N.A.

Sejujurnya saya mengunjungi kafe ini karena tergoda promo opening dari kafenya yang dipasang di pinggir jalan. Sayangnya ternyata promo tersebut sudah tidak available. Selain itu, pemilihan nama kafenya menurut saya sangat brilian. Kafe ini menempati bekas gedungnya Kaikara Coffee Dago, posisinya berada di dekat Kabobs Dago. Konsep tempatnya masih hampir sama dengan kafe sebelumnya, cukup nyaman, namun sepertinya lebih cocok untuk kegiatan yang lebih serius. Pelayanan disini sebenarnya masih cukup Ok, hanya saja akan jauh lebih OK ketika stafnya lebih ramah dan bersahabat.

Beverage:
- Apple Berry (2xK)
Menu ini berupa mocktail dengan bahan dasar campuran antara sirup strawberry dan apple ditambah sepertinya dengan sedikit soda yang di-shake hingga sedikit foamy kemudian ditambahkan potongan lemon segar. Citarasa minumannya lumayan fruity, manis-asam yang sangat menyegarkan. Cocok dinikmati saat udara tengah terik.

Kafe yang berada di dekat kompleks Perumahan Bank Indonesia Buah Batu ini sebenarnya memiliki konsep yang cukup menarik, desainnya mengusung semi-industrial. Sayangnya kosep tersebut tidak didukung dengan eksekusi yang optimal, malah terkesan setengah-setengah. Saya mengunjungi tempat ini di sekitar waktu maghrib, namun lampunya sengaja tidak dinyalakan sehingga ambience kafenya terasa agak remang. Sebagian tempat duduknya juga dibiarkan dalam kondisi yang kotor

Beverage:
- Magic (27K)
Sejujurnya citarasa magic-nya tidak begitu spesial. Komposisi antara double ristretto dengan steamed milk menurut saya kurang balance. Citarasa kopinya menurut saya kurang strong dan intens, kalah dominan oleh citarasa susunya. Selain itu, rasa over-roasting dari kopi agak sedikit mengganggu. Selain itu, latte art-nya juga agak sedikit failed

Kafe yang dulunya berlokasi di dekat Junction 8 Sukajadi ini sekarang pindah ke BTC lantai dasar. Posisinya berada di area belakang di dekat akses parkiran. Untuk saya yang tidak begitu familiar dengan BTC sebenarnya dibutuhkan  untuk menemukan store-nya. Sejujurnya, saya lebih suka store-nya di lokasi yang lama, yang konsepnya lebih ke semi-coworking space. Untungnya walaupun berada di pusat perbelanjaan, tempatnya tidak terlalu terasa hustle and bustle-nya. Ambiece restorannya lumayan cocok untuk sekadar makan siang atau malam, atau untuk buka laptop sambil kerja ringan Tempatnya cukup nyaman, namun sayangnya kafe ini tidak memiliki dedicated toilet. Sekalinya harus ke toilet saya pribadi selalu think twice untuk meniggalkan barang-barang mengingat tempatnya yang sedikit terbuka.

Food and Beverage:
- Beef Rice Bowl (40K)
Rice bowl-nya sepertinya lebih berkiblat ke Japanese style, dimana daging sapinya di-grill dengan bumbu minimalis yang menghasilkan daging sapi dengan citarasa manis-gurih alami. Daging yang digunakan adalah bagian berlemak yang dipotong tipis-tipis, porsinya cukup generous. Daging cukup empuk dan masih cukup juicy. Daging sapinya disajikan bersama salad yang dipotong tipis-tipis dengan seasoning mayonaise. 
- Ice Lemon Tea (20K)
Sebenarnya es teh lemon pada umumnya, namun dalam versi yang sedikit lebih asam. Tapi masih sangat cocok sebagai pendamping rice bowl-nya.

Kafe di daerah Burangrang ini memiliki desain yang sebenarnya lumayan OK, kafenya memang cukup kecil, namun desainnya yang didominasi oleh unsur batu bata menurut saya sangat architectural satisfying, sangat eye catching jika dibandingkan bangunan di sekitarnya. Tempatnya sebenarnya outdoor jadi ketika hujan harus mengungsi ke semacam coworking space. Bagi saya, nongkrong di area coworking space-nya tidak begitu nyaman.

Beverage:
- Strawberry Latte (20K)
Sejujurnya dari segi look minuman ini tidak begitu meyakinkan karena disajikan yang menggunakan gelas plastik yang tidak ditutup yang disajikan juga bersama sendok logam di atasnya--kombinasi yang menurut saya agak aneh. Minuman ini sebenarnya adalah susu yang ditambahkan selai atau pasta strawberry--I underestimated it but I was wrong, ternyata citarasanya lumayan OK. Teksturnya minumannya sangat creamy dan milky, entah kenapa citarasa susunya terasa lebih bold dibandingkan susu pada umumnya. Pasta berry-nya juga berhasil membuat citarasa minumannnya menjadi lebih playful. 

Saya memesan bakso ini melalui jasa pesan antar karena sejujurnya saya sangat penasaran, apalagi tidak sedikit yang menggadang-gadangkan bakso ini sebagai salah bakso paling enak di Bandung. Sebaiknya memesan bakso ini dari rumah, karena kemasan take away-nya bukan yang ready to eat gitu.


Food:
- Yamin Baso Tahu (32K, Gofood)
Menu ini berupa mie yamin yang disajikan bersama satu biji bakso tahu serta tiga biji bakso dengan ukuran sedang. Bakso tahunya agak pucat, watery, dan gampang hancur sedangkan bakso biasanya lumayan chewy dan meaty. Yaminnya by default berupa yamin manis, citarasa bumbu manisnya menurut saya kurang asin dan gurih. Mienya agak lebih kurus dibandingkan dengan yamin-yamin lain, maupun teksturnya yang juga tidak begitu kenyal, padahal saya memesan agar mienya dimasak setengah matang dan kuahnya dipisah agar ketika sampai mienya tidak keburu mengembang. Kuah kaldunya memang bukan yang lekoh banget, namun cukup enjoyable. 

Food container yang menjual burger ini berada di area parkirannya gedung Fogo, Konnichiwa, dan Le Savoye. Sayangnya, merchant ini tidak memiliki dedicated seating area, namun pengunjung bisa duduk di area lain, seperti di area Konnichiwa. Saya pribadi sebenarnya bukan penggemar sharing area seperti ini karena kalau mau apa-apa seperti mau minta tissue, minta saus, jadi membutuhkan usaha lebih.

Food and Beverage:
- Original Burger (55K)
Point of interest dari menu sebenarnya adalah dagingnya yang tidak menggunakan patty dari ground beef melainkan menggunakan beef brisket, konon dagingnya diklaim diimport dari US. Dagingnya memiliki potongan yang tebal, namun surprisingly memiliki kematangan yang pas. Dagingnya empuk, smokey, serta juicy secara bersamaan. Sayangnya komponen lain dari burger-nya menurut saya tidak begitu spesial. Saya suka kombinasi antara saus honey BBQ dengan keju cheddar-nya, namun distribusinya kurang merasa dan kurang banyak. Di samping itu, saya berekspektasi kalau nanasnya akan di-grill namun yang saya temukan nanasnya masih mentah sehingga sensasi nanas yang terkaramelisasinya tidak begitu dapat, malahan menjadi asam yang agak menggangu. Selain itu, potongan nanasnya juga kurang rapi karena masih ada mata (lubang-lubang) nanasnya. Semoga ke depannya bisa dioptimalkan lagi.

Kafe ini berupa taman kanak-kanak yang disulap menjadi kafe yang lumayan cozy, kalau main ayunan sama perosotan di kafe ini sebenarnya juga bisa. Tempatnya yang berupa rumah tua memberikan ambience yang sangat homey. Selain itu, nuansa kafenya yang sangat asri benar-benar bikin nyaman untuk berlama-lama--bahkan duduk di area outdoor-nya di siang bolong pun masih terasa sangat sejuk. Pelayanan di kafe ini juga lumayan impressif, baristanya cukup friendly dan helpful.

Beverage 
- Hazelnut Latte (23K) 
Menu ini sebenarnya lebih cocok untuk mereka yang suka kopi dengan citarasa yang cenderung manis. Sirup hazelnut-nya dalam komposisi yang pas berhasil membuat citarasa kopinya menjadi lebih playful, sama sekali tidak kemanisan, apalagi sampai menghilangkan citarasa kopinya. Minumannya semakin nikmat ketika disantap bersamaan dengan ginger bread yang diberikan secara cuma-cuma.