Review Pelanggan untuk Bakmi Gang Kelinci

Bakmi Gang Kelinci merupakan salah satu bakmi old style di Jakarta yang telah beroperasi sejak tahun 1957. Bakmi yang satu ini juga halal, jadi aman buat yang muslim.

Jujur saja, ekspektasi saya cukup tinggi karena bakmi ini sudah terkenal. Saya sendiri sudah berkali-kali makan bakmi old style, mulai dari Bakmi Ab*n dan S*isen yang non halal, sampai Bakmi G*nd*ngdia dan Bakmi G* yang halal.

Saya pesan :

1. Bakmi Pangsit Goreng (IDR 43k)

Ukuran bakminya agak besar, berbeda dengan kebanyakan bakmi old style yang pernah saya coba dengan bentuk dan ukuran mienya yang identik.

Meski saya pesan via delivery, bakminya sama sekali tidak kering. Saya sendiri kurang suka bakmi yang kering, namun bahkan buat saya pun bakminya terlalu oily.

Ketika saya menggigit, yang lebih terasa adalah rasa minyak. Bakminya juga kurang gurih menurut saya. Untung masih ada flavour dari jamurnya yang manis dan ayamnya yang empuk dan gurih meski dimakan begitu saja.

Untuk rasa kaldunya juga saya kurang cocok. Dari rasanya, saya ngeh kalau sepertinya kaldunya pakai kaldu bubuk dan naruhnya agak kebanyakan. Kok saya ngeh? Karena saya pernah mencoba masak dan naruh kebanyakan kaldu bubuk lalu jadi paham rasanya.

Untuk pangsit gorengnya menggunakan saus merah pedas dengan potongan cabai rawit. Untuk pangsit gorengnya, warna aslinya masih agak kuning pucat. Yang ada di foto ini hasil edit, saya naikkan warmth nya.

Sepertinya kalau digoreng sedikit lebih lama akan lebih oke. Soalnya terasa, kulitnya kayak belum matang sempurna. Untung saja dagingnya enak. Rasanya gurih dan bawang putihnya cukup strong.

Namun overall, saya merasa bakmi ini perlu improvement dari segi taste agar dapat bersaing. Sayang sekali, padahal bakmi old style halal seharusnya bisa menarik kalangan yang memang tidak makan pork. Bakmi ini juga dulunya enak (kata ortu saya). Namun saat ini, saya sudah tidak bisa merasakan kelezatan bakmi yang dulunya enak itu.