Review Pelanggan untuk Monsieur Spoon
IMO ... Not Worth The Hype
oleh Fannie Huang||IG:@fiehuang, 18 September 2021 (sekitar 3 tahun yang lalu)
Monsieur Spoon merupakan salah satu wishlistku. Selain di Jakarta, ada juga cabang di Bali & kayaknya mau buka cabang di Tebet.
Sebelumnya pernah ke sini pas sabtu malam & antri super panjang meskipun take away. Akhirnya aku mampir ke sini sekitar jam 12 dan waiting list buat dine in, namun klaai take away cuma nunggu sekitar 5-10 menit.
Karena tempat ini hype banget, aku pun antusias buat mencoba. Aku bahkan beli beberapa jenis makanan.
Yakni :
1. Butter Croissant (IDR 18k)
Tempat ini terkenal karena croissantnya, jadi aku memutuskan membeli butter croissantnya. Sesudah take away, aku lalu beli kopi di salah satu kedai kopi yang masih di kawasan Urban Farm sekalian cicip butter croissantnya.
Croissantnya nggak terlalu renyah, namun masih terasa crunchy dan dalamnya empuk. Aromanya nggak terlalu wangi, namun aku masih berharap, siapa tau rasanya bakal enak pas dimakan.
Pada gigitan pertama, aku langsung kecewa. Aku mengharapkan ada rasa butter yang gurih, namun rasanya plain. Nggak ada rasa butter sama sekali, aromanya juga nggak.
Aku kecewa banget. Dan setelah kumakan sisanya beberapa jam kemudian, rasanya ya makin parah.
2. Foccacia (IDR 12k)
Kalau mau makan foccacia ini, better langsung dimakan. Ketika aku makan langsung, rasa foccacianya masih terasa gurih dan dalamnya empuk. Ini enak menurutku.
Namun ketika kumakan sisanya pas sampai di rumah, foccacianya jadi keras dan flavour gurihnya jadi kurang terasa.
3. Chocolate Cake (IDR 45k)
Kue coklat di sini sepertinya gluten free. Aku pernah mencoba kue coklat sejenis sebelumnya. Namun aku nggak terlalu tahan manis (kalau preferensi coklat kalian di kisaran 70%+ - 85%, mungkin kadar sweetness kalian sama denganku).
Pada gigitan pertama aku langsung merasa kecewa karena saus coklatnya super manis. Untuk tekstur kuenya, seengkanya nggak kering saat digigit. Seandainya rasa manisnya dikurangi, mungkin akan lebih oke.
4. Chocolate Eclair (IDR 35k)
Filling chocolatenya ternyata udah asam begitu aku sampai di rumah, mungkin karena kutaruh di mobil selama 2 jam karena aku pindah ke restoran lain. Jadi aku menyingkirkan fillingnya dan cuma makan bagian atasnya sesudah gigitan pertama.
Rasa kulit eclairnya lumayan gurih, seengaknya sedikit menetralisir manis. Namun coklat pada bagian atasnya super manis. Ketika digigit terasa tekstur bubuk (apakah ada additional powdered sugar?) dan rasanya lebih kayak manis gula.
Rasanya benar-benar over sweet dan meninggalkan after taste yang menganggu bagiku.
5. Madeleine (IDR 8k)
Adonannya cukup wangi dan terdapat rasa lemon. Rasa madeleinenya manis namun manisnya masih oke.
6. Pepito (IDR 25k)
Isinya berupa vanila dan chocochip. Rasanya cukup oke menurutku. Seengaknya vanillanya cukup terasa.
7. Chocolate Palmier (IDR 15k)
Ini juga termasuk salah satu menu yang cukup enak. Adonannya wangi dan renyah. Coklatnya pun terasa namun manisnya masih pas.
Jujur, no offense. Aku nggak ngerti apakah aku bad luck atau seleraku yang beda sama kebanyakan orang. Banyak orang yang recommend tempat ini, termasuk temenku & foodies kenalanku yang udah nyoba pastry di banyak tempat. Mereka bahkan recommend croissantnya.
Aku nggak paham apa karena rame lalu kualitasnya turun? Kalau ternyata memang begini, mohon kualitas diperhatikan.
Foto lainnya:
Harga per orang: Rp. 50.000 - Rp. 100.000
Informasi
(Kafe)
Reviewer: