Tadasih

Siapa yang tidak tahu dengan 'mitos' dalam perkopian tentang Tadasih?
Tidak perlu tahu banyak, sih. Setidaknya pernah terlintas sekejap di telinga kata Tadasih, ya?!
Hari itu, kami mencoba untuk menelusuri 'mitos' yang santer terdengar mengenai salah satu kedai ternama di kawasan Jakarta.
Berbekal aplikasi penunjuk arah di ponsel, kami nekat saja pergi ke sana dengan mengendarai motor.
Bagaimana tidak, aku yang kemana-mana selalu mengandalkan transportasi umum atau online, atau bertanya kepada seorang teman yg memang 'hatam' akan transportasi umum di Jakarta. Lalu, partnerku, datang jauh dari Bandung. Yang mana dia tidak mengetahui transportasi di Jakarta.

Sengaja berangkat lebih awal agar menghindari waiting list.
Alhamdulillah sekali, kami datang pukul 11 pagi, meski kedai buka jam 12:30
Masih banyak waktu. Lebih baik kami menunggu di area terdekat, daripada sampai lebih dari jam buka yg mereka tetapkan.
Kami akhirnya berkeliling di area Pasar Baru.
Lalu, jam 12:15 kami kembali ke depan kedai mereka.
Tepat pukul 12:30 rolling door dibuka oleh seorang yg sudah tidak asing lagi.
Yaa mas Ferza.
Dengan ramah, mas Ferza mengajak kami berbincang. Menanyakan kami asalnya dari mana, sudah berkeliling ke mana saja.
Obrolan ringan, sampai pada penawaran beans yg tersedia.
Hari itu ada beans 1980 dan tentu saja si primadona Mekarwangi.
Kami memilih keduanya.

Saat proses penyeduhan, aku sedikit kaget. Kok begitu ya?
Teknik apakah itu tadi?
Namun, kami tak peduli.
Seruputan pertama untuk Mekarwangi di gelas pertama terasa manis. Yaaa, manis. Kaget sekali. Sungguh!
Lalu, saat mencoba gelas yg berbeda, acidity-nya lebih terasa meski tipis.
Lalu aku mencoba 1980, beans dari Pasuruan.
Hah? Memang ada yaa kebun kopi di sana?
Aku gatau sama sekali akan hal itu. Apalah gue ini.
Pengetahuan gue akan kopi masih cetek pake bangetzzzz!
Lalu saat menyeruput..... Gue langsung tertegun!
Ini.... Teh?! Teh atau kopi, sih?!
Mas Ferza langsung tertawa dengan tawa khasnya.

Aah rasanya 2 gelas pun masih kurang
Namun, kami harus segera mengejar waktu untuk kembali ke kawasan selatan Jakarta.
Sungguh banyak pengalaman dan pengetahuan baru yg kami dapatkan di Tadasih.
Terima kasih, telah hadir dan memberi pengalaman berharga bagi kami.
Semoga bisa segera kembali.

Tadasih Coffee, Pasar Baru .

Main- main ke Pasar Baru, jangan lupa mampir ke salah satu kedai kopi yang cukup serius yaitu Tadasih. Warga twitter sempat membahas nih salah satu coffee shop dengan pelayanan yang omakase khas Jepang. Apa sih omakase? Jadi, saat kamu kesini, kamu akan diperlihatkan langsung proses penyajian kopi yang kamu pesan. Konsep baru untuk coffee shop setelah pertama dibawakan oleh Klinik Kopi sempat menjadikan kedai ini ramai antrian. Saat kemari, kamu akan mendapatkan nomor antrian untuk duduk dan dibuatkan kopi oleh baristanya. Buat kamu yang suka ngobrol ria, tempat ini bakal jadi salah satu kedai yang memberikan hospitality yang totalitas. .

Untuk menu, kamu gak usah ragu buat mampir karena affordable abis! Cukup 25k-30k kamu sudah bisa menikmati kopi yang langsung dibuatkan baristanya. Namun, menu yang disediakan paling banyak adalah manual brew. Kamu gak suka kopi pahit dan terlalu strong? Tenang aja, kopi yang disajikan bisa pas di lidah. Kedai ini menawarkan konsep baru, dan juga memperkenalkan manual brew secara langsung kepada masyarakat. Konsistensi rasa, hospitality barista sekaligus owner disini juga kesederhaan dari konsep kedai di Tadasih menjadikan kedai ini bisa diterima di masyarakat dan langsung jd buah bibir. Jujur, ngobrol sama baristanya akan dapat banyak insight ga cuma ttg kopi, tapi tentang hidup minimalism nya. Ngopi di tadasih benar- benar memberikan customer experience yang berkesan buat saya pribadi.

Jika ke Pasar Baru, maka kedai kopi Tadasih bisa menjadi alternatif menikmati kopi.
Bangunan dengan desain minimalis ini didominasi dengan warna hitam dan kaca di bagian dinding pemisahnya sehingga pengunjung bisa melihat pemandangan bar yang ada di dalam ruangan.

Coffee Shop Tadasih menghadirkan berbagai menu minuman yang berbahan dasar kopi, salah satu yang menarik perhatian saya kali ini ialah minuman yang mengkombinasikan jus lemon ke dalam sajian kopinya. Rasa khas dari lemon cukup "nendang", bercampur dengan rasa kopi yang segar.

Coffee Shop ini menawarkan hidangan dengan harga serba Rp. 30.000. Saat ini Tadasih tidak memiliki jam buka yang tetap jadi disarankan bila ingin mengunjungi Coffeee Shop satu ini harus melihat informasinya di instagram @tadasih.jkt.

Coffee Shop yang benar2 hidden gem. Alamatnya di Zomato salah bukan di Jl. Gereja Ayam tapi di dalam gedung Metro Atom Pasar Baru. Tersempil di antara toko2 kamera, toko2 kain, dan toko2 peralatan salon. 

Tadasih sih tempatnya kecil yah kayak kios gitu, bergaya Izakaya yang berunsur agak gelap, unfinished namun minimalis. 

Uniknya lagi di sini operational hoursnya beda2 tiap hari. Jadi kalau mau tau buka atau tutup dan buka dari jam berapa ke jam berapa memang harus ngecek tiap hari di Instagram mereka. 

Tadasih melayani pengunjung dengan cara yang berbeda dari yang lainnya. Pengunjung sewaktu datang dikasih nomor antrian dan dibiarkan menunggu duduk di area depan. Giliran nomor sudah tiba, akan dipanggil diajak masuk ke dalam bilik brewing. Kayak antri dokter yah haha... 

Sewaktu di dalam bilik, biasanya ownernya sendiri yang akan brewing kopi pesanan kita. Tamu seperti diberi konsultan mau kopi yang seperti apa karakteristiknya dan mau dari daerah mana. Kalau konsultasinya selesai owner akan segera menyiapkan sendiri kopi dengan manual brewing tanpa mesin. 

Sambil ngebrewing owner terus acap kali berbicara santai dengan kita, hal2 seputar kopi dan lainnya. Jadi seperti layaknya teman dekat dan tak sadar akan sudah menghabiskan waktu di dalam bilik hingga kopi siap diminum. Jika kopi sudah siap diminum, owner pun akan tetap menanyakan bagaimana kopinya dan lain-lain. Sampai memang kita mau memutuskan untuk sudahan dan menikmati kopi di bagian luar (tempat menunggu) dan membiarkan tamu yang lain masuk. 

Kopi yang kucoba sih kebetulan Kopi Palasari yang tingkat acidiknya tinggi hmmm my fav! Agak asam2 dan gak terlalu strong. Konsistensinya bagus meski bodynya agak enggak terlalu pekat. Easy breezy for me. 

Tamu yang lain sih kebetulan di samping pesan Kopi Kerinci untuk di take away. 

Wah pengalaman baru dan unik dalam menikmati kopi nih. Karena memang dekat dari rumah bisa nih sering2 ke sini. The best deh!