Review Pelanggan untuk Gijon Steakhouse
Steakhouse That Strictly for Steak Menu Only
oleh Handi Suyadi, 22 April 2021 (3 tahun yang lalu)
4 pembaca berterima kasih ( Makasih terbanyak)
Kakak saya menemukan suatu hidden gem di Trunojoyo. Hidden gem tersebut adalah Gijon Steakhouse. Maklum, masih baru dan tampaknya belum terdeteksi banyak reviewer.
Sesuai dengan judulnya jelas menu unggulan disini adalah steak, terutama dry cuts dan dry aged cuts. Tersedia pula menu lain yang sayangnya kualitasnya cenderung mixed (ada yang enak dan ada yang tidak enak karena bukan keahliannya). Menu non-steak sebaiknya dihindari karena alasan tersebut.
Di dalam ada dua area yaitu area smoking dan non smoking. Area non smoking memiliki interior yang modern nan aesthetic sedangkan non smoking mengusung konsep interior classy dan homey.
Karena malas memanggang sendiri, menu dry cuts disajikan dalam keadaan sudah dimasakin. Kalau dimasakin bisa memilih sendiri tingkat kematangannya.
Zuppa Soup (7,5/10)
Kuah sup cenderung encer seperti sup bening sehingga terasa kurang nyambung dengan pastry. Untungnya rasa supnya tidak terlalu buruk.
Crusted Crispy Skin Salmon (8/10)
Menu ini tergolong unik, karena menonjolkan kulit salmon dan dihidangkan dengan sayuran. Tergolong well executed karena kulit benar-benar renyah. Rasa kulit tidak terlalu asin.
Perihal saus, deskripsi pada menu sangat misleading. Bukannya spicy, tetapi gurih dan asam. Jujur rasanya terlalu berlebihan dan menyebalkan bagi beberapa orang.
Sangat cocok bagi yang meninginkan hidangan salmon yang tidak pasaran.
Black Truffle Linguine (3/10)
Aneh, jumlah toppingnya sangat minim tidak sebanding dengan porsi linguine yang besar.
Penggunaan krim pada menu ini justru merusak rasa. Selain tidak nyambung dengan rasa truffle, juga menyebabkan rasa truffle menjadi tenggelam oleh pekatnya krim.
Gijon Chicken Parm (9/10)
Tentu saja ayam dengan topping saus tomat (kemungkinan besar homemade) dan keju mozzarella. Rasanya cukup balance dimana ayam tidak terlalu asin dan rasa saus tomat tidak terlalu tajam.
Menu ini disajikan dengan baby potatoes. Baby potatoes sukses menyeimbangkan rasa daging yang tergolong "berat" karena keberadaan topping.
AUS Fillet Mignon (10/10)
Ini sebenarnya asal milih karena saking bingung mau pilih menu yang mana. Rupanya ini adalah keputusan yang baik. Dagingnya benar-benar empuk dan juicy. Bahkan daging juga sangat mudah dipotong.
AUS Wagyu Striploin mbs. 8 (5/10)
Suprisingly menu ini kualitasnya malah dibawah AUS Fillet Mignon yang dibanderol jauh lebih murah. Entah mengapa, daging wagyu dengan kualitas (diatas kertas) bagus malah lebih alot dibandingkan filet mignon. Saat dipotong agak susah untuk dibelah karena dagingnya alot. Apa karena overcooked ya?
Pannacotta (9,5/10)
Penampilannya sangat cantik, dihiasi dengan saus matcha, potongan buah, bunga (tidak diketahui apakah edible atau tidak) dan es serut rasa lemon. Meski tampak kurang nyambung, setidaknya dessert tampak tidak kosongan sebatas pannacotta saja.
Diklaim sebagai menu dessert unggulan, pannacotta rasa vanilla ini terasa lembut dengan manis yang lembut. Rasa saus matcha yang tidak terlalu manis masih nyambung dengan pannacotta. Malah menambah rasa.
Es serut rasa lemon terasa asam saja agar dapat menyeimbangkan dengan rasa pannacotta yang manis.
Untuk side dish dan saus steak review dibuat terpisah. Beberapa main course sharing side dish yang sama dengan side dish untuk menu premium cuts dan dry aged cuts.
Whipped Potatoes (10/10)
Bascially whipped potatoes adalah mashed potato, bedanya susu diganti dengan whipped cream. Kentang sangat lembut dan tidak eneg meski menggunakan whipped cream.
Potatoes Au Gratin (9/10)
Menu ini dihidangkan dengan topping melted cheese (sepertinya menggunakan keju mozzarella) di atas kentang. Minusnya porsinya terlalu sedikit.
Mushroom Sauce (10/10)
Sausnya bikin candu berkat gurihnya jamur. Terdapat potongan jamur juga.
Creamy Spinach (9/10)
Surpisingly krim terasa ringan dan tidak hambar. Lumayan sayur tidak terasa hambar.
Khusus untuk yang memesan premium cuts dan dry aged cuts akan ditawari berbagai pilihan garam sebagai cocolan. Dari semua rasa garam yang ditawarkan, menurut saya cuma himalayan salt yang tergolong serius. Sisanya terkesan main-main, terlalu dipaksakan dan kurang nyambung dengan rasa steak. Untuk side dish, sauce dan vegetable bisa pilih sendiri. FYI, alat makannya dibedakan dimana garpu dan pisau berwarna emas.
Chamomile Tea (10/10) Teh ini memiliki wangi bunga chamomile yang lembut dan menenangkan. Tanpa gula pun juga enak.
Teh ini disajikan dengan potongan lemon. Sebaiknya dikeluarkan dari gelas sebelum diminum karena keberadaan perasaan lemon overshadow wangi chamomile.
Foto lainnya:
Harga per orang: > Rp. 200.000
Informasi
Reviewer: