N.A.

Dessert parlor di Jalan Sultan Agung ini bisa dijadikan sebagai alternatif tempat untuk menikmati es krim yang relatif sangat terjangkau di sekitar Sultan Agung. Selain harganya yang relatif sangat terjangkau, yang unik dari dessert parlor ini adalah es krimnya dibentuk menjadi makanan-makanan khas Jepang seperti ramen, sushi, udon, bento, dan lain-lain. Tempatnya menurut saya tidak begitu spesial, konsepnya cukup unik, namun eksekusinya sedikit nanggung dan kurang rapi. Pelayanannya menurut saya juga masih perlu ditingkatkan lagi.

Dessert:
- Udon Ice Cream (20K)
Menu ini berupa es krim yang dibentuk sedemikian rupa hingga menyerupai semangkuk udon yang dilengkap dengan topping-topping berupa permen dan puding, serta dilengkapi dengan kuah udon yang terbuat dari madu. Tersedia beberapa pilihan rasa es krim untuk basis udon-nya. Pilihan saya kali ini jatuh kepada es krim matcha agar feeling ke-Jepang-Jepangannya semakin terasa. Tekstur es krimnya agak sedikit lebih lengket dan lebih dense dibandingkan es krim pada umumnya, citarasa matcha-nya juga relatif lebih manis. Sensasi manis yang berlebihan akan terasa ketika es krimnya dinikmati bersama aneka topping-nya yang manis-manis plus saus madunya. Saya pribadi lebih senang apabila citarasa manisnya sedikit dikurangi. 

Kafe baru di Jalan Jurang ini menurut saya memiliki konsep yang cukup unik yaitu unfinished building. Suasana di kafe ini menurut saya sangat asyik, terutama untuk kegiatan yang relatif santai. Meja tinggi serta kursi dengan sandarannya agak sedikit sehingga agak kurang pas untuk dipakai untuk kegiatan yang agak serius. Meskipun bangunannya tidak dilengkapi dengan pendingin ruangan, tempatnya masih terasa cukup nyaman berkat udara di daerah ini yang masih relatif sejuk. Satu lagi kelebihan dari kafe ini adalah jam operasinya yang panjang dari jam 7 pagi hingga jam 11 malam.

Service:
Pelayanan di kafe ini yang memberlakukan sistem self-service menurut saya sudah cukup baik, baristanya cukup ramah, food serving-nya cukup cepat. Hanya saja saya kurang suka sistem pemanggilan customer-nya yang menggunakan toa ala rumah sakit karena agak bikin ribut

Food and Beverage:
- The Journey (28K)
Menu ini merupakan salah satu minuman signature dari kafe ini yang sebenarnya berupa menu es kopi susu dengan tambahan perisa tertentu. Citarasanya es kopi susunya menurut saya cukup menyegarkan, cenderung manis dan milky namun tidak sampai overkilled. Saya juga sangat mengapresiasi es kopi susunya yang tidak disajikan dengan menggunakan gelas plastik. Good Job!

Kafe dengan slogan "your idea refresh" ini bisa dijadikan sebagai alternatif tempat work atau study from cafe di bilangan Cisitu. Lokasi kafenya yang di sangat dekat dari daerah kos-kosan ini mungkin bisa menjadi daya tarik tersendiri. Selain itu, kafe ini juga buka dari pagi hingga malam hari. Tempatnya menurut saya juga sangat nyaman, meskipun emang tidak bisa dibilang besar. Tempatnya sejuk dan terang, tersedia koneksi WIFI dan colokan yang bisa diandalkan. Satu-satunya yang membuat tempatnya kurang nyaman hanyalah sebagian besar tempat duduknya tidak memiliki sandaran sehingga lama-lama bikin pegal juga. Jika membutuhkan area yang lebih private, kafe ini juga menyatu dengan sebuah coworking space bernama Happy CoCreative

Food and Beverage:
- Rosalinda (25K)
Menu ini merupakan menu mocktail signature dari kafe ini. Mocktail-nya memiliki basis cold brew coffee dengan citarasa yang masih cukup strong yang diimbangi dengan fruitiness dan sweetness dari jus apel serta sedikit hint herby sehingga citarasanya cukup playful sekaligus refreshing.
- Cinnamon Roll (18K)
Sayangnya cinnamon roll-nya tidak senikmat coffee mocktail-nya. Bentuk dari pastry-nya cukup meyakinkan, namun lain halnya dengan citarasanya yang agak tasteless. Citarasa cinnamon-nya kurang kerasa. Teksturnya juga agak terlalu kering.

