Wong Fu Kie merupakan restoran Hakka yang telah beroperasi sejak tahun 1925 yang terletak di daerah Kota. Rupanya restoran ini membuka cabang di kawasan PIK dengan interior bergaya tradisional China dengan sedikit sentuha modern.
Sebenarnya saya tertarik dengan restoran ini sejak menonton film Aruna dan Lidahnya serta menemukan restoran ini featured di Aruna's Guide beberapa tahun lalu. Namun karena akses di lokasi lamanya agak sulit, saya baru mencoba sekarang di cabang ini.
Saya datang hari sabtu siang sekitar jam 12 bertiga dan masih mendapat tempat duduk tanpa waiting list di lantai 2. Namun sejam kemudian malah sudah waiting list.
Untuk pelayanan di restoran ini cukup ramah dan sangat responsif. Terkadang waitress bahkan menghampiri meja kami untuk menawari refill teh tawar maupun es teh tawar.
Mengenai menu di restoran ini, ada opsi main course yang bisa sharing, ada pula nasi dengan satu macam menu sehingga pengunjung bisa menikmatinya sendirian. Tidak banyak chinese restaurant yang considerate begini buat tamu yang datang sendiri. Buat saya yang terkadang suka makan di restoran sendirian, saya agak kesulitan kalau kepengen makan di chinese restaurant karena tidak mungkin saya menghabiskan porsi small yang bisa buat 2-3 orang.
Untuk menunya saya mencoba :
1. Lindung Cah Fumak (IDR 120k, Small)
Menu ini merupakan salah satu menu terfavorit di Wong Fu Kie. Salah satu teman pernah mencoba menu ini dan merekomendasikan, maka saya memutuskan untuk mencoba.
Porsi small bisa untuk 2-4 orang. Saya makan bertiga dan cukup mengenyangkan. Dengan harga 120 ribu, saya merasa harganya sangat worth it dibanding rasa dan porsinya.
Tentu, ini bukan kali pertama saya memakan lindung cah fumak. Namun baru kali ini saya menemukan yang enak begini. Lindung alias belutnya begitu mendominasi, bahkan dibandingkan dengan sayurnya. Ketimbang sedang makan sayur, saya merasa seperti sedang mencicipi main course berupa daging.
Daginf belutnya sama sekali tidak berbau amis dan tidak berduri, dibalur dengan tepung yang renyah serta sama sekali tidak berminyak. Kalau dimakan begitu saja, rasanya cenderung asin, namun kalau dimakan dengan nasi rasa gurihnya pas.
Fumaknya pun pas kematangannya dengan saus yang gurih serta sedikit manis yang meresap. Rasa angkaknya sangat terasa. Kebetulan saya juga suka angkak, bahkan bisa menikmati sup angkak tanpa isian apapun. Saya benar-benar menikmati menu yang satu ini. Sungguh memuaskan, tidak heran ini menjadi salah satu menu terfavorit di Wong Fu Kie.
2. Mun Kiaw Mien (IDR 115k, Small)
Menu ini juga salah satu menu terfavorit di Wong Fu Kie. Kali ini saya beruntung karena masih kebagian.
Seporsi berisi 2 buah pangsit goreng. Berhubung saya bertiga, jadi ditambahkan satu pangsit goreng lagi.
Sekilas, mie ini terlihat seperti mie biasa dengan isian aneka seafood dan babi cincang serta pangsit goreng. Namun rasanya cukup enak.
Ukuran mienya pas dan tidak terlalu lembek atau keras dengan seafood yang segar dan daging babi yang sama sekali tidak berbau. Pangsit gorengnya pun cukup renyah dan sepertinya berisi daging babi, namun dagingnya gurih dengan aroma yang wangi.
Rasa sausnya tidak gurih berlebih dan wangi. Rasanya agak mengingatkan saya dengan capcay, bedanya ada tambahan mie dan pangsit goreng. Ini hal yang subjektif, namun kalau buat saya, harganya sedikit tinggi dibanding kuantitas daging meski rasanya memang enak. Di kunjungan berikutnya, sepertinya saya ingin mencoba menu lain.
3. Lumpia Udang (IDR 60k, Small)
Lumpia udang disajikan dengan saus berwarna kecoklatan yang rasanya gurih, manis serta ada sedikit rasa asam. Perpaduannya aps sehingga sausnya terasa nagih.
Saya pesan yang porsi small dan berisi 6 potong lumpia udang. Buat saya harganya masih oke. Isinya dominan daging udang demgan ukuran lumpia yang cukup besar. Rasanya renyah dan gurih, selain itu udangnya juga fresh dan manis khas daging udang.
Sebenarnya lumpia udangnya sudah enak meski dimakan begitu saja. Namun kalau dicocol saus jadi semakin lezat.
4. Nasi Oseng (IDR 12k)
Ini menu yang belum pernah saya temukan di chinese restaurant lain dan saya tertarik buat mencoba. Saya mengira satu porsi disajikan dengan porsi yang hanya cukup untuk satu orang atau maksimal berdua.
Rupanya porsinya cukup besar dan saya bahkan bisa share bertiga. Nasinya disajikan hangat dan pulen, sama sekali nggak keras ataupun kering.
Rasanya beneran terasa gurihnya, nggak sekedar dikasih margarin lalu dioseng . Aromanya pun begitu wangi dan rasanya memuaskan. Dimakan dengan main coursenya pun cocok.
Saya suka banget sama nasi yang satu ini. Kalau mau lebih hemat, saya menyarankan pesan satu porsi dan share. Jadinya lebih murah ketimbang beli semangkuk nasi putih biasa.