Review Pelanggan untuk Bakso Tjap Haji

Akhir-akhir ini di jalan Burangrang ada restoran yang cukup menarik perhatian, yaitu Bakso Tjap Haji. Setiap lewat, saya suka melihat restoran dalam keadaan penuh. Karena masih sering penuh, maka beli take away. Beruntung slot khusus take away sedang sepi, jadi tidak perlu menunggu lama. 

Sesuai dengan brandingnya, interior menggunakan konsep vintage. Saya sempat melihat kalender jadul dari tahun 1986, lemari jadul, dan peralatan makan dengan desain jadul. 

Menu yang ditawarkan didominasi bakso dan mie. Jika merasa kurang puas, ada berbagai pilihan topping. 

Bakso Spesial 3 (9/10) 
Menu ini terdiri dari 1 bakso telur, 1 bakso urat, 2 bakso kecil, dan 1 porsi mie/soun/bihun. 
Kualitas bakso benar-benar bagus. Dagingnya sangat dominan dan sangat terasa. Khusus bakso telur beneran besar karena menggunakan 1 butir telur ayam. Urat pada bakso urat tidak sulit untuk dikunyah. 
Kuahnya juga enak. Kuah tampak bening dan gurih berasal dari rasa kaldu.
Mungkin karena terburu-buru, bihun disajikan dalam keadaan agak keras. Akhirnya dihangatkan sekali lagi agar bihun menjadi lebih empuk. 
Porsi bihun tergolong banyak. 

Bakso Spesial 4 (9/10) 
Sama seperti Bakso Special 3, bedanya bakso telur diganti dengan bakso cincang. Bakso cincang berisi daging cincang didalamnya. Isinya beneran daging, bukan urat atau lemak. 

Setiap menu diberi 1 bungkus seledri, 1 bungkus bawang goreng, 1 bungkus kecap, dan 1 bungkus sambal (khusus take away saja). 

Ternyata tidak rugi makan bakso di Bakso Tjap Haji, meski harus dibayar dengan harga yang agak mahal. Tapi tak apa-apa karena kualitasnya cukup bagus kok. 

Karena sering penuh, maka perlu kesabaran untuk menunggu dapat tempat duduk. Suasana makan mungkin dapat menjadi tidak nyaman karena selalu ramai. Untungnya tidak terasa panas di dalam restoran. 

Hindari membeli via ojol karena harganya jauh lebih mahal dari membeli di tempat. Bedanya lumayan jauh antara beberapa ribu rupiah hingga puluhan ribu rupiah.