Review Pelanggan untuk D’MC Coffee
kopi, roti dan nyanyi...
oleh yudistira ishak abrar, 10 November 2019 (sekitar 5 tahun yang lalu)
3 pembaca berterima kasih ( Makasih terbanyak)
Sekitar awal Nopember 2019 kemarin saya sempet lewat Jalan Merdeka, Depok Timur, dan melihat ada sebuah coffeeshop baru yang tampak menarik bernama D’MC Coffee. Karena sudah kemaleman, akhirnya saya memutuskan untuk mampir lain waktu supaya lebih leluasa. Selang beberapa hari, barulah saya menyempatkan diri untuk ke D’MC Coffee supaya engga penasaran.
Dari segi desain, D’MC Coffee merupakan salah satu kafe yang cukup niat di bilangan Depok Timur. Bangunan berupa rumah yang disulap menjadi coffeeshop modern bernuansa putih pada dinding dan unsur kayu pada lantai, sehingga membawa kesan nyaman sekaligus tenang ke tengah-tengah ruangan. Ornamen ruang pun engga terlalu banyak, hanya berupa beberapa lukisan besar tapi cukup untuk membuat D’MC tampil cantik sekaligus artistik.
Bagian tengah ruang utama terdapat rak-rak kayu berisi barisan roti yang terjajar rapi, jadi selain kopi, ternyata mereka juga serius dalam menjual aneka roti. Di salah satu sudut ruang utama juga terdapat mini stage yang berisi gitar, amplifire dan standing mic untuk live music di malam hari. Ruangan smoking terletak dibagian teras depan dan area mungil di belakang yang mengarah ke toilet.
Pagi menuju siang ini saya memesan sepiring pasta Aglio Olio (Rp.35.000,-) sebagai menu brunch. Spaghetti dimasak hingga menghasilkan tekstur aldente, lalu diberi parutan keju cheddar, oregano kering dan sepotong roti oven. Untuk golongan penyuka manis, pedas Aglio Olio ini cukup memecut lidah, levelnya sedikit lebih pedas dari menu sejenis di tempat lain. Supaya engga terlalu huuh haah, sebaiknya taburan keju diaduk merata ke seluruh bagian agar tidak terlalu membakar lidah. Enak sih untuk ukuran maincourse di sebuah coffeeshop yang lokasinya diluar ibukota.
Sebagai penetralisir setelah sukses dibuat kepedesan oleh Aglio Olio, saya juga memesan Banana Fried Cheese (Rp.24.000,-) dua buah pisang goreng tepung berlumur susu kental manis dan parutan keju ini disajikan bersama saus cokelat yang kalo engga salah tebak menggunakan susu kental manis rasa cokelat. Untuk pisangnya sedikit kurang matang, jadi sensasi lembek dan karamel alaminya kurang nendang. Bukan yang engga enak, tetep enak, hanya memang kurang bikin merem melek aja...
Coffee Latte (Rp.26.000,-) dan Cappuccino (Rp.23.000,-) menemani brunch saya kali ini. Coffee Latte yang tersaji dingin terasa lebih light ketimbang Cappuccino yang tersaji hangat. Sebenarnya kedua minuman ini terbuat dari base beans yang sama, hanya memang untuk Coffee Latte terasa lebih manis karena ada tambahan gula didalamnya. Tapi saya cukup puas dengan keduanya, mengingat harganya terbilang masih terjangkau dan sepadan...
Foto lainnya:
Harga per orang: < Rp. 50.000
Informasi
Reviewer: