Darsehsri

Saat berkunjung ke Sunday Brew, masih baru banget grand opening, didalamnya masih ada renovasi sedikit. Bangunannya cukup luas, parkiran juga bisa menampung banyak kendaraan.

Di bagian indoor selain coffee bar yang bersebelahan dengan kasir, juga ada area tempat duduk. Sementara outdoornya diisi tempat duduk yang terbuat dari semen, terkesan padat karena cukup banyak dan jaraknya berdekatan.

Saya pesan Japanese, cukup enak dan penyajiannya menarik memakai mug bertuliskan Sunday Brew. Untuk kudapan pilih lasagna, ini juga ngga mengecewakan, rasa sesuai harga.

Jangan bingung kalau mau berkunjung ke Sande Coffee & Space, kamu cukup masuk lewat toko kamar bekas, jadi Sande memanfaatkan taman belakang sebagai coffee shop. Baristanya ya staff kamar bekas juga, salut sekali bisa melayani pengunjung toko sekaligus jadi barista.

Ngga ada coffee bar, kopi di racik di pantry di dalam toko baju. Ruang duduk hanya tersedia di halaman belakang yang cukup asri karena pepohonan hijau, tapi masih dalam tahap rapih rapih. Pelayanan juga cukup gesit dan ramah.

Menu yang tersedia sementara ini hanya menu minuman saja. Saya tertarik sama Es Kopi Susu Aren (17k), ternyata rasanya cukup enak, kental, legit dan komposisinya pas. Next time pengen cobain minuman lainnya.

Masih kulineran seputar mall AEON Sentul city, yang menarik perhatian ada booth Buba Soul di tengah tengah mall.
Warnanya mentereng, oranye kotak kotak dengan desain yang cukup catchy. Selain menjual minuman, juga menjual beberapa jenis makanan ringan.

Pesan dua jenis minuman yang berbeda karena promo Buy One Get One seharga 37k. Minuamannya cukup enak, segar khas minuman kekinian. Spirit of merah putih dan mangyo cold, buat pecinta minuman manis pasti suka banget nih.

Satu satunya booth jamu yang pernah saya kunjungi di bogor, boothnya simple tapi bagus. Pelayanan juga ramah dan cekatan. Disini pilihannya cukup variatif, semua bahannya dalam bentuk bubuk yang disimpan di dalam jar.
Kunyit Asam (23k)
Diantara menu yang cukup variatif, saya dan teman memilih menu classic series, kunyit asam karena memang suka banget sama minuman ini. Rasanya cukup segar buat di minum kapan saja, jangan berharap jamunya medok, disini cukup light dan ngga terasa ketir di lidah.

Kembang Tahu (23k)
Termasuk dessert yang biasanya paling banyak di cari kalau di tempat jajanan tradisional. Tapi disini sedikit berbeda, kemasannya dalam botol, layer antara kembang tahu dan gulanya terlihat bagus. Sempat bingung cara menikmatinya gimana, ternyata pakai sedotan atau langsung tenggak aja. Kembang tahunya terbuat dari susu kedelai instan dan karena makannya ngga di sendok jadi agak aneh.

Restoran yang menawarkan sajian fried chicken ini bangunannya cukup menarik perhatian, berwarna merah dengan parkiran yang bisa menampung sekitar lima kendaraan roda empat dan beberapa kendaraan roda dua.

Agak kaget juga pas lihat harganya, range harga 15-25rb, udah dapat ayam goreng enak.
Aku cobain yang sayap pedas, ini recommended lho, bumbunya ngga aneh, beneran pedas tapi masih ada rasa gurihnya.
Ayam Goreng Originalnya juga renyah, dalamnya cukup juicy dan ngga bau minyak goreng.

Waiters ramah ramah, tapi menurut saya terlalu banyak nawarin produknya, mungkin SOP-nya begitu, tapi malah membingungkan pembeli. Harusnya kalau mau nawarin produk ngga lebih dari dua item.

Alhasil orderan saya sempat salah, baru di bikin setelah ditanya ulang, lalu minuman juga jadi dobel karena ga info kalo paket minumnya ngga bisa di ganti, tapi malah nambah order lemon tea.
Meja sebelah juga bernasib sama, mau marah ngga jadi mengingat jajan sebanyak ini habis dibawah 50rb aja.