The Reading Room

Tempatnya nyaman banget karena ga terlalu ramai jadi cocok untuk nugas, baca buku, atau sekedar santai2.
Onion ring nya enak cuma agak terlalu berminyak

The Reading Room merupakan ruang membaca yang cukup unik dan menarik. Tempat ini tak ubahnya sebuah perpustakaan yang terdapat ribuan buku didalam rak-rak atau lemari didalamnya. Berdiri sejak 5 tahun lalu, kafe ini seperti sebuah surga bagi para pecinta buku. Berbagai jenis buku ada disini, mulai dari fiksi, ilmiah, biografi, novel hingga karya sastra yang kesemuanya berbahasa Inggris. Kita dapat bebas memilih buku apa saja yang disuka, lalu membacanya sambil menikmati beberapa pilihan menu yang ada.
Berlokasi di daerah Kemang Timur, kafe ini nampak begitu tenang dan nyaman. Namun beberapa sudut dan fasilitas ruang mulai tampak usang dan kusam. Ruang terbagi kedalam dua jenis, smoking dan no smoking. Pada lantai bawah merupakan area bebas asap rokok yang tampil agak monoton, ditambah dengan pemilihan meja yang kurang tepat menurut saya
Naik ke lantai atas yang merupakan smoking area, kita akan menemukan ruang yang lebih unik, artistik dan jauh lebih bikin betah. Beberapa sudut ruang terlihat cukup instagenic dan nyaman untuk dinikmati bersama beberapa buku. Namun saya sebagai perokok pasif, tentunya tak bisa menikmati ruangan ini, meski tampilannya begitu asyik dan menggoda.
Menu pertama yang saya coba adalah Ayam Garang Asam. Sajian ini berupa ayam yang dibungkus daun pisang, lalu digarang bersama beberapa bumbu. Kuahnya cukup asam, namun ada komponen santan yang menjadikannya terasa berat. Tekstur ayam empuk, cocok dinikmati dengan nasi hangat bertabur bawang goreng.
Selain Ayam Garang Asam, saya mencoba menu berbahan dasar ayam lainnya, yaitu Chicken Wings Barbeque. Menu pendamping ini berupa tiga potong sayap ayam yang digoreng lalu diberi saus barbeque. Tekstur ayam cukup renyah dan empuk, balutan saus yang membasahinya pun terasa pas. Lumayanlah.
Tahu Kemul, merupakan sepiring tahu goreng tepung berbumbu kuning. Potongan tahu polos bertekstur mirip tahu sumedang, digoreng dan disajikan bersama sambal petis. Rasanya biasa aja, kurang sesuai dengan apa yang saya bayangkan sebelumnya. Cappuccino disini pun hanya sekedar lumayan, paduan espresso dan susunya kurang nendang. Padahal rasa espressonya cukup kuat, namun memang steamed milk nya kurang milky...

Penasaran sama ambience dari kafe yang unik satu ini akhirnya kita kesini tapi karna uda lumayan kenyang akhirnya cmn pesen onion ringnya rasanya enak tapi menurut aku agak lumayan terlalu berminyak si. Tempatnya enak , sepi cocok bgt buat ngerjain tugas even pas aku dtg kesini lampunya nyala mati trs 😭

Hari Minggu tanggal 14 Agustus lalu gue dan teman-teman @kelasbahasaid organize acara meet & greet dan launching buku di sini. Kita bisa pakai satu ruangan di Reading Room (khususnya di lantai 2) untuk acara gathering dan sejenisnya tanpa perlu bayar sewa tempat, cukup bayar makanannya aja. Gue cukup merasa nyaman dengan suasana yang tenang, pencahayaan yang hangat, dan jejeran buku yang memanjakan mata di sini. Tempat ini asik juga untuk ngobrol private, ngerjain tugas, atau sekedar makan sambil baca-baca. Wajar sih banyak seleb yang suka nongkrong di sini. 

Untuk hidangan selama acara berlangsung, kami pesan snack seperti fried banana, toast, bread roll, dan iced tea. Rasa snacknya lumayan enak. Iced tea yang disajikan pertama manisnya pas buat gue, tapi pas gue minta tambah malah kemanisan. 

Sejam sebelum acara dimulai, sambil setting table untuk acara, gue sempat pesan hot chocolate (37k) & hot tea (15k). Harga tersebut belum termasuk tax & service charge 15%. Sistemnya di sini adalah cash & carry, bayar dulu baru pesanan diantar. Sebelumnya, gue udah sebut 2x pesanan hot chocolate gue, tapi yang diantar malah ice chocolate, tapi untungnya langsung cepat diganti. Ekspektasi gue cukup tinggi untuk hot chocolate-nya. Dengan harga segitu, minimal ada latte art lah. Tapi, ternyata gak ada sama sekali. Dan, rasanya 11-12 sama cokelat panas sachetan. Kemanisan pula. Huft bangets. 

Toilet ada 1 di bawah, tapi becek dan kurang bersih. Untuk pelayanan, staffnya sebenarnya ramah dan sopan, tapi kurang cepat tanggap dan kurang fokus saat bicara sama customer.

Ada salah satu tempat nongkrog di Kemang, yaitu The Reading Room. Kalau tidak salah letaknya berseberangan dengan kantor Gojek. Untuk tempat lumayan cukup besar dengan dua lantai. Sesuai namanya di sini banyak buku yang bisa kita baca, baik di lantai 1 maupun lantai 2.

Kami memilih di lantai 2, sayangnya banyak banget yang merokok, sepertinya memang smoking area. Namun karena di lantai 1nya penuh akhirnya kami dapat tempat di lantai 2. Kalau tidak ditemani asap rokok pasti tempatnya lebih cozy.

Karena sudah makan, kami memilih untuk memesan makanan ringan dan satu minuman saja.

Onion Ring
Rasanya cukup ok dibandingkan dengan onion ring lain yang pernah saya coba.

Makaroni Panggang
Bentuknya berbeda dibandingkan dengan makaroni yang biasa saya tahu. Di sini bentuknya bulat. Ketika dicoba ternyata rasanya enak.

Thai Green Tea
Lumayan terasa sih tapi kalau kata temen, mirip Thai green tea sachetan yang dia beli.

Tempat favorit untuk sekadar discuss atawa mengerjakan tugas. Tenang dan homey. Suasananya mendukung untuk ngelembur, asik nan hening. Nyaman banget, apalagi interiornya cenderung seperti perpustakaan modern yang bikin betah.

Menunya tidak terlalu variatif, namun boleh dicoba rasanya. Paling suka dengan Thai Green Tea, nggak ada lawan. Tea nya biasa aja, ga istimewa.

Makanan lain oke, tapi ngga ngebold sih.

Sengaja ke sini karena liat foto-foto tempatnya yang kece, berhubung saya suka perpustakaan. Tempatnya memang cozy utk nugas, orang-orang yang ke sini juga pada buka laptop. Sambil nugas juga, saya pesan nachos, spaghetti meatball, dan onion rings. Menurut saya semua makanannya biasa aja. Gak ada yang spesial dan membekas gitu. Gak worth sama harganya. Selain itu, pelayanannya juga lama. Overall, biasa banget. Makanannya tidak recommended. 

Review kali ini di Reading Room adalah live review, yep, karena di detik ini juga saya sedang di Reading Room. Reading Room ini terletak di Kemang Timur, agak susah ditemukan karena tidak ada sign di depan lokasinya. Saya suka dengan konsep Reading Room ini : perpustakaan dimana kita bisa membaca buku, kerja, ataupun ngumpul bersama teman sambil makan dan minum kopi. Reading Room ini memiliki teras di depan untuk kalian yang ingin ngobrol bersama teman sambil ngerokok, lantai satu untuk non-smoking dan lantai atas untuk smoking. Anehnya, tidak ada orang yang mau duduk di lantai satu sehingga di bawah sepi. Jarang sekali kita melihat dinding di tempat ini, karena kebanyakan tertutup oleh rak buku besar yang penuh berisikan buku-buku. Saya rasa ada ratusan buku di tempat ini yang bisa dibaca oleh para pengunjung.

Namun, saat matahari mulai turun, saya mulai bingung oleh konsep tempat mereka. Sekarang, live report, saya sedang duduk di lantai dua dengan cahaya yang remang-remang! Bagaimana pengunjung bisa membaca dengan lighting seperti ini? Saya Tanya kepada waitressnya apakah memang lightingnya selalu seperti ini dan dia menjawab iya, kalau malam memang lightingnya remang-remang untuk orang pacaran. Hmm, apakah mereka sebuah reading room atau hanya caf untuk orang-orang bermalam mingguan? Dan yang perlu diingat adalah : pengunjung tidak diperbolehkan mengambil foto menggunakan kamera, kecuali kamera handphone. Im sure they have a good reason for it :) #sarcasm

Untuk makanannya terbilang sangat kurang. Karena baru pertama kali kemari, saya Tanya menu rekomendasi mereka dan salah satunya adalah nasi goreng sehingga saya memesan Chicken Fried Rice. Chicken Fried Ricenya disajikan dengan potongan dada ayam, chicken wing dan telur mata sapi. Nasi gorengnya sendiri menurut saya kurang ada rasanya dan chicken wingnya sangat kering, sampai rasanya saya memilih untuk menggoreng sendiri chicken wing berbungkus merah yang bisa dibeli di supermarket (nggak boleh sebut merek). Untuk kopinya pun terbilang kurang, dengan latte art yang kurang bagus juga.

Come and taste for yourself!

Instagram: @stepwib

Tempat ini memang identik dengan buku, tapi ini bukan perpustakaan atau ruang baca yang membosankan, meski memang benar-benar dipenuhi buku. Mengusung konsep books, lounge, & screening room, tempat yang berlokasi di Kemang Timur ini menawarkan space berkumpul orang-orang kreatif yang siap berbagi ide di tengah-tengah rak buku yang ternyata menimbulkan suasana sangat nyaman ini. Menariknya lagi, ribuan buku di sini bisa dibeli pengunjung, dengan harga sesuai ukuran, dengan kisaran harga hanya Rp50.000 sampai Rp150.000! Selain itu, tempat ini juga menyewakan meeting room untuk presentasi atau screening film. Cicipi hidangan andalan mereka seperti lezatnya Fish Garbadine yang lezat dan mengenyangkan dan minuman segar Super Zuper.