thomas muliawan

Nuansanya seperti kafe tapi menunya seperti warteg. Makanannya sangat beragam, cocok utk makan rame2 di sini. Selain itu ada prasmanannya, menunya seperti di warteg cuman harganya lebih mahal yah. Saya pesan prasmanannya, rasanya mirip2 cuman ini lebih bersih ya keliatannya. Overall cukup puas sih.

Restoran ini hanya sedia soba kering aja, namun variasinya lumayan beragam. Ada soba dan ramen dengan topping daging ayam atau babi yang digoreng tepung, bumbu pedas, bumbu kari, atau bumbu manis.

Saya pesan soba buta miso. Sobanya tebal dan kenyal, minyaknya juga enak. Daging babinya lembut. Sayangnya porsi soba sangat sangat sedikit setara 1 porsi mie instan. Kita juga tidak bisa tambah sobanya saja. Secara keseluruhan kenikmatannya jadi tanggung.

Makanan bali memang identik dengan rasa pedas. Kalau memang pecinta pedas di sini banyak menu yang cocok, tapi yg ga pedas juga ga kalah enak kok rasanya.

Menu yg disediakan di sini semuanya halal. Selain menu ayam, ada menu nasi goreng ala Bali yg bikin saya penasaran. Jadi saya order Nasi Goreng Taliwang. Rasanya agak lada yang berasal dari rempah namun tidak pedas. Di dalam nasi goreng ini ada potongan kol dan suiran daging ayamnya, porsinya cukup besar dan isi dagingnya tidak sedikit.

Untuk rasanya memuaskan sih, namun harga nasi goreng ini mahal menurut saya.

Tempatnya sungguh menarik dan nyaman utk ngobrol atau meeting. Ada juga makanan kecilnya utk nemenin ngobrol atau meetingnya

Saya datang utk makan siang dan pesan chicken katsu kare. Dagingnya agak tipis tapi gorengannya renyah, bumbunya spicy tapi tidak pedas. Porsinya cukup mengenyangkan untuk dimakan selagi panas. Harga termasuk mahal utk 1 porsi nasi katsu menurutku.

Saya datang untuk makan malam, suasananya uda agak sepi jadi makannya lumayan santai. Saya pesan nasi campur, rasanya masih enak seperti dulu.

Chasiunya garing dan lembut. Daging merahnya juga manis. Daging ayamnya tebal dan kulitnya crispy. Dagingnya enak dan banyak. Saya ajak beberapa tamu utk makan di sini dan tidak mengecewakan. Hanya suasananya aja yg agak gerah.
😅

Kalau makan si sini, kita bisa pilih satenya mau dibakar manis atau dibakar biasa aja (original). Saya cobain pesan keduanya karena penasaran bedanya seperti apa. Kalau menurut saya, potongan sate di sini termasuk besar. Dagingnya tebal dan empuk. Setelah coba keduanya, saya lebih suka yg rasa manis. Sebagian orang pakai jeruk nipis di satenya, tapi saya lebih suka kalau ga pake jeruk nipis soalnya jeruk nipis bikin rasa satenya jadi agak asam.

Saya juga cobain bakut sayur asinnya. Porsi dagingnya banyak juga. Saya suka sayur asinnya, rasa asamnya pas. Kuah kaldunya juga saya suka rasanya.

Tempat ini emang didesign utk tempat nongkrong dan ngobrol2. Mulai dari interior, fasilitas wifi tv smoking room, sampai menu-menunya yg kenanyakan makanan ringan dan minuman.

Saya pesan shaved ice dan forest tale (semacam parfait) karena menu favoritnya not available ketika saya datang. Porsinya banyak sih. Shaved ice bisa utk 3 orang! Kalau makan sendiri bisa kembung dan baal kedinginan tuh mulut. Saya pesan yg rasa mangga, rasa manisnya dari mangga asli bukan artifisial. Esnya creamy dan kristal esnya halus. Sayang toppingnya terlalu dikit utk porsi es yg sebesar itu.

Utk forest tale rasanya enak. Dominan rasa green tea dan es krnya agak asam seperti yoghurt. Toppingnya jg banyak dan paduannya pas dgn esnya. Saya pakai topping kue kering. Kalau di buku menu green teanya seperti sudah tercampur pada esnya, namun pada kenyataanya green teanya berupa saus yh dituang di atas es krim. Tapi rasanya pas kok, manisnya masih bisa blend dengan es dan toppingnya.