Seperti sedang berwisata ke luar kota di daerah Jawa Tengah atau Jogja, Cafe Joglo Juanda hadir berwujud sebuah hunian khas tanah Jawa yaitu rumah joglo sesuai namanya. Meski berada di Jalan Juanda namun posisinya tidak persis di pinggir jalan. Letaknya agak belok sedikit ke dalam tepat di belakang toko kue Dapur Cokelat. Lokasi yang agak bersembunyi ini membuatnya cukup hening. Halaman parkir mampu menampung beberapa kendaraan baik roda empat maupun roda dua beralas tanah berkerikil.
Akses masuk bukan berupa gebyok melainkan sebuah pintu yang telah dimodifikasi menjadi pintu kaca berlapis stiker hitam. Kontras dengan dinding serta kusen kayu yang mengelilinginya. Namun sejatinya pintu gebyok tetap ada dibelakangnya yang terus dibiarkan terbuka dengan dua meja kecil mengapitnya. Ruangan utama berisi berbagai macam meja kursi mirip di ruang tamu. Pilar-pilar berpasak ukir, lampu gantung antik, beberapa lukisan dan kain tenun berpigura menjadi ornamen ruang yang tak hanya estetik tapi juga bernilai seni tradisional yang tinggi.
Bergeser ke samping, terdapat bangunan yang menempel tempat dimana meja racik minuman sekaligus kasir yang memajang beberapa jenis roti serta ruangan duduk lain bercokol. Dua set meja dengan barisan kursi-kursi cocok dijadikan sebagai komunitas berkumpul tenggelam bersama bahasan konsep serta stratrgi atau sekelompok pelajar bahkan mahasiswa yang ingin merampungkan tugasnya. Di sudut ruang yang berdampingan dengan sebuah tangga kayu melayang bersusuran besi dengan gelombang membentuk huruf S terdapat kamar kecil dan musholla yang sangat nyaman bersajadah empuk mirip kasur lipat.
Halaman belakang yang sebagian tertutup paving block sementara sisanya menghampar rumput serta beberapa pohon rindang berpagar bambu disulap menjadi area duduk terbuka. Barisan meja kursi modern yang simple tampak kontras dengan background teras joglo bertangga. Bangunan dengan bata merah terekspos pun turut memeriahkan pemandangan disini, apalagi bentuk pilar-pilarnya yang terpilin membuatnya jadi semakin unik. Suasana tenang langsung merambat, memberikan momen khidmat untuk berbincang sambil menikmati beragam kudapan.
Makan siang dimulai dengan sepiring mangkok Chicken Teriyaki Rice Bowl (Rp.38.000,-) nasi pulen dengan olahan daging ayam tanpa tulang bersaus teriyaki. Jahe menjadi rasa yang saya kenali dan terecap pertama, lalu diikuti sensasi manis bawang bombay rajang, asin serta gurih. Sepiring Spaghetti Aglio Olio (Rp.38.000,-) terhidang hangat. Irisan cabe rawit jingga tampak merona. Berkonstribusi sebagai sumber rasa pedas yang keluar. Sensasi minyaknya cukup membuatnya jadi basah tapi tidak sampai layu. Protein berupa tuna menaikan level gurih.
Menu wajib pesan menurut saya adalah Mie Goreng (Rp.28.000,-) tersaji bersama kerupuk bawang dan acar beralas selada. Porsinya cukup memenuhi kondisi perut yang lapar. Rasanya dominan manis karena memang saya memesan untuk tidak pedas. Namun demikian asin gurihnya pun tetap terasa. Isian berupa telur orak arik, potongan bakso, sosis dan ayam membuatnya jadi makin nikmat disantap. Cemilan gurih juga tersedia, seperti salah satunya Dimsum (Rp.23.000,-) berisi empat buah. Pugasan berupa saus mentai dibakar menambah cita rasa jadi lebih creamy. Teksturnya empuk, lembut dan rasanya gurih.
Beberapa cemilan manis tak luput dipesan. Almond Croissant (Rp.18.000,-) teksturnya tidak kasar, lapisan demi lapisannya cukup airy dan chewy. Manis berkolaborasi dengan nuansa kacang almond. Cinnamon Roll (Rp.16.000,-) roti gulung empuk bertabur kayu manis serta siraman gula yang membeku. Pisang Goreng Keju Caramel (Rp.25.000,-) pisang dipotong tipis yang dicelupkan kedalam adonan tepung berwijen kemudian digoreng renyah. Aroma serta rasanya begitu gurih khas wijen. Siraman saus karamel memberikan rasa manis yang sudah manis alami dari pisangnya.
Makanan terakhir yang tak kalah nikmat adalah Singkong Goreng Keju (Rp.25.000,-) teksturnya renyah karena singkongnya rapuh mudah hancur saat digigit, memberikan sensasi pulen yang nikmat. Parutan keju menambah nuansa asin gurih dan menyenangkan. Puas menikmati ragam makanan saya pun beralih ke aneka minuman yang dimulai dengan Ice Chocolate (Rp.25.000,-) perpaduan coklat, susu dan gulanya kental. Rasanya manis, milky, creamy dan nyoklat.
Tak lepas dari incaran, saya juga memesan Manual Brew (Rp.25.000,-) entah kopi ini berasal dari mana, tapi yang jelas rasanya enak. Sesuai dengan selera saya. Kandungan asam menyegarkan hadir mengaliri lidah hingga rongga mulut lengkap dengan sensasi kejut mirip soda. Buah-buahan yang saya belum bisa terjemahkan membuai tiap kali menyesapnya. Terakhir saya juga menandaskan segelas Es Kopi Joglo (Rp.22.000,-) gramasi tepat antara kopi, susu dan aren memberikan suatu karakter baru yang enak buat terus diseruput...