Review Pelanggan untuk Burgreens Eatery

Awalnya, saya tahu Burgreens dari Instagram karena di Jakarta restoran ini sudah terkenal dengan konsep Clean Eating nya. Nah begitu cabang baru buka di Bandung, saya jujur ga sabar ingin cepet2 coba. Tapi setelah saya coba, ternyata diluar ekspetasi.
Saya pernah mencoba dan suka dengan konsep Clean Eating seperti banyak restoran di Ubud, Bali yang menyediakan menu Clean Eating (mayoritas untuk para bule tentunya), oleh karena itu saya kira Burgreens ini juga konsepnya seperti yang di Bali.
Untuk starter, saya memesan menu Chick' n Strips. Pertama kali dimakan, rasa yang dominan ya seperti makan Tempe, but not bad karena memang enak dan crispy. Cuma kurang saos saja seharusnya sih.
Kemudian untuk minum, saya memesan Hot Chia Tea. Ya jujur ini cuma seperti teh tawar saja yang diberi black chia seed, gatau apa specialnya.
Setelah menunggu cukup lama sekitar 25 menitan, menu utama yaitu Vegan Hotdog disajikan. Untuk Vegan Hotdog ini jujur saya suka karena memang enak dan sosisnya juga enak, padahal bukan dari daging.
Tapi selanjutnya kenyataan nya berubah. Menu utama terakhir yang saya pesan, Vegan Ramen. Secara presentation cukup OK dan menarik. Tapi setelah saya cicipi, Oh NO! Super pedas lalu rasa kuahnya itu seperti bumbu kacang yang diencerin super2, sampai mau dipaksain makan juga ga kuat. Detik itu juga saya jadi ga nafsu makan. Akhirnya saya coba panggil waitress dan saya tanya mengapa ramen nya pedas padahal di menu tidak disebutkan pedas. Mereka menjelaskan bahwa bawaannya memang pedas karena dari Miso nya, cuma yang saya ga terima kenapa ga ditulis di menu atau pas order ya at least bilang ini pedas. Kan ga semua orang suka pedas. Ya saya sudah malas akhirnya tidak saya habiskan dan take away saja.
Jujur saya sangat2 kecewa dengan kualitas Vegan Ramen yang disajikan Burgreens karena bikin saya ga mood makan lagi.
Dan kalo disuruh balik lagi juga, mau ditraktir juga saya bakal jawab ngga deh, makasih.