Review Pelanggan untuk Wiro Sableng 212

WIRO SABLENG 212 = QUALCOMM SNAPDRAGON 212? ● Sesudah Pondok Pangandaran, kali ini saya bersama orang tua mencoba konter seafood lainnya di Kelapa Gading. Namanya Wiro Sableng 212, letaknya hanya beberapa meter dari Pondok Pangandaran.
Tempatnya agak kotor. Namun, Wiro Sableng menjadi up to date karena satu hal yang cukup simpel : AC seluruhnya.
Ya, Pondok Pangandaran tidak semuanya AC.
Untuk seafoodnya di Wiro Sableng sebetulnya biasa saja, namun all in all acceptable. Kepiting saus padangnya cukup pedas menggelegar, bawal bakarnya juga tidak amis, dan cumi gorengnya cukup renyah.
Hidangannya sendiri juga cukup cepat diantar ke meja. Namun, Wiro Sableng ada tapinya.
Pertama, sambal terasinya nggak enak. Harganya agak mahal pula, bertiga 500 ribuan. Namun, itu masih sebagian cerita.
Cerita lengkap ketika setelah saya dine di sana, dan saya pulang. Ketika sampai rumah, saya bertanya kepada orang tua saya, "tadi Wiro Sableng enak tidak?" Orang tua saya menjawab begini, "sepertinya terdapat sesuatu yang invisible."
Invisible!
Saya langsung agak bad mood terhadap Wiro Sableng. That's why saya tidak berani memberi rating lebih di sana. Saya juga sebetulnya lebih prefer ke Pondok Pangandaran dan Bandar Djakarta yang Alsut sih meskipun sekali lagi Wiro Sableng sebetulnya acceptable.
Walaupun begitu, juga dengan harga 500 ribuan bertiga, porsinya benar - benar sama sekali tidak monoton. Jauh lebih banyak dari Pondok Pangandaran, dan porsinya benar - benar mirip beberapa restoran keluarga di daerah. Contohnya Restoran Indah di Tegal, Rumah Makan Sedap di Purwakarta, dan yang lain.
Porsinya benar - benar bagai suatu CPU yang sizenya 250mm persegi keatas, yang total transistornya 30 miliaran. Walaupun sayangnya proses fabrikasi transistornya itu benar - benar invisible dan tidak diketahui rinciannya, berbeda dengan, misalnya, Qualcomm Snapdragon 625 yang prosesnya 14 nanometer.