Sebenarnya gue udah lama banget bookmark Waroeng Solo ini, tapi gak pernah sempat ke sana. Minggu lalu ceritanya gue lagi kangen banget sama masakan khas Solo buatan Alm. Bokap, lalu Sabtu malam gue ngajak si pacar makan di sini.Â
PLACE & AMBIENCEÂ
Resto ini ada di dalam 1 komplek dengan Balai Sarwono dan Joglo Beer, posisinya searah dengan TPU Jeruk Purut. Suasana, pencahayaan yang temaram, dan furnitur klasiknya benar-benar mengingatkan gue akan suasana Solo di malam hari. Suasananya tenang dan adem walaupun gak ber-AC, karena tempatnya terbuka dan banyak pohon di sekelilingnya. Selain itu, di sini ada hiburan gending Jawa yang dimainkan secara live oleh seorang bapak-bapak. Kami jadi makin betah duduk berlama-lama di sini. Resto ini cocok juga untuk makan malam romantis. Si pacar sempat solat di musholanya, menurut dia musholanya luas dan sangat memadai.Â
FOOD & BEVsÂ
Gue sungguh lapar mata melihat pilihan masakan Jawa, khususnya Solo, di buku menunya. Akhirnya kami pesan menu sbb:Â
1. Tahu Kipas (25k)
Ada 3 tahu yang cukup besar diisi dengan udang, jamur, dan wortel. Rasanya uenak tenan, tahunya lembut semacam tahu susu. Sausnya juga enak, rasa asam-pedas-manisnya pas banget untuk menemani si tahu.Â
2. Selad Solo (35k)
Disajikan di piring kaleng khas Jawa. Porsinya termasuk kecil. Pada dasarnya ini adalah saladnya orang Solo. Isinya adalah kentang goreng (potato wedges), wortel, buncis, selada, setengah bagian telur pindang, daging sapi, saus mayones, keripik kentang, dan kuah manis. Perpaduan rasanya unik dan manisnya pas buat gue. Sayangnya dagingnya agak susah dipotong dan kentangnya udah dingin. Tapi, secara keseluruhan rasanya enak dan serupa dengan selat solo buatan Bokap :')Â
3. Nasi Liwet Paha Ayam (38k)
Ini pesanan si pacar. Disajikan di atas piring rotan dan daun pisang. Isinya adalah nasi liwet, tahu rebus, paha ayam, areh (santan yang sudah dikentalkan/ dipadatkan), sayur labusiam, dan sambal terasi. Rasanya enak, sayang aja porsinya kecil.Â
4. Singkong Goreng (5k)
Si pacar ngebet banget pesan ini. Isinya ada 2. Singkongnya gak terlalu berminyak, tapi sayang rasanya biasa aja, dan kurang mekar.Â
5. Serabi Solo (20k)
Isinya ada 3, disajikan di wadah kayu yang unik. Kami pilih campur 3 rasa: original, cokelat, dan keju. Ketiganya terasa enak, teksturnya lembut, dan gurih-manisnya pas.Â
6. Es Teh Sereh (16k)
Ini pesanan gue. Rasa sereh (lemongrass) di teh ini benar-benar terasa, jadi bikin hangat di kerongkongan, dan manisnya pas.Â
7. Es Lemon Tea (15k)
Ini pesanan si pacar. Sepertinya yang dipakai jeruk nipis, karena rasanya sedikit lebih asam dari lemon tea biasa.Â
8. Wedang Uwuh (15k)Â Nah, ini adalah minuman khas Solo yang gak akan gue lewatkan. Wedang Uwuh itu sebenarnya berarti "minuman sampah" dalam bahasa Jawa, karena ada berbagai macam rempah (lebih tepatnya lagi bumbu dapur) di dalam minuman ini. Rempah-rempah itu yang bikin rasanya jadi hangat dan cenderung "pedas", jadi baik untuk kesehatan. Warna merahnya berasal dari kayu secang. Wedang uwuh ini disajikan dengan gula batu dan singkong goreng. Rempahnya gak lengkap & rasanya juga gak semantap wedang uwuh yang ada di Solo sih, tapi lumayan lah untuk mengobati kerinduan~Â
Waktu tunggu sampai makanan disajikan gak terlalu lama, sekitar 10-15 menitan. Kabar baiknya adalah harga yang tertera di daftar menu sudah termasuk tax & service charge. Yess!
SERVICE
Semua staffnya berpakaian ala Jawa dan dengan ramahnya melayani & menyapa pengunjung dengan kata sapaan dalam Bahasa Jawa Kromo seperti "Monggo, pinarak, nggih, matur nuwun". Semua unsur itu jadi membuat gue semakin merasa seperti "pulang kampung".Â
Satu hal yang kurang ens di sini adalah tarif parkirnya dihitung per jam, jadi makin lama di sini ya makin boros, hahaha. But overall, Waroeng Solo ini recommended!