Review Pelanggan untuk Ngopi di Sawah

Dari nama tempatnya aja udah menarik ya, saat kita diwajibkan jaga jarak di tengah pandemi, restoran dengan suasana outdoor tentu jadi sasaran utama pecinta kuliner.

Menuju kesini cukup mudah, ngga jauh dari pintu tol keluar ciawi, papan nama kecil ada di kanan jalan sebelum tanjakan menuju Ngopi di Sawah. Setelah mentok di pagar hitam, dibalik itulah ada restoran besar.

Konsep antrian kurang jelas, meskipun jam buka udah lewat, pengunjung dikumpulkan di parkiran, ngga boleh turun dari mobil, lalu di data sama security nama dan jumlah pengunjung.
Saya kira ini data buat tempat duduk, ternyata bukan, di gerbang menuju restoran pengunjung harus daftar lagi ke staff resto dan masih waiting list.
Setelah menunggu kurang lebih setengah jam, saya baru dapat meja dan ternyata mejanya tetap berdekatan meski meja di area lain banyak yang kosong.

Dari segi tempat oke, sepetak sawah yang jadi pusat perhatian berada di tengah seating area gazebo dan joglo.

Saat order sudah pukul 12 lebih, menu makanan banyak yang belum ready. Pesan seadanya, tapi tetap ada menu yang ketinggalan dan harus ditanyakan berkali kali.

Lontong Cap Sawah (47k)
Cukup enak dengan isian komplit, bumbunya juga medok, recommended. Yang kurang hanya kerupuk/empingnya aja, alot!

Nasi Goreng (28.5k)
Nasinya pera, bumbu kurang terasa malah cenderung hambar.

Pisang Goreng (16k)
Ini juga oke, pisangnya asem manis tapi tepungnya renyah dan karena potongannya cukup besar jadi makan satu aja udah kenyang.

Tempe Mendoan (16k)
Ini pesanan yang setelah satu jam baru datang, kondisinya tentu saja hangat karena baru di goreng setelah lupa di buat.

Air Jahe Sereh (13k)
Minuman ini lebih cocok buat sore hari, meskipun rasa jahe dan serehnya samar samar tapi masih oke.

Teh Desa (12k)
Tersaji didalam gelas kecil, untungnya kecil karena rasanya bukan sekedar tawar, tapi pahiit.