Terakhir makan lomie di Bandung di tahun 2017, jadi ke pas ada kesempatan lagi ke Bandung, saatnya berburu lomie.
awalnya aku cari di google maps dengan keyword 'lomie' dan nemu warung ini yang kelihatannya 'kredibel' bila melihat ratingnya. Kemudian aku memutuskan untuk pergi ke sana sekitar jam 3an sore.
letak warungnya di trotoar, jadi tempat duduknya terbatas yaa. pas disajiin, wow wangi kuah ikan langsung menyeruak. Kuah kaldu ebinya kental menggunakan maizena. lomie disajikan dengan pangsit rebus dan bakso, seharusnya ada sayurnya tapi sepertinya sudah abis karena aku datangnya di sore hari. Rasa mienya al dente, tidak terlalu lembek dan tidak keras juga. rasa kuah kaldu ebinya unik banget, gurih dan asin. Untuk bakso dan pangsitnya menurutku so-so sih.
Untuk porsi lomie lengkap harganya 25rb, lumayan pricey juga untuk warung di pinggir jalan. Semoga bisa segera pindah ke tempat yang lebih luas deh :"
Ohya, di warung ini ga cuma jual lomie, tapi juga ada mie yamin. belum sempat coba sih, tapi bakalan repurchase lagi untuk lomienya!
Pertama kali nyobain Remboelan di Lotte Shopping Avenue dan langsung jadi restoran Indonesia favorit aku.
Bagiku, kuliner Indonesia itu adalah makanan terlezat dibandingkan kuliner dari negara lainnya, dengan rasa yang kompleks dari paduan rempah-rempahnya dan tentu saja ingatan akan rasa yang membuat kita teringat akan kenangan saat sedang menyantapnya.
Nggak banyak restoran Indonesia yang mengusung konsep fine dining seperti di Remboelan dan aku suka banget dengan konsep ini, pelayannya ramah, ada 'penjual' jajanan pasar, dan pilihan menunya sangaaaaat banyak. Mulai dari makanan pembuka hingga makanan penutup yang menurutku rasanya nggak pernah 'failed'.
Kali ini, aku makan Nasi Goreng Se'i karena kebetulan hanya makan berdua jadi enggan makan menu tengah. Seperti masakan lainnya di Remboelan, rasa nasi goreng ini sangat berbumbu, rasa pedas dari lada dan cabe berbaur padu dengan lembutnya daging se'i panggang sebagai toppingnya. Pendampingnya emping melinjo yang renyah menjadi pelengkap dari rasa berbumbu dari nasi gorengnya. Porsinya pun nggak nanggung-nanggung, mungkin sekitar 200gr nasi :))) pokoknya untuk aku yang doyan makan, porsi segini masih kebanyakan.
Teh poci yang disajikan disediakan pula 2 cangkir dan gula batu, sungguh terkenang memori sewaktu tinggal di Jogja dimana teh poci selalu menjadi andalan ketika makan di rumah makan khas Jogja.
Yang tidak disuka, Remboelan ternyata restoran favorit orang-orang juga, jadi seringkali waiting list yang cukup panjang. terutama di akhir pekan dan menjelang jam makan siang maupun makan malam. Jadi biasanya aku makan di sini selain waktu-waktu tsb. Selain itu, yang kurang nyaman adalah pengaturan meja yang terlalu mepet dengan meja sebelahnya, sehingga terasa sangat padat dan kita bisa mendengar obrolan meja sebelah padahal aku ingin makan dengan khusyuk. Pengunjungnya pun didominasi oleh keluarga dan group, jadi kesannya 'ramai' dan kurang enak aja kalau kita datang hanya sendiri atau berdua.
Makan lagi di sini? tentu saja iya! Masih banyak menu yang ingin dicoba di Remboelan. Selain itu, sepertinya ada promosi khusus bila kamu ulang tahun deh. Bisa dicoba.
Menu yang dipesan: Nasi goreng se'i sapi, Teh Poci