Sejujurnya saya penasaran untuk mencoba jamu murni dari kafe ini mengingat sebelumnya saya baru mencoba mocktail berbasis jamunya. Tempatnya tidak berubah banyak dibandingkan kunjungan terakhir saya. Begitupun dengan pelayanannya. Food serving-nya cukup cepat, hanya saja baristanya tidak begitu bersahabat dan informatif

Beverage:
- Jamu Beras Kencur (23K)
Jamu beras kencurnya sedikit berbeda dibandingkan jamu beras kencur yang biasa ditemukan di jalanan, baik dari segi penyajian, rasa, apalagi harganya. Bentukan jamunya lebih mirip es kopi susu ketimbang jamu kebanyakan, teksturnya creamy dan penyajiannya dingin. Citarasa jamunya pun jauh lebih acceptable, terutama bagi yang tidak begitu menyukai jamu, citarasanya pedasnya sangat mild. 


Cabang Saparua ini bisa banget dijadikan alternatif untuk menghindari keosnya cabang Bengawan. Dari segi tempat pun saya lebih suka cabang ini karena lebih rapih dan bersih. Belum lagi tempatnya yang berupa food court memberikan kesempatan untuk mendapatkan variasi makanan dari tenant lain. Food serving-nya jauh lebih cepat dibandingkan cabang Bengawan, bahkan di peak hour sekalipun food serving-nya tetap cepat. Yang agak kurang hanyalah pembayarannya yang hanya melayani metode tunai, namun hal ini bisa diakali dengan memesan dengan menggunakan gojek pickup namun dengan special request dine in. Selain praktis, metode ini biasanya juga banyak promonya. Kelebihan lain dari cabang ini adalah marking-up harga di aplikasi gojeknya yang jauh lebih santai.

Food and Beverage:
- Sate Taichan
Sayangnya pilihan sate yang tersedia di cabang ini tidak selengkap cabang Bengawan. Namun untungnya, menu andalah saya yaitu sate kulit tersedia saat saya berkunjung. Sate kulitnya Taichan Bengawan yang crunchy memang tidak pernah salah, apalagi ketika disantap bersama sambalnya yang pedas dan granule MSG-nya. Sayangnya sambal taichan di cabang ini agak sedikit cair dan tidak sepedas cabang Bengawan, meskipun tetap terasa nikmat. Sate taichan dadanya juga enak, agak sedikit kering namun cukup empuk dan gemuk. 

Sejujurnya saya agak bingung saat mencari kafe ini, bahkan ketika mengikuti petunjuk Google Maps sekalipun, ditambah lagi karena ketiadaan signage yang jelas. Kafe ini sekarang berlokasi di belakangnya Bank Commonwealth, Dago. Akses kafenya dari jalan kecil di sebelahnya Daun Residence kemudian belok kiri. Tempatnya kini mengusung konsep yang sedikit berbeda, nuansa ke-Jepang-Jepangannya kini tidak begitu terasa, berganti menjadi tipikal kafe yang disulap dari rumah jadul. Tempat nyaman terlebih untuk kegiatan santai. So far, nuansanya juga sama sekali tidak spooky. Yang kurang seru adalah jam operasi kafenya yang hanya hingga jam 8 malam.

Food and Beverage:
- Black Rose (30K)
Menu ini merupakan salah satu signature dari kafe ini yang berupa mocktail dengan base kopi. Tekstur mocktail-nya foamy khas shakaretto. Saya lupa bertanya campuran dari mocktail ini apa saja, namun untungnya citarasanya lumayan OK, cukup refreshing. Yang paling saya sayangkan adalah penyajiannya yang menggunakan gelas plastik yang selain kurang estetik namun juga kurang ramah lingkungan. 

Kafe di Jalan Belitung ini mengusung slogan "satu nusa banyak rasa! Tempatnya terlihat kecil, namun desain industrial-minimalisnya membuat tempatnya terkesan legah dan bersih. Meskipun hanya mengandalkan pendingin ruangan berupa kipas angin, namun kafenya tetap terasa cukup nyaman. Namun sayangnya, kafe ini sepertinya lebih cocok untuk kegiatan yang agak santai karena meja dan bangkunya agak kurang ergonomis, apalagi untuk kegiatan yang sedikit serius. Selain itu, koneksi WIFI di kafe ini juga kurang bisa diandalkan.

Food and Beverage:
- Dolly (25K)
Menu ini merupakan salah satu coffee-mocktail yang disediakan oleh Nusa Kembara. Nama menu coffee-mocktail di tempat ini memang semuanya nyeleneh, seperti Dolly, Sarkem, Saritem, dan sebagainya. Untungnya citarasa mocktail-nya tidak ikut-ikutan nyeleneh. Kombinasi antara citarasa fruity, citrusy, serta karakter kopi yang masih cukup noticeable-nya sangat menyegarkan.