geregetannya nambahin bubuk cabe & chilli oil biar membantu dagingnya lebih berasa greng gitu. Untuk rasa daging, gue masih memaklumi, karena gue pikir mungkin emang standarnya begitu, yang katanya menyerupai Menya-nya Melbourne. Mungkin memang orang sana gak suka makanan dengan rempah terlalu kuat.
Tapiii, yang paling bikin gue kecewa adalah nasinya. Sebagai pencinta makanan Jepang, gue berharap nasinya pulen, at least kayak H*kben gitu. Kenyataannya nasinya pera', lebih cocok buat nasgor sih menurut gue. Terkadang yang diharapkan itu malah menyakitkan, yhaa~
Untuk pelayanan? Mbak kasirnya jutek. Jadi malas mau nanya-nanya. Tapi syukurlah mbak waitress yang melayani kami ramah dan sabar sekali melayani kami, apalagi pas diminta tolong fotoin.
Anw, terima kasih jamuannya, Andara & Pergi Kuliner 😆