Review Pelanggan untuk AMKC Atelier
Disproportionate ratio between price, portion, and taste
oleh claredelfia , 10 Maret 2016 (8 tahun yang lalu)
2 pembaca berterima kasih
AMKC Atelier merupakan restoran baru di Plaza Indonesia, letaknya di lantai 1, tepat seberang soci**ty.
Tempatnya masih sangat ramai saat saya datang, mungkin karena memang sedang hits sekali antara foodie beken di Jakarta, ditambah lagi chef dari AMKC Atelier sudah terkenal juga dengan salah satu restoran yang tidak pernah sepi: Uni*n.
Namun menurut saya kalau rasa dari makanan di AMKC Atelier ini tidak segera diperbaiki, restoran ini hanya akan terkenal sesaat saja, alias karena membawa nama baik dari chef resto ini. Restoran ini merupakan contoh sempurna untuk pepatah: makan mahal, porsi kecil/kurang kenyang, alias kalau mau makan kenyang mungkin harus pesan lebih banyak atau sudah ngemil yang lain dulu sebelum kesini, apa lagi karena menu main dishnya juga belum banyak (hampir setengah dari menu main dish juga masih terdiri dari cread/soup/appetizer)
Beberapa menu yang saya coba banyak menggunakan truffle. Menurut saya restoran ini terlalu banyak menggunakan truffle dan menjadikan ini salah satu alasan harga jadi mahal. Saking banyaknya penggunaan truffle juga jadi tidak proporsional sekali rasanya.
1. Clam Chowder Soup: Sudah lama semenjak saya terakhir makan clam chowder soup jadi saya ingin mencoba soup ini disini. Dengan harga 80k++ per porsi saya sudah sangat berharap banyak, namun saat datang, ternyata hanya penampilan saja yang lucu.. Porsinya tergolong kecil untuk harga 80k++, rasanya SANGAT KEASINAN. Mungkin karena sudah menggunakan truffle yang cenderung membuat makanan asin, ditambah lagi diberi garam, jadi asin sekali.. Padahal saya sudah makan bersama roti (2 potong roti kecil juga dihargai 35k++).
Isi dalam clam chowdernya juga menurut saya lebih banyak roti garlic breadnya dibanding clam nya. Sungguh mengecewakan..
2. Black Truffle Choux: Karena banyak orang mencoba menu satu ini, saya jadi tergodadan mencoba. Saat datang, 5 potong choux kecil berdiameter sekitar 2.5cm seharga 65k++ ini memang terlihat cantik, namun rasanya menurut saya biasa saja. Untuk menu satu ini untungnya tidak sampai keasinan (masih cenderung terlalu asin juga menurut saya), tapi tidak se 'wah' yang saya kira. Isinya lembut agak seperti cream kental dan ada wangi truffle, namun rasa biasa saja.
3. Basil Bread: 2 potong roti kotak ini dihargai 35k++. Sebenarnya ini hanya roti polos saja dikasih butter, namun karena waitressnya bilang kalau biasa soup dimakan bersama roti ini, saya jadi ikut pesan (Untung saya pesan ini kalau tidak soup nya makin asin sekali). Secara ironis, meski hanya roti polos, justru ini yang menurut saya paling 'enak'. Rotinya polos saja tapi lembut pulen didalam, crispy diluar. Tapi sekali lagi, sangat overpriced.
Dari segi makanan sudah mengecewakan saya, namun karena saya pikir dessert merupakan keahlian dari AMKC Atelier, saya memutuskan untuk mencoba dessert.
Namun ternyata dessert yang menurut saya memiliki harga setara dengan cake Uni*n dengan porsi lebih kecil ini justru lebih kurang enak:
1. Martabak Cake: Karena kata waitressnya ini merpukan salah satu yang recommended dan banyak dicoba, saya memutuskan untuk mencoba cake satu ini.. Hasilnya.. Cake seharga 50k++ per potong ini biasa saja. Bagian cakenya seperti chiffon cake biasa, luarnya terlalu banyak cream yang menurut saya bukan cream dari susu tapi lebih banyak butter/mentega.. Ukurannya juga tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan cake uni*on dengan harga serupa. Memang cake ini uniknya adalah rasa yang mirip martabak cokelat kacang, namun daripada saya harus beli cake martabak 'jadi-jadian' kecil sepotong 50k++ (sekitar 60k after tax), lebih baik saya beli 1 loyang martabak betulan..
2. Nastar Cheesecake: Saya sangat suka cheesecake dan sudah sangat berharap banyak dengan cheesecake yang ini.. Namun lagi2 agak sedikit mengecewakan. Tekture cakenya seperti tekstur campuran bolu+chiffon+cream cheese. Ada sedikit wangi lemon dan ditengah cheesecakenya ada 1 layer tipis selai nanas. Rasanya biasa banget untuk harga 55k++ sepotong. Saya sudah berharap full heavy cheese cake yang diolah sedemikian rupa sehingga menjadi kue fushion western dan indonesian patisserie, namun percobaan satu ini lagi-lagi kurang memuaskan.
3. Chocolate banana rhum