Review Pelanggan untuk Bakso Sultan

Sejujurnya saya mengunjungi tempat ini karena impulsif setelah melihat video review dari seorang influencer--impulsivity really brings me here. Restoran bakso ini menempati eks-bangunannya Fish Wow Cheese. Tempatnya cukup mudah untuk ditemukan berkat eksterior dengan warna yang sangat nyentrik serta crowds yang tumpah-tumpah ke jalan. Tempatnya sebenarnya standar restoran bakso kebanyakan, namun dalam versi yang lebih luas dan lebih bersih. Mengunjungi tempat ini di akhir pekan di saat jam makan siang ataupun setelahnya tidak begitu disarankan bagi mereka yang kesabarannya terbatas mengingat antreannya sangat mengular. Saya cukup mengapresisasi stafnya yang cukup sabar ketika situasinya lumayan chaotic.

Food and Beverage:
- Various Bakso
Sistem yang diberlakukan di tempat ini adalah sistem prasmanan dimana pengunjung mengantre untuk memilih sendiri item yang diinginkan. Sejujurnya konsep seperti ini cenderung untuk membuat kalap. Pengunjung juga bisa memilih baksonya ingin dihidangkan dengan menggunakan mangkuk, ataupun dengan menggunakan panci (transaksi minimum 50K) yang bisa dipanaskan lagi menggunakan kompor yang disediakan di meja-meja. Point of interest dari restoran ini adalah jenis baksonya yang sangat variatif dari bakso kerikil hingga tulang sum-sum dengan ukuran yang sangat jumbo.

Kali ini saya memesan bakso udang windu, bakso telur, bakso kerikil, bakso tahu, pangsit, tetelan paru, lengkap bersama mie kuning, soun, dan sawi. Total saya menghabiskan 55rb. Di antara pilihan bakso yang saya tersebut, saya malahan lebih suka baksonya yang basic seperti bakso telur dan bakso tahu, sedangkan bakso udangnya menurut  saya bukan yang perfectly fresh gitu, sebagian tetelan parunya juga memiliki after-taste yang unpleasant.  Pangsitnya menurut saya juga agak sedikit failed. Kuah baksonya bukan yang lekoh banget--gurih namun citarasa kaldunya bukan yang intens banget. Kuah seperti ini tipikal kuah yang harus ditambahkan seasoning yang tebal untuk menikmatinya.