Review Pelanggan untuk Grand Wing Heng

Kita berempat kali ini mencoba gerai dim sum yang ekstra tenar di Muara Karang, yaitu Wing Heng. Gerainya sih sederhana saja, menempati 2 ruko yang digabung. Cuma, nggak ramah troli banget.

Kita sampai sana sekitar jam 2. Jam segitu tidak antri walau tetap ramai, karena begitu jam makan, tempat ini berubah menjadi seperti antri sembako - apalagi malam, pernah sekali kita melewatinya saat malam dan pulang begitu saja dengan tangan kosong, sampai akhirnya Pondok Kemangi menjadi tempat pelampiasan kami (saya telah mereviewnya di PergiKuliner).

Nah, kalau ramainya sampai nggak masuk akal seperti itu, seharusnya Wing Heng coba menggunakan reservasi online, ya. Karena reservasi online apapun jelas belum support Wing Heng.

Namun, bagaimana dengan dim sum-nya? Kita memesan sekitar 9 macam dim sum di sana - termasuk 2 porsi nasi babi dan sayur selada hong kong, totalnya memang murah sih 233 ribu include tax & servis. Yang bahkan lebih murah daripada De Pluit.

Sayangnya, dim sum-nya tidak sampai melampaui ekspektasi saya. Nasi babinya sih enak, cuma tidak selegit nasi Tim Ho Wan dulu di Grand Indonesia. Sedikit kurang gula palem mungkin saus nasi timnya. Bakpaunya juga lumayanan saja, ya ok lah.

Tahu gorengnya sendiri mungkin yang lebih unik, isinya daging cincang. Garing, tahunya juga segar. Cheong fen-nya dan lumpianya enakan Duck King/Imperial Chef. Untungnya, siomay-nya juga besar - besar, ya lumayan lah.

Overall, apa yang saya rasakan di Wing Heng tidak se-wow antriannya itu. Kalau antrian seperti itu terjadi di Hong Kong Sheng Kee cabang Mall Taman Anggrek, saya bisa memahaminya (karena juga mi urat sapinya yang tak tertahankan).

Mungkin karena harganya yang murah, terus jam kerjanya yang 24 jam, membuat banyak pengunjung berpikir seperti ini, "daripada susah - susah ke tempat lain, mending ke Wing Heng". Bisa jadi dari sana, Wing Heng melebarkan sayapnya, ya.

IG Credits :

@michael_wen96

@es_shanghai_aconk