thomas muliawan

Tempat makan seafood yg enak biasanya gerah dan bau amis karena di sana banyak ikan dan binatang laut lainnya. Tapi di Dermaga suasananya oke banget. Udaranya ga panas karena ruangan full ac. Area yg dkt tmpt pilih ikan memang agak bau, tp kalau pilih tempat yg jauh dr ruangan itu, ga ada bau amis/ bau laut.
Cara masaknya pun macam2, mungkin harus 2 kali atau 3 kali berkunjung baru puas cobain aneka olahan ikannya. Yg bikin menarik di sini memang cara masaknya yg khas Ujung Pandang, terutama utk hidangan ikan.
Akhirnya saya coba ikan bakar parape, dominan rasa manis serta daging ikan bakarnya lembut dan empuk. Saya paling suka cara masak yg ini. Ikannya jg ga bau amis. Oke banget.
Terus ada ikan bakar rica merah, yg ini rasanya pedas tp enak jg. Makan dikit aja kerasa pedesnya. Kepiting saos tiramnya jg saya suka. Bumbu saos tiramnya enak banget, cita rasa saosnya asin dicampur manis dr daging kepitingnya enak banget.
Sambalnya jg ada aneka macam, saya coba sambal mangga yg asam-segar dan sambel bumbu kacang. Dua duanya enak.

Sempet baca review di PergiKuliner kalau makanan di sini enak. Pas kmrn kebetulan lewat dan lihat ada set menu murah, jadi saya langsung masuk dan pesan tanpa pikir-pikir lagi hehehe
Saya pesan Couple Set, isinya: japchae, spicy chicken, nasi goreng dan salad utk porsi 2 orang. Harganya 70rb-an, gak mahal lah karena dapetnya bervariasi juga.
Rasanya juga enak! Japchaenya kenyal dan manis. Potongan daging sapinya juga ga pelit. Saus ayam goreng rasanya pedas manis dan wangi, ayamnya digoreng tepung sehingga rasa kulit ayamya crispy. Daging yg disajikan bagian paha, lembut dan tidak alot. Sausnya ini enak sih, gak terlalu pedas dan rasa sedikit rasa tomat. Saladnya juga fresh.
Kalau liat2 menu lainnya, di sini kayaknya lebih enak utk makan share/makan tengah.

Menu pork steak emang relatif agak jarang ditemui. Kalau lg pengen makan steak babi, tempat ini bisa jadi tujuan kamu. Selain pilihannya banyak, rasanya juga enak. Pilihan side dishnya pun unik, gak cuma kentang goreng atau mashed potato.
Saya coba 2 menu, pork chop dan tenderloin. Dua-duanya enak dan ada keunikan masing2. Potongan daging pork chop cukup tebal dan saus barbequenya manis gurih. Tekstur dagingnya empuk dan juicy. Daging porkchop ada sedikit bagiannya yg berlemak. Untuk Pork Tenderloin, potongannya lbh kecil, tp lebih tebal dibandingkan dgn pork chopnnya. Sausnya dominan asin. Tekstur dagingnya lebih kenyal, yg pork chop masih lebih lembut dibanding tenderloin. Potongannya daging semua tanpa lemak, daging dibungkus bacon (bacon ada sedikit lemak) yg rasanya asin gurih. Baconnya memang tidak digoreng sampai kering.
Untuk sidedish saya coba gratin dan bratkartofflen. Dua-duanya berbahan dasar kentang, saya sendiri lebih suka bratkartofflen, yaitu kentang yg digoreng kecap, kentangnya gak terlalu garing tp bagian luarnya crispy, rasa kentangnya tetap ada bercampur rasa manis, benar2 khas. Sedangkan potato gratin lebih dominan asin, kentang dipanggang dan masih agak basah. Bentuknya kotak menyerupai potongan makaroni skutel. Rasanya enak jg, creamy, ada lapisan keju dan bawangnya, bagian paling atasnya garing.
Rasa steak dan sidedishnya enak, bener2 puas makan di sini, cuma gak bisa terlalu sering karena harganya agak mahal kalau menurut saya. Utk minum setelah makan steak, saya pesan fruit punch. Saya ga tau campuran buahnya apa aja, tapi rasanya dominan asam sehingga bikin seger. Kalau gak kuat asam bisa tambah gula cair jd seger asam manis dingin!

Konsep resto ini self service, jadi pesan di kasir dan bayar di awal sblm makan. Steak pesanan juga lgsg diambil dan dibawa sendiri ke meja, kecuali kalau memang blm ready, kita akan diberi estimasi waktu dan tunggu sambil duduk. Pesanan cepat datangnya, sepertinya sudah pre-cooked, tp pesanan saya masih panas baik daging, saus, dan hot platenya waktu sampai di meja. Bumbu tidak bisa pilih, dia sudah siapkan utk masing2 menu. Sherrif steak yg saya pesan sepertinya daging paha, empuk, ada sedikit minyak/gajih. Bumbunya saus barbeque (ada rasa manisnya), porsinya kurang lbh 200gr. Yg saya terkesan adalah dagingnya yg tebel. Rasanya enak, baik daging dan sausnya. Tenderloin porsinya kurang lebih 180rg. Dagingnya juga tebal! Tenderloin lbh empuk drpd sherrif. Bumbunya pakai saus lada hitam. Rasanya enak, tp saya lbh rekomen yg sherrif. Suasana di sini ok. Tempatnya ga terlalu besar, tp dekorasinya bagus. Tempat merokok jg dipisah, jadi yg tidak merokok tidak merasa terganggu.

Saya makan menu all you can eat di sini (ada menu ala carte jg). Menu all you can eat sudah termasuk ocha, boleh pilih hot atau cold, dan boleh refill. Utk sayuran, kita ambil sendiri tp utk dagingnya harus by order. Utk all you can eat, satu meja harus ambil paket yg sama dan waktu makan dibatasi 90 menit.
Pilihan sayurnya lumayan lengkap. Daging wagyu empuk sekali, tidak alot, enak dicampur bumbu pontzu. Puas makan daging wagyu sepuasnya. Sayangnya, nasi lembek, terlalu basah, seperti bubur. Jadi makan dagingnya aja deh, hehehe.. Serta pelayanannya agak lambat. Sekali pesan harus agak banyak krn 1 piring hanya ada 3 slice tipis-tipis. Setelah selesai makan, ada jelly utk pencuci mulut serta dihidangkan buah semangka dan pepaya.