Avy Chujnijah

Surabaya dan Sidoarjo memang cukup terkenal dengan kuliner bebek yang terkenal enak dan beraneka macam olahan. Salah satu yang saya suka adalah Bebek Goreng Susanti di perumahan Pondok Chandra. Beberapa poin yang saya catat ketika pertama kali mencobanya adalah :

1. Ukuran bebek besar, gurih, renyah dan tidak ada bau lebus/amis. Terlihat banget cara memasaknya sangat teliti dan professional. Karena memang mengolah bebek itu tidaklah mudah. 

2. Nasinya juga juara. Punel dan harum. Sebenarnya porsi pas untuk ukuran perut cewek. Tapi karena lapar, jadinya nambah separo. Kalau yang beli laki-laki mungkin nasinya bisa 2 porsi. 

3. Tempat cukup lapang meski tidak terlalu luas, tapi cukup bersih. Untuk parkir mobil saja agak sempit. 

4. Harga cocok dengan rasa dan ukuran. Saya kasih nilai 9/10 menurut selera saya yang suka kuliner perbebekan.

Saya sudah 3x kembali untuk mencobanya, karena memang nagih banget.

Sidoarjo tidak hanya terkenal sebagai darah industri, perdagangan dan usaha kecil menengah. Tapi sekarang Sidoarjo cukup maju dengan usaha kuliner yang semakin marak.

Salah satunya adalah Ayam Goreng Nelongso, yang ternyata buka 24 jam. Saya secara kebetulan lewat di jalan Magersari, karena memang jalan utama dari Sidoarjo ketika mau kembali ke Surabaya. Lokasinya yang pinggir jalan memang cukup strategis. Kanan kirinya banyak kulineran. Tapi bagi yang penyuka sambal, tempat ini sangat cocok. Karena di resto ini kita bisa memilih sambal yang tersedia. Beraneka macam pula. Sayang banget saya bukan penyuka sambel hehehe

Sama memilih menu ayam bakar, cah kangkung dan beberapa gorengan seperti tahu dan tempe goreng. Karena saya penyuka cita rasa manis, ayam bakarnya cukup enak di lidah saya. Begitu juga cah kangkungnya.

Ohya, harganya cukup terjangkau terutama untuk anak sekolahan.Saya lihat banyak anak sekolahan yang memadati ketika jam makan siang. Meskipun ada juga orang kantoran dan ibu-ibu yang datang secara rombongan.

Pengen makan pecel dengan sajian yang istimewa? Saya sudah pernah mencobanya, di resto Pecel Kota P'House. 

Awalnya saya membayangkan sajian yang kurang lebih sama dengan pecel umumnya. Tapi ternyataaaaa....beda sodaraaaaaa 

Saya memilih menu Nasi Goreng Pecel Sea Food, tentu saja yang tidak pedas. Tampilannya hampir sama dengan nasi goreng biasa. Tapi setelah di coba. Aroma pecelnya sangat kuat dari campuran dalam nasi yang di goreng juga toping di atasnya. 

Enak dong? Karena berasal dari Madiun yang notabene kota pecel, dan lidah sudah terbiasa makan pecel dari kecil. Sajian nasi goreng pecel ini sudah cukup mengobati rasa kangen saya pada kota tercinta.

Oh ya untuk lauk pendamping sesuai dengan judulnya yaitu nasi goreng sea food, ada 2 potong siomay udang goreng. Cukup mantaplah menurut saya.

Kalau kalian penasaran, langsung datang aja.....

Surabaya memang lagi mendung akhir2 ini. Bete banget ya kalo lg di jalan, terus kena hujan. Enaknya berteduh dimana nih? Saya sih kalo lg diseputaran UPN, gak bakalan bingung deh. Cuuuussss langsung melipir ke Raja Duren yg kondang dg menu serba duren yg gak kenal musim itu.

Kali ini saya pilih yg seger tapi tetep cocok di segala cuaca. Yaitu Sop Rainbow Duren yg memang andalan dari resto yg berlokasi di jalan Medokan Ayu 21C Surabaya.

Tampilannya keren bgt. Tumpukan keju menutupi daging duren yg menyembul penuh di atas sirup duren warna hijau dan kuning. Rasanya gak usah ditanya deh. Penggemar duren pasti puas. Porsinya jg pas.

Tempatnya gak kalah keren dg menunya. Bersih, artistik khas anak muda dan yg pasti bikin kerasan krn wifinya kenceng.

Yuk ngadem disini....