yudistira ishak abrar

Coffee & Thyme ini merupakan satu dari beberapa kafe di Jakarta yang bertema tropical ala pinggir pantai. Meski bangunan berupa ruko, tapi mereka berhasil menyulapnya menjadi sebuah kafe nyaman yang instagenic. Hampir setiap sudutnya cantik. Teras depan yang menjorok ke lahan parkir menjadi tempat duduk semi outdoor dengan barisan bantal empuk buat dipeluk. Masuk ke dalam variasi tempat duduk menyesuaikan aneka kebutuhan pengunjung yang beragam. Lantai atas tersedia musholla serta smoking area yang ga kalah nyaman dengan konsep indoor.

Smoothie Bowl Sunrise (Rp.45.000,-) semangkuk smoothie yang terbuat dari buah mangga, pisang, susu, granola dengan topping potongan strawberry, pisang, semangka, nanas dan cia seed. Rasanya sangat menyegarkan karena masih kentara sensasi dinginnya. Perpaduan manis, asam, serta kriuk-kriuk manis gurih khas granola jadi satu dalam tiap suapan. Potongan buah sebagai pugasan pun memberi sensasi menyegarkan jadi semakin terasa. Selain cantik, smoothie ini pun terasa nikmat.

Pisang Goreng (Rp.29.000,-) kudapan manis favorit saya ini disajikan instagenic bertabur gula bubuk, garnish daun mint dan semangkuk kecil saus cokelat sebagai cocolan. Teksturnya renyah diluar lembut didalam. Rasanya manis dan sangat cocok dengan dipping cokelat yang menyenangkan. Orange Blast (Rp.33.000,-) mocktail berwarna kuning jingga ini terbuat dari jus jeruk, soda, lemon, mint dan madu. Sensasi asam manis seger khas jeruk serta lemon bertemu manisnya madu dan kejutan soda yang meledak-ledak lembut...

Did you know, kalau pada awal berdirinya Subway menggunakan nama lain? Yup, waralaba asal US ini dulu bernama Pete's Super Submarines. Baru setelah 3 tahun berjalan, tepatnya pada tahun 1968 mereka menggunakan nama Subway. Memulai debut sebagai usaha franchise pada tahun 1974, ternyata mereka sempat buka pada tahun 90 an di Indonesia dan tutup di era 2000 an. Baru pada 2021 mereka membuka kembali outlet-outletnya disini. Salah satunya berada di Jalan Margonda Raya, Depok.

Hadir di area restoran keluarga Mang Kabayan, tepat di sebrang Apartemen Margonda Residence. Bangunan dua lantai yang dipoles warna hijau ini tampak cukup eyecatching dari pinggir jalan. Untuk seating area di lantai bawah hanya berupa mini bar. Area duduk lain berada di lantai atas yang terbagi menjadi dua bagian yaitu smoking dan non smoking room. Kesan modern, simple dan kasual sangat kentara dari pemilihan meja kursi serta minim ornamen ruang yang diterapkan.

Konsepnya seperti resto cepat saji lain, pengunjung langsung memilih menu sendiri sembari disiapkan oleh pegawai, lalu lakukan pembayaran dan setelah itu pesanan pun siap disantap di tempat atau untuk dibawa pulang. Kali ini saya mencicipi tiga jenis sandwich yang menjadi andalan mereka, yaitu Tuna Mayo (Rp.37.500,-) Chicken Teriyaki (Rp.37.500,-)
dan Steak & Cheese (Rp.57.000,-). Mereka menawarkan beberapa jenis roti dan saya pun memilih untuk menggunakan 3 roti yang berbeda.

Menu yang saya pesan berukuran setengah, makanya harganya jadi lebih murah. Kalau mau pesan ukuran utuh pun bisa, tapi sepertinya terlalu besar untuk dinikmati sendiri menurut saya. Selain kandungan protein, mereka juga menambahkan kondimen lain seperti pickle, olive, selada, tomat, timun dan bawang bombay segar. Untuk steaknya kotak-kotak agak besar mirip saikoro, teksturnya empuk dengan rasa gurih sedikit manis dan cheezy. Tuna mayonya lembut, gurih dan ga amis. Untuk ayamnya empuk dan matang dengan baik. Isiannya enak-enak, tapi yang jadi favorit saya Steak & Cheese...

Mangata menjadi tujuan saya menghabiskan suatu sore yang diguyur hujan kali ini. Berlokasi di ujung jalan tembus dari Kukusan menuju Tanah Baru tak jauh dari pintu tol, mereka tampil eyecatching seperti rumah kaca dua lantai. Bentuk atap pelana dengan langit-langit tinggi membuatnya tampak megah. Lantai bawah dijadikan area duduk berpendingin udara, sedangkan di lantai atas area duduk hanya dilengkapi blower karena memang khusus untuk smoking area.

Fasilitas seperti ruang sholat, stop kontak, jaringan wi fi dan musik back song menjadi alasan saya kenapa bisa betah berlama-lama disini. Selain itu tempat duduk dengan sentuhan warna biru langit juga terasa nyaman. Ornamen ruang berupa foto-foto pemandangan tampak serasi dengan tema yang ingin mereka angkat. Pelayanan disini ramah, para pegawainya komunikatif, informatif dan melayani dengan baik.

Steak Sirloin (Rp.65.000,-) sekerat daging sapi bagian sirloin yang dipanggang dan disajikan bersama sayur kemasan yang ditumis bersama bawang bombay, kentang goreng dan saus spesial. Tingkat kematangan daging yang saya minta medium well pun terhidang sesuai pesanan. Teksturnya empuk dan agak juicy. Sausnya unik, perpaduan antara barbekyu dengan sambal tomat jadi rasanya ada manis, sedikit asam dan gurih. Tambahan side dish berupa sayuran dan kentang membuat menu ini semakin mengenyangkan.

Lemon Coffee (Rp.20.000,-) espresso dengan tambahan soda serta perasan lemon memang selalu sukses menjadi kombinasi yang sempurna. Sensasi kejut soda yang manis bertemu asem seger lemon dan pekatnya kopi berhasil menyatu dengan baik. Sweet Strawberry Cheesecake (Rp.20.000,-) sepotong kue keju yang lembut bertopping selai strawberry. Teksturnya begitu lembut, cheezy, crumbs nya pun lembut serta lapisan selainya manis asam menyegarkan...

Wajah baru The Harvest di Margonda membuat saya mengunjunginya kembali, bukan untuk beli kue ulang tahun tapi menikmati kopi di sore hari. Mengubah image dari kesan elegan bernuansa gelap, mereka menjelma menjadi toko kue bernuansa shabby chic lebih terang dengan merah muda sebagai warna utama. Bentuk bangunan yang berubah total menyediakan tempat duduk beragam, indoor maupun outdoor. Area display roti pun jadi lebih banyak, termasuk kue-kue kering dalam kemasan maupun birthday cake andalan mereka.

Memesan sepotong Chocomaltine Cheesecake (Rp.39.000,-) dan Americano (Rp.22.000,-) sudah cukup membuat sore saya terasa santai. Baru kali ini saya menikmati secangkir americano di Harvest, ternyata rasanya enak juga. Karakter kopinya dominan acidity jadi terasa asam kuat yang menyegarkan. Untuk kuenya sendiri lembut tapi agak sedikit kering. Cheezy-nya tidak begitu strong tapi masih berasa keju. Lapisan chocomaltine-nya kurang nendang, jadi agak tenggelam...

Menikmati Minggu siang di kawasan Blok M, saya menemukan sebuah kafe yang nampaknya cukup menarik buat dikunjungi bernama Soon. Menyulap salah satu unit ruko di pinggir Blok M Plaza, Soon tampil bersih berwarna putih kontras dengan barisan unit ruko lain disebelahnya yang sudah nampak lawas. Kalau saya lihat, mereka sudah cukup ramai pengunjung, mungkin karena sudah buka pada pagi hari dan menjadi spot beristirahat para pesepeda terutama di area teras depan yang memanfaatkan trotoar.

Masuk ke dalam gaya desain memadukan kesan modern minimalis dengan sentuhan industrial. Saya langsung disambut lemari display yang berisi aneka pastry serta roti yang sepertinya menjadi andalan mereka. Setelah memesan dan membayar, tak perlu menunggu lama ternyata pesanan saya sudah jadi. Semua dalam kemasan take away meskipun akan makan di tempat. Saya pun memilih duduk di salah satu sudut ruang yang menghadap ke arah barista area sekaligus bersebelahan dengan open kitchen tempat para baker membuat roti.

Memasangkan Djava Aren Presso (Rp.23.000,-) dengan Jasuke Croissant (Rp.28.000,-) merupakan pilihan yang tepat. Sepotong roti adonan puff dengan isian olahan jagung manis, susu dan keju, cocok banget dinikmati bareng es kopi susu gula aren manis, milky dan creamy menyegarkan. Adonan pastry nya sempurna, lapisan demi lapisannya airy, buttery, agak chewy tapi tetep empuk. Konsistensi jasuke mereka tampil elegan dan terkesan mahal. Eiya, setelah menikmati kudapan jangan lupa buang sampahnya di tempat yang telah disediakan ya, mereka sudah merincinya dalam sebuah peraturan tertulis yang ditempel pada dinding-dinding ruang...

Blok M Square menjadi kawasan perbelanjaan lawas yang dulu sempet merajai pasar ibukota. Bersebelahan dengan Blok M Plaza, Pasaraya dan terminal, kini area ini agak ditinggalkan serta kurang perawatan. Tapi justru barisan ruko disekelilingnya masih bergeliat. Beberapa usaha kopi justru menghidupkan suasana disini, seperti salah satunya Deracikan.

Mengusung konsep simple dengan sentuhan Bali, coffeeshop yang berada di area depan tak jauh dari Pasaraya ini tampil dengan tone warna kuning cerah. Meja kursi kayu sederhana membuat kedai ini terlihat minimalis. Terdapat dua jenis ruang duduk, didalam dan diluar. Pelayanan disini cukup ramah, mereka menyapa teman saya yang kebetulan pernah berkunjung dengan hangat dan bersahabat.

Manual Brew (Rp.18.000,-) dengan beans Orange Bourbon. Rasanya sangat menyegarkan. Karakter acidity menguarkan aroma asam begitupun rasa yang tersesap setelah saya menyeruputnya perlahan. Mengingat harganya sangat terjangkau, ini sih oke banget. Pisang Lumer (Rp.17.000,-) berisi 5 buah piscok yang renyah diluar empuk didalam. Pisangnya manis, cokelatnya beneran meleleh. Kombinasi sempurna antara kopi dengan piscok di tengah cerahnya udara ibukota...

Hafa Mountain View
Jalan Gunung Batu, Sentul

Setelah menelusuri jalan Bojongkoneng yang berliku-liku, menanjak dan sedikit ngepres untuk dua mobil yang berpapasan, akhirnya sampai juga saya di Hafa Mountain View. Kafe luas dengan pemandangan perbukitan di daerah Sentul ini wajib banget disamperin bagi kamu pecinta kuliner yang ingin menikmati suasana kembali ke alam. Area seolah terbagi dua, yaitu di atas dan di bawah yang keduanya sama-sama menarik dengan gaya desain modern bernuansa hijau.

Beberapa bangunan besar mirip hanggar dengan dinding-dinding kaca yang sebagiannya lagi terbuka tampak kontras dengan pemilihan furnitur serta background alam berupa perbukitan. Area bawah terdapat panggung yang menampilkan penampilan musik akustik yang menghadap ke arah pengunjung dengan barisan meja kursi taman beratap barisan lampu bohlam estetik. Bentuk tempat duduk yang beragam serta penempatan seating area di beberapa blok, membuat Hafa tampil megah. Di pojok bawah terdapat arena bermain anak yang diisi ayunan, perosotan dan jungkat jungkit.

Hafa Aku (Rp.25.000,-) minuman berupa es kopi susu gula aren yang terasa manis creamy sekaligus milky. Perbandingan antara ketiga bahan utama yaitu kopi, susu dan arennya seimbang, sehingga mampu menyuguhkan rasa yang menyenangkan untuk dinikmati. Grilled Banana Cinnamon (Rp.30.000,-) cara penyajiannya tampak cantik. Beberapa buah pisang panggang ditumpuk lalu disajikan bersama krim, olesan selai dan satu sendok es krim vanila. Pisang yang berkaramel hasil pemanggangan bertemu selai asam manis, krim yang asin gurih dan es krim vanilla yang menyenangkan...

Menjadi alasan saya pergi jauh menelusuri jalanan kecil berkelok di daerah Sentul, Kopi Koneng tampak begitu asri dengan pemandangan perbukitan. Konsep desain terbuka dengan dominasi unsur kayu, kafe ini memiliki beberapa lantai karena kontur tanah berundak-undak. Beberapa spot foto sengaja dibuat sebagai daya tarik pengunjung dengan latar pemandangan Sentul yang hijau. Fasilitas lain seperti lahan parkir, stop kontak dan ruang sholat pun tersedia. Pelayanan disini cukup ramah, cepat dan informatif.

Cappuccino (Rp.25.000,-) unsur kopinya cenderung medium dengan rasio susu yang pas. Teksturnya cukup creamy dengan hiasan latte art estetik berbentuk kuda laut. Tempe Mendoan (Rp.28.000,-) sebagai menu cemilan pertama yang terdiri dari 4 potong. Tepungnya berbumbu serta beraroma daun bawang, jadi terasa gurih dan enak. Ketebalan serta ukurannya pun sangat pas, jadi makan satu saja sudah cukup.

Enoki Cabe Garam (Rp.35.000,-) ternyata cemilan jamur bertekstur renyah ini sangat nikmat. Selain garing, rasanya juga menawarkan sensasi asin, pedas, dan gurih yang terpampang nyata. Saya sama temen-temen hampir berebut dibuatnya karena ketagihan. Pisang Goreng Crispy (Rp.28.000,-) menu cemilan manis sebagai pencuci mulut. Pemilihan bahan utama pisangnya telah matang pohon, jadi terasa manis dengan tekstur empuk lembut yang sukses lumer dimulut...