N.A.

Ramen Bar in merupakan sala satu tenant di The Hallway Space Kosambi. Ambience-nya tentu saja hampir sama dengan tenant-tenant lain di communal space ini karena memang tidak tersedia dedicated seating area, pengunjung bisa duduk dimana saja. Sayangnya pelayanan dari tenant ini tidak sebaik tenant lain yang sudah saya jajal. Staff-nya kurang informatif dan komunikatif. Selain itu food serving-nya benar-benar lama.

Food:
- Gyu Niku Ramen (28K)
Untuk semangkuk ramen dengan harga di bawah 30rb, saya cukup amazed dengan isian ramennya yang cukup komplit, seporsi mie yang khas jepang yang chewy, daging sapi yang sangat generous, narutomaki (fish cakes), tamago (boiled egg) yang dimasak sempurna, serta nori yang memberikan extra chewiness. Saya memilih ramen dengan kuah niku yang berasal dari kaldu ikan cakalang asap yang sayangnya tidak terlalu pleasant. Kuah kaldunya menurut saya terlalu manis dan kurang umami. Sekalipun sudah ditambahkan chili flakes citarasa manis yang unpleasant-nya tetap tidak terkompensasi.

Noodle bar ini merupakan salah satu tenant di The Hallway Kosambi, sebuah collective space di Lantai 2 Pasar Kosambi. Sejujurnya menyantap di tempat ini memberikan pengalaman yang jauh di atas ekspektasi saya. Tempatnya benar-benar bersih dan rapi, bahkan bisa diadu dengan food court di berbagai mall di Bandung. Saya juga merasa sangat aman selama menyantap disini, belum lagi tenant-tenant disini mendukung berbagai metode pembayaran non-tunai. Jujur ini benar-benar jauh dari image yang selama ini melekat dengan kata pasar.  Pelayanan dari tenant ini menurut saya juga cukup OK, pelayanannya cukup bersahabat dan cepat.

Food:
- Bakmie Ayam Bakso (25K)
Untuk seporsi bakmie yang disajikan komplit bersama bakso, ayam,, dan pakcoy, harga yang dipatok menurut saya relatif sangat murah, namun terlihat sama sekali tidak murahan. Saya sangat salut dengan food presentation-nya. Dari segi rasa sebenarnya agak sedikit mixed feeling, menurut saya kuah kaldunya sangat gurih benar-benar umami, baksonya kenyal, dan ayamnya cukup generous. Namun yang paling krusialnya yaitu mie-nya malah failed. Mienya menurut saya sangat overcooked, mienya soggy dan sama sekali tidak kenyal. Semoga kedepannya bisa diperhatikan lagi. 

Cafe ini berada di ruko-ruko di Paskal Hypersquare. Posisinya tepat berada di depannya Gereja Bethel Paskal, beberapa ruko di sebelah Kare Curry House. Tempatnya tidak luas namun ditata dengan cukup rapi sehingga terasa sangat spacious. Pemiihan warna cerah juga memberikan kesan yang bersih. Tempatnya pun menurut saya sangat nyaman, untuk  berlama-lama pun sebenarnya lumayan cocok. Pelayanannya juga patut diacungi jempol, waiters-nya lumayan ramah dan sangat responsif.

Food and Beverage
- Tenderloin Steak (69.5K)
Tenderloin steak-nya disajikan bersama dua pilihan side dish, yang dapat berupa sayuran maupun pilihan karbo. Kali ini karena sedang lapar-selaparnya saya memilih kombo duo karbo mashed potato yang almost perfectly cooked dan spaghetti yang sayangnya sedikit overcooked--now you can call me Indonesian. Untuk pilihan sausnya saya memilih saus blackpepper dengan citarasa yang lumayan rich namun kurang kental. Meskipun tanpa embel-embel daging impor, namun steak-nya bisa dibilang lumayan OK. Steaknya datang dengan doneness yang pas, dagingnya tender sekaligus juicy. Yang menurut saya perlu sedikit di-improve adalah plating-nya yang menurut saya agak kurang appetizing saja.
- Tofu with Salt and Pepper (22K)
Saya memesan menu yang sangat aman ini sebagai hidangan pembuka saya. Porsinya cukup besar namun sayangnya citarasanya agak failed. Tepung pembungkus tahunya agak sedikit ketebalan, tahunya kurang crunchy, dan bumbunya menurut saya kurang gurih.
- Cafe Bonbon (22K)
Menu ini berupa espresso ice cube yang disajikan bersama susu dan krim kental manis. Minumannya menurut saya lumayan enak meskipun memang agak kemanisan dan citarasa kopinya tidak begitu intens Menurut saya citarasa minumannya akan jauh lebih OK ketika espresso ice cube-nya jauh lebih banyak.

Sejujurnya sudah cukup lama saya penasaran dengan restoran bubur yang satu ini karena setiap kali melintas di depannya selalu tercium aroma rempah yang sangat kuat. Restoran ini berlokasi di ruko-ruko di seberangnya Dominos Pizza Dago, berdekatan dengan Syura Coffee. Tempatnya sebenarnya seperti restoran ruko biasa tapi masih bisa dibilang cukup nyaman dan bersih. Pelayanannya juga cukup cepat, ramah, dan informatif.

Food:
- Bubur Rempah Special Ati Ampela (23K)
Restoran ini memiliki dua varia bubur yaitu bubur biasa dan bubur rempah, namun kurang afdal rasanya jika tidak mencoba varian bubur rempahnya. Bubur yang saya pesan disajikan bersama ayam suir yang sayangnya kurang generous, ati ampela yang gurih dan tidak amis, cakue, kerupuk pangsit yang arang dipadupadankan dengan bubur, emping, dan bawang daun. Buburnya menurut saya sangat unik. Buburnya tipically bubur yang kering tanpa kuah kari, namun memiliki citarasa yang tidak kalah rich berkat penggunaan berbagai jenis rempah. Sejujurnya citarasa buburnya sudah sangat nikmat tanpa perlu ditambahkan bumbu apapun. Buburnya juga sangat aromatik, sepertinya juga cocok untuk dimakan ketika sedang tidak enak badan. Setiap pembelian juga sudah mendapatkan teh manis secara cuma-cuma. Revisit? Why not!

Terhitung sejak saya pindah ke Bandung, tempat ini merupakan lokasi ketiga Mimiti Coffee. Mimiti cabang ini masih mengusung konsep yang sama, yang menggabungkan antara desain industrial di bangunan utama dengan desain tropical garden di bagian outdoor-nya. Konsep seperti ini memang lebih cocok untuk lokasinya yang baru karena udara di daerah ini yang benar-benar sejuk. Nuansa hijau disini juga sangat cocok untuk relaxing. Pelayanannya lumayan OK, hanya saja akan lebih OK jika waitersnya jauh ramah dan bersahabat. Satu hal yang saya paling tidak suka dari tempat ini adalah parkirnya yang mahal banget, jujur pengalaman parkir disini tidak begitu menyenangkan.

Food and Beverage:
Restoran ini menyediakan aneka minuman kopi maupun non-kopi dengan harga di bawah 35ribu. Selain itu tersedia juga aneka pastry yang pilihannya occasional. Namun saat saya berkunjung belum tersedia makanan berat.
- Iced Coffee Lemonade (35K)
Menu ini pada dasarnya adalah campuran antara espresso dan lemonade yang di-shake hingga berbusa. Ukuran sajinya sedikit lebih besar jika dibandingkan dengan coffee-mocktail di tempat lain. Saya juga lumayan suka citarasa kopinya, perbandingan antara kopi dan lemonade-nya lumayan balance, asam-asam menyegarkan. Namun menurut saya citarasa minumannya akan lebih OK jika citarasa lemonade-nya sedikit lebih intens. 

Drink stall yang satu ini berlokasi tepat di depan store Uniqlo PVJ. Tempatnya berada di open space gitu sih namun untungnya masih memiliki dedicated seating area meskipun memang tidak lega dan tempat duduknya terbatas. Untuk berlama-lama jelas tidak proper, namun untuk sekadar duduk sebentar lumayan OK.

Beverage:
- Uji Matcha (30K)
Menu ini pada dasarnya adalah matcha latte tanpa tambahan perisa apapan, menu yang wajib dipesan menurut stafnya. Sebenarnya tingkat kemanisan serta jenis susu yang digunakan untuk minumannya bisa di-custom sesuai selera, namun kali ini saya memilih versi standarnya yang surpsingly cukup cocok dengan selera saya. Konon bubuk teh hijaunya diklaim diimpor langsung dari Jepang. Menurut saya klaim ini bukan sekadar gimik belaka karena dari segi rasa, bentuk, dan aromanya lumayan meyakinkan. Komposisi antara matcha dan susunya juga cukup balance menghasilkan minuman dengan citarasa yang milky, sedikit creamy,, dengan sedikit hint rasa grassy. Citarasa matcha-nya menurut saya akan jauh lebih nikmat jika hint pleasant bitterness-nya tidak missing. 

Restoran yang menjual masakan khas Makassar ini menempati bangunan bekas dari restoran legenda Kedai Mamah Eha. Sayangnya jam operasi restorannya tidak sepanjang Mamah Eha. Tempatnya sebenarnya sangat biasa, lumayan nyaman dan bersih, hanya saja interior restorannya menurut saya agak sedikit boring. Untungnya pelayanan disini lumayan OK dan waktu untuk food serving-nya lumayan cepat.

Food and Beverage:
- Coto Makassar (30K) + Nasi (6K)
Saya memesan coto dengan isian daging sapi tanpa campuran jeroan. Pootongan dagingnya sama sekali tidak pelit dan dagingnya benar-benar empuk dengan bumbu yang sangat meresap. Saya sebenarnya menaruh harapan cukup besar kepada kuah cotonya yang secara look sangat mirip dengan yang pernah saya coba di Makassar. Kuahnya keruh dengan citarasa yang rich dari kacang dan aneka rempah. Hanya saja menurut saya kuahnya sedikit keasinan tapi untungnya masih bisa termaafkan ketika disantap dengan nasi putih. Sayangnya saat saya berkunjung buras-nya tidak tersedia. Sejujurnya saya lebih suka menyantap coto dengan buras ketimbang nasi.

Notes:
Restoran ini hanya melayani pembayaran tunai atau melalui transfer ke rekening BCA

Sejujurnya sudah cukup lama saya menempatkan restoran ini ke dalam bucket list saya karena penasaran setiap kali melintas di Jalan Riau selalu meliat restorannya selalu ramai, begitupun dengan kunjungan saya kali ini. Ditambah lagi, tidak sedikit juga yang menyatakan kalau makanan di restoran ini juga sangat nikmat. Restoran ini menempati eks bangunannya Richeese Factory Riau. Garis besar bangunan klasiknya masih dipertahankan, namun interiornya dipugar menjadi jauh lebih fancy dan modern. Tempatnya menurut saya juga sangat nyaman dan bersih. Yang menurut saya perlu di-improve adalah pelayanannya, sebenarnya pelayanannya sama sekali tidak buruk, namun untuk restoran sekelas sebenarnya masih banyak yang jauh lebih impressif.

Food and Beverage:
- Wagyu Sirloin Steak (245K)
Untuk sepiring steak dengan harga di atas 200ribu tentunya saya menaruh ekspektasi terhadap menu ini. Saya memesan sirloin steak dengan doneness medium rare yang untungnya perfectly cooked. Steak-nya empuk, juicy, dan well-marinated. Potongan dagingnya juga sangat besar. Sayangnya side dish dan condiment-nya agak di bawah ekspektasi saya. Mixed vegetable-nya perfectly cooked, namun presentasinya dan cutting-nya sama sekali tidak appetizing. Saus mushroom-nya sebenarnya lumayan OK, dengan citarasa jamur yang sangat intens ditambahkan rasa pepper yang cukup strong. Sayangnya, sausnya terlalu encer--benar-benar encer. Cajun potato-nya sangat empuk, porsinya pas, namun seasoning cajun spice-nya sama sekali tidak terasa. Little touch of improvement will help this menu I guess.
- Lime & Chili Chicken Wings (45K)
Sebenarnya menu ini lumayan OK, terutama di bagian seasoning-nya. Saya sangat suka kombinasi saus cabe dengan lemonnya,yang memberikan citarasa pedas-pedas-asem yang menyegarkan. Chicken wing-nya juga sangat empuk. Yang menurut saya agak mengganggu hanyalah tepung yang agak ketebalan.
- Peach Tea (25K)
Tehnya menurut saya sangat menyegarkan, sangat cocok untuk dijadikan refreshment untuk menetralisir mulut setelah menikmati steak. 

Kafe ini posisinya berada di seberangnya Dominos Pizza Dago. Sejujurnya kafe ini di luar ekspektasi saya. Saya hampir tiap hari melintas di depannya dan sangat tidak menyangka kalau area kafe nya ternyata lumayan luas, padahal kafenya terlihat sangat kecil dari luar. Saya juga sempat mengira kalau kafenya belum beroperasi karena dari luar terlihat seperti sama sekali tidak ada orang, ternyata saya salah karena pusat aktivitasnya berada di belakang. Tempatnya menurut saya lumayan nyaman, lega, dan cocok untuk berbagai kegiatan.

Beverage
- Iced Coffee Qwerty - Salted Caramel.
Menu minuman di tempat ini masih dibilang tidak mahal. Saya memesan ice kopi dengan tambahan sirup salted caramel. Base es kopi susunya sebenarnya sudah cukup OK, komposisi antara susu dan espresso-nya sebenarnya sudah cukup balance sedikit creamy namun tidak berlebihan. Hanya saja perisa salted caramel-nya menurut saya kurang intens.