Rosso' Micro Roastery

Emang bukan yaa. Toko sangrai kopi sih kata info di bionya. Mak sebenernya uda penasaran nyobain dari jaman dulu ngetren coffee shop. Akhirnya kesampean jugak. Jadi cara pesennya lucu. Mereka bisa buat berbagai bentuk minuman kopi (tapi bukan yg kekinian ala ala ya). Kita bebas mau pakai beans yg mana. Ada single blend, house blend, yg sungguh mati Mak ga ngerti jadi Mak serahin proses order ke suami Mak.
.
Kita pesen Ice Black Coffee untuk menangkis teriknya pasar di hari itu. Ga pake gula tentunya biar bisa ngerasain rasa asli kopinya. Kalo ga salah inget kita pesen yg Mandailing. Sesuai kata stafnya, karena Arabica, rasa kopinya lebih ke asem. Bahkan ga begitu pait menurut Mak. Enteng aja gitu pas diminum.
.
Mak bukan pakar kopi yak. Tapi Mak appreciate tempat kyk gini yg bisa menawarkan banyak pengalaman untuk nikmatin kopi dalam settingan lokasi yg sangat sederhana, yakni di pasar. Ga harus di tempat yg berinterior cantik atau berAC. Nuansanya kalo mau nyobain kopi merekapun ga perlu jd coffee snub dulu. Dateng aja apa adanya buat #ngopidipasar. Bertahan terus ya Rosso di pasar ❤️
.
IG:@maknyez

Setiap mampir ke Pasmod BSD bareng suami dan anak pasti selalu sempetin buat minum kopi di Rosso ini. Ud coba berbagai macem jenis minuman kopinya dan semuanya enak!

Kali ini cobain Es Kopi Susu dan Ice Latte. Pilih biji kopi yang Rajawali, dengan komposisi Arabica 75% dan Robusta 25%. Racikan kopinya selalu pas dan di meja juga disediakan simple syrup kalo mau tambah rasa biar manis sedikit.

Enaknya lagi di sini bole bawa makanan dari luar, jadi emang kita selalu jajan dulu sebelum ngopi di sini. Ud sering beli macem2 mulai dari nasi ayam, mie ayam, bakpao, roti nogat, sampai siomay. Pelayanannya juga ramah banget. Betah deh.

Tempatnya yg strategis membuat saya rutin mampir ditengah2 saya beraktifitas. Suasana di Rosso homy. Baik sesama pengunjung, owner maupun baristanya sangat bersahabat. Kopinya mantaappp dengan harga yang amat terjangkau. 

kunjungan ke sekian kalinya dan kali ini banyak menu yg dicoba:
* Green Tea Latte: unexpected banget, ternyata enak! berarti rosso bukan spesialis coffee aja krn menu non-coffee nya pun enak, bitter matchanya msh terasa cukup jelas dan manis susunya pun pas.
* Iced Mocha: mungkin karena espresso yg digunakan menggunakan beans yg berbeda dgn sebelumnya (Java Ijen), kali ini Mochanya lbh enak menurut saya krn bitter kopinya dan manis coklatnya terkombinasi dgn baik, well-balanced.
* V60 - Arabica Red Gayo Natural: order ini lagi krn naksir abis dgn aroma pisang dan sweet fruity nangka yg pernah saya rasakan pd kunjungan sebelumnya. sayang saja, kali ini rasanya tidak se-memuaskan spt sebelumnya, sweet nangkanya tidak se-strong sebelumnya dan aroma pisangnya pun tdk dominan dr awal. tetap enak tp kurang puas.
* Cappuccino: kali ini menggunakan beans Java Ijen dan enak, terasa bold dimulut dgn sweet aftertaste, yum! 

setelah berapa kali kunjungan, kali ini akhirnya order Cappuccino lagi dgn beans Mandheling. sweet dr Mandhelingnya terasa, bold dimulut dan chocolatey after taste, enak dan ga salah lah ya kalo ini menjadi salah satu coffee shop terbaik di BSD 

Going to a cafe or coffee shop is one thing. Going to Rosso, is another.

Personally, I don't hang out at Rosso too often, most of the time, I just ask my trusted Ojek Soni to pick up my Hot Piccolo or Iced Latte. But when I come there, and drink in my usual (and dine in), I'm always greeted by the super friendly and always cheerful Jojo the barista, and the calm yet funny PatPat the barista. When I'm lucky, I get to have an insightful chat with one of the owners, none other than Mas Andre. 
Now I could've gone to other coffee shop (that has free wifi and a TV and a much renewed playlist from this century), but I just don't. Because to me, Rosso is just not a coffee shop. I don't go there just for the coffee. I go there to meet the baristas, to meet other customers (who have gone from frequent customers to close friends). I go there because it is just like... HOME.

Congratulations, Rosso. And thanks for the great atmosphere:)

kunjungan ketiga kali ini tetap memesan menu yg sama seperti sebelumnya yaitu Manual Brew dgn metode V60 tapi kali ini saya mencoba coffee beans lain yaitu asal Ciwidey, Honey Process. menurut keterangan, seharusnya fruity notes yg muncul adalah light lemon dan spice. hasilnya yg terasa pd lidah saya pun demikian, aroma yg cukup strong terasa spice nya dgn sesekali citrus lemon yg light. enak tapi saya lebih suka beans Red Gayo yg sebelumnya saya coba yg ternyata memang bestnya Rosso. 

selain itu, saya juga mencoba menu Mocha sbg selingan manis tp siapa sangka ternyata rasanya lebih mirip dgn susu coklat Milo dgn sedikit rasa kopi, sekali coba cukup deh.