PorterHouse

Saya tertarik mengunjungi restaurant ini karena logonya terlihat keren. Namun ternyata makanannya standard saja. Saya memesan Port er House Pizza yang memiliki berbagai macam topping, bentuknya unik, pizzanya panjang dan cocok untuk sharing, namun untuk rasa tidak ada yang spesial dari pizza ini. Menu kedua yang saya coba adalah Lasagna Ala Bolognese, porsinya cukup banyak sampai sampai saya tidak bisa menghabiskannya sendiri (mungkin efek kenyang makan pizza sebelumnya), lasagnanya lumayan enak namun tidak terlalu spesial rasanya. Pada waktu saya kesana tempat ini agak sepi pengunjung, jadi suasananya agak boring ruangannya luas, dengan pencahayaan yang remang-remang (saya di lantai atas), Interiornya cukup oke dan tertata bersih. Pelayanannya lumayan ramah.

Restoran yang berada di kawasan PIK ini, memang merupakan tempat yang cozy buat hangout dan kumpul kumpul bareng temen. Kali ini saya memesan spaghetti pork crackling , dari namanya aja ini udah ketauan yah kalo bukan makanan yang halal. Rasa dari pasta ini enak banget, dan emang recommended katanya yang satu ini. Dalamnya ada spaghetti seperti biasa, rasanya chewy dan agak oily, kemudian ada beberapa potongan pork yang dipotong kotak kotak persegi kecil, dan ternyata rasanya itu asin dan garing garing gitu. Oh ya ngak lupa di dalam pasta ini ada cream sauce yang creamy, pas banget ama pastanya. Walaupun creamnya creamy tapi ngak buat enek, mungkin karena ada perpaduan dari daging porknya. Jadi bagi kalian pecinta pasta dan pork, you should try this !

Porter house.. wah kalo denger nama porter house pasti semua teman saya bilang “itu kan restoran paling mahal di PIK” ya begitulah dulu, tapi sekarang kalo ngomongin soal mahal pasti kalah deh sama resto korea di PIK. Nah, porter house ini tempatnya asik dan cozy banget loh, meskipun memang harga untuk main course nya rata” diatas 100k. tapi porter house ini masih banyak dikunjungi anak nongkrong Jakarta loh :D

Sejujurnya ini pertama kalinya saya pergi ke porter house dan pertama kalinya juga cobain Escargot. Karena pertama kali kelihatannya ini aneh tapi ternyata begitu dimakan enak juga, rasanya unik, tidak bau, ada garlic, butter dan olive oil diatasnya. Sedikit terlalu oily sih untukku tapi cheesy.

Porsinya juga besar dan agak enek kalau habisiin seorang diri heheh.
Selain itu saya juga ada pesen porter house pizza, lucu karena pizzanya ditaruh di papan kayu yang panjang. Pizzanya tipis garing dan gurih. Isinya ada cincangan daging sapi,ayam, pepperoni , ada jamur juga dan tentunya cheese.

Berhubung saya datangnya malam jadi tempatnya gelap,sorry for the blury image :(. Tempatnya juga cozy karena tidak terlalu ramai,pelayanannya juga cepat.

Waktu itu saya sedang ingin coba makan di PIK yang memang lagi hitz banget di Jakarta. Setelah cari - cari informasi, saya memutuskan untuk ke Porter House. Tempatnya cukup besar, tempat duduknya berbeda - beda di beberapa sisi, ada yang seperti bangku taman di area semi outdoor, ada juga bangku panjang dan dikasih bantal. Suasananya juga enak, saya betah di sana sampai berjam - jam. Saya memesan escargot bourguignon (IDR 55k) dan braised pork knuckle (IDR 85k). Sebenarnya escargotnya lumayan enak, tapi sangat asin, jadi semakin banyak makan, semakin haus. Pork knuckle nya juga lumayan enak, tapi tidak terlalu istimewa. Jadi secara keseluruhan, Porter House lebih unggul di suasananya yang romantis dan cozy.