Review Pelanggan untuk Batik Kuring
Chapter 231 : Batik Kuring
oleh Micwengeneral B, 17 September 2018 (sekitar 6 tahun yang lalu)
1 pembaca berterima kasih
Hidangan Batik Kuring seindah batiknya Iwan Tirta. Really. Lebih dari sekadar reinkarnasi Sari Kuring.
Dulu, saya juga suka ke Batik Kuring / Sari Kuring pas waktu beberapa tahun yang lalu, ketika namanya masih Sari Kuring. Sekarang sudah lama saya tidak kesana, jadi saya bertandang lagi kesana beberapa waktu yang lalu. Saya reservasi secara online, dan terdaftar di komputer Batik Kuring, jadi simpel.
Lokasinya di SCBD, tempatnya yang sekarang agak berubah. Dindingnya kini bercorak batik, sesuai dengan namanya sekarang hehehehe. Sayangnya, kolamnya yang di dalam sudah tidak ada, dan kini ikan arwananya sudah tidak dipajang. Tidak ramah kursi roda, pula. Namun, tempatnya yang jelas santai, rileks, dan tidak bising.
Dahulu ayam kalasannya Sari Kuring enak, sekarang? Sama. Lengket, gurih, sedikit manis, dan lunak ayamnya hehehehe. Ikan guramenya juga hebat, bukan cuma gak amis, malah garing dan gurih dagingnya!! Trengginas really. Sop buntutnya juga dulu luar biasa enak.
Pelayanannya sih biasa saja, namun hidangannya cukup cepat diantar (saya habis pesan, cuci tangan sebentar, tidak lama kemudian keluar makanannya). Harganya mahal, kemarin makan berdua 500 ribu, guramenya 166 ribu, dan ayamnya 40 ribu sepotong, plus tax & servis 10 dan 5 persen. Tapi wilayahnya sih memang, SCBD hehehehe.
Di sana juga untungnya no dresscode, ATM juga wireless, dan tidak ada pembulatan billing. Kalau tisu basah kemarin ini tidak disediakan, soal corkage saya tidak tahu.
Yang terpenting, hidangan di Sari Kuring / Batik Kuring really indah. Really. Terutama ayam kalasan dan gurame gorengnya yang benar - benar nyaring di pikiran saya.
Batik Kuring secantik batiknya Iwan Tirta yang begitu mewah dari luar dan dalam, dan harganya.
IG Credits :
@michael_wen96
@es_shanghai_aconk
Foto lainnya:
Menu yang dipesan: Gurame Goreng, Ayam Kalasan, Tumis Kangkung
Harga per orang: > Rp. 200.000
Informasi
(Indonesia)
Reviewer: