Review Pelanggan untuk Waroeng Sunda

Saya berempat tidak akan pernah menyangka bisa kelebihan order 2 - 3 menu di Waroeng Sunda, Kebon Jeruk, kali ini. Begitupun, kami masih hanya menggelontorkan dana sebanyak 422 ribu di sana, termasuk pepes jamur dan 2 batok kelapa.

Kok bisa kelebihan order?

Jujur, di Waroeng Sunda kami memesan nasi pas untuk 4 porsi, namun nyatanya mereka mengisi penuh bakul nasi mereka. Sehingga, saya berpikir, bahkan ini sepertinya untuk 5 orang.

Kemudian, gurame mangganya juga kelewat bongsor. Padahal, kami hanya membeli 600 gram saja, 90 ribu, belum termasuk pajak.

Porsinya kolosal, memang. Namun, di Waroeng Sunda ada lagi kentang goreng dan jamur krispi. Belum lagi kentang gorengnya yang juga banyak untuk seharga 16 ribu belum termasuk pajak, garing dua - duanya.

Masif. Baru kali ini saya berasa kelimpahan di suatu restoran non buffet, ya, Waroeng Sunda. Ditambah lagi menu - menunya mengesankan semua, dimana guramenya tersebut wangi dan lembut sekali bersaus mangga yang asam manis, lalu juga udang goreng yang renyah dan gurih dengan harga 45 ribu belum pajak. Hanya nasi gorengnya yang sedikit banyak minyak walaupun gurih dan bongsor.

Mengesankan. Mereka juga ada konter khusus lalapan dan sambal. Sambalnya ada beberapa macam, lagi.

Dan, kalau mau di-share ramai - ramai keceriaan di Waroeng Sunda, mereka juga lebar sekali, leluasa. Itupun saya rasa mereka masih punya lantai atas yang belum terpakai. Mereka pun ramah disabilitas, punya jalur khusus kursi roda. Dari luar, mereka juga megah dan mapan.

Hanya kekecewaan saya yang lain dari Waroeng Sunda, yakni absennya reservasi Chope maupun Eatigo terhadapnya. Walaupun ini menyulitkan, saya merasa dengan basis resep seperti Waroeng Sunda ini yang dibuat kolosal namun tetap dengan harga ekstra rendah hati, bahkan beberapa budget all-you-can-eat barbeque belum tentu bisa menyaingi daya tarik dari Waroeng Sunda ini.

All in all, restoran sundanya terjangkau seperti warung - warung, ultimately.