RI 347 | Rihana & Ismail

As the name implied, atmosfer di sini memang wah banget. Semula datang, kita sudah disambut usher dan diarahkan ke area makan pilihan kita: grand dining table for family, small table for intimate dining couple, atau area lantai 2 untuk grup yang lebih besar.
You might want to dress with your best outfit here. Setiap pojokannya didesain seolah mengajak kita untuk berfoto – with style. Best opt: di lorong lantai 2, dan di area tangga. Do your best here!

Untuk sajian masakannya, again, as the name implied, masakan eastern alias Indonesia – chineese. Saya coba Smoked Peking Duck. Unlike any other bebek, dagingnya lembut bangeet, dan gak kerasa amisnya sama sekali. Love this! Saya coba juga Gurame Ubud dengan sambel matah, taste nya sangat fresh dan sedap pastinya. Buncis Schezuannya juga layak coba. Buncisnya fresh, dan taburan daging giling di atasnya menambah sensasi gurih. Also available ‘kerupuk platter’. Haha.. a nice touch!

Kalau lihat resto dengan aksara latin dibarengi akasara arab itu rasa-rasanya seperti di Dubai, ya. Dan memang betul ternyata Chicking ini merupakan franchise fastfood ayam yang berasal dari Dubai.

Terletak di area Lulu Hypermarket yang segmentasinya produk timur tengah, Chicking hadir melengkapi. Area restonya nyaris tidak ada bedanya dengan outlet fastfood pada umumya. Bedanya, terdapat family area alias tempat duduk bertirai yang bisa dibuka-tutup supaya tidak terlihat dari luar. Khas timur tengah.

Untuk urusan rasa, perlu saya acungi jempol, karena rasanya sangat autentik arab, dengan rempah-rempah cengkeh dan kapolaga. Ini sangat jarang ditemui di Indonesia, apalagi di fastfood. Nasi yang disajikan juga menggunakan nasi briyani alih-alih nasi putih biasa, Buat saya yang memang doyan, rasanya sangat istimewa. Disclaimer: saya faham gak semua teman2 terbiasa dengan taste timur tengah, jadi saya mengerti kalau beberapa teman justru kurang suka.

Di sini tersedia juga kopi arab, alias kopi hitam dengan kapulaga. Again, rasanya autentik banget. Pahit sampai bikin mengerinyit.. (kalau gak pake gula. Hehe..)

Nah, karena memang bumbu makanannya autentik, sepertinya ini berpengaruh ke harga. Untuk ukuran fastfood, saya rasa ini termasuk agak mahal. Set of chicken of 2 pcs + rice = 50k. Hmm.. okelah untuk sekali-kali, selama Albeik belum masuk Indo.

I will tell you no lies. This is the best coffee shop in Bogor, like, the best coffee! Jauh sebelum hingar-bingar kopsus kekinian, bahkan sebelum maraknya coffee shop adopsian Melbourne, Ranin telah hadir dengan warnanya sendiri: humble dan hangat.

Sempat berpindah-pindah tempat selama beberapa tahun kemarin, Ranin kini menempati lokasi (sementara?) di Darmaga, tepatnya di jl. Alternatif IPB, dekat Situ Gede. Dipilihnya lokasi ini memperkuat citra Ranin selaku coffeshop yang down to earth dan terjangkau. Suasana pedesaan ditambah semilir angin, menemani setiap sesapan kopi bersama sahabat.

Soal rasa kopi, saya tidak akan review banyak. Cukup 1 kata: perfect.
Sayangnya, lokasi yang di satu sisi menjadi keunggulan, juga menjadi kelemahan terbesar Ranin. Sungguh tidak banyak yang bersedia meluangkan waktu 2 jam menempuh kemacetan Bogor untuk sampai ke tempat ini. But when you do, it’s definitely worth the effort!

Suatu alternatif dari nasi Padang. Well, basicnya masih sama yaitu dari Sumatera Barat. Yang membedakan, kalau masakan padang disusun secara vertikal di etalase dan diambilnya dengan cara dicapit/disendok, sedangkan masakan Kapau disusun secara horizontal di atas meja dan pengambilannya disiuk dengan sendok panjang. Istilahnya, yang satu ‘touch and go’, sedang satunya lagi ‘drag and drop’. Hehe.. perbedaan lainnya lagi yaitu nasi kapau lebih banyak mengandung bumbu kelapa.

Sebenarnya di Bogor sudah ada beberapa resto nasi Kapau seperti Kapau Mawar di jl. Mawar dan Kapau Merdeka di Ruko VIP Bantarati. Tapi Kapau ini menurut saya sih lebih enak dibanding yang lainnya. Lokasinya terletak di bangunan 2 lantai ex Moza Bistro. Cukup luas dan bisa menampung 100-an orang di kedua lantainya. Tersedia area makan duduk, atau selonjoran.

Oiya, menu yang wajib kamu coba banget kalau di sini yaitu Dendeng Betokok nya. Dagingnya garing, dilumuri potongan cabai yang juicy. Dimakan barengan nasi yang mengepul, amboi, sedapnyaa!

Dibilang secret, karena memang lokasinya ngumpet banget, tepatnya di belakang kios Makaroni Ngehe jl. A. Yani. Tidak ada petunjuk arah yang terlihat kalau kita melintas, jadi memang harus langsung belok kiri saja di Makaroni. Dan justru karena lokasi ngumpet ini yang bikin Kromosom jadi nyaman disambangi, terutama buat kamu yang pengen me-time.

Suasananya sangat homy, suasana khas rumah jaman dulu, dengan lantai keramik jadoel. Kamu bisa pilih smoking area di teras, atau living room yang lebih plong. Mesin kopi sengaja diletakkan di bagian belakang, bikin aroma kopi menyeruak ke seluruh rumah.

Sebagaimana cafe kekinian lainnya, mereka juga punya kopi susu. Taste kopinya cukup strong, dengan cream yang gurih. But thats about it, tidak terlalu distinctive dibanding kedai kopi kekinian lainnya. Soal makanan sayangnya mereka baru sedia snack-snack macam brownies saja. Buat kamu yang memang sedang lapar, baiknya makan di luar dulu. Hehe..