Review Pelanggan untuk Sagoo Kitchen

Hobi traveling ke luar negeri untuk mengunjungi restoran unik dengan konsep tempo dulu yang dilakukan oleh Mulyadi Widjaja dan sang istri, Marisa Imelda, menginspirasi mereka untuk membuka resto bernuansa jadul. Maka pada tahun 2007 berdirilah Sagoo Kitchen di kota Bandung.

Sagoo sendiri berasal dari kata sagu, yang berarti tepung yang berfungsi sebagai pengental makanan. Dengan nama tersebut, diharapkan Sagoo Kitchen mampu membuat lengket para pengunjung, hingga mau mampir terus ke Sagoo Kitchen.

Nuansa jadul sudah sangat terasa saat pertama kali saya menginjakan kaki disini. Berlokasi di lantai dasar Margo City, Sagoo Kitchen sukses membawa tiap pengunjung mengarungi mesin waktu ke era 90 an. Pernak pernik lawas yang sangat klasik, menjadi komponen utama pengisi ruang. Sangat cantik dan artistik.

Perjalanan wisata kuliner saya diawali dengan Bestik Sapi Kereta Api (Rp.55.900,-) Tersaji lengkap dengan sayuran, telur dan bihun goreng sebagai komponen kriuk kriuk. Tekstur dagingnya empuk dan juicy meski ga terlalu tebal. Wortel, buncis dan sayuran lainnya segar. Bumbunya ala jawa, jadi lebih manis gurih gitu. Kentang gorengnya juga renyah dan enak. Worth it.

Nasi Soto Daging Sapi (Rp.42.900,-) jadi menu kedua yang saya santap. Soto ini punya kuah kaldu yang pekat dan gurih. Meski tergolong jenis kuah bening, namun rasanya cukup tebal dan nyegerin. Tekstur dagingnya pun empuk meski dalam potongan yang tidak begitu besar.

Ijs Mangga Seroet (Rp.29.900,-) jadi minuman pertama yang saya coba. Rasanya mirip asinan, tapi ga pedes dan lebih manis. Serutan buah mangga mudanya seger. Boleh juga.

Terakhir ada Ijs Milo Dinosaurs (Rp.32.900,-) disajikan didalam gelas yang kurang “dinosaurus” menurut saya. Rasanya just so so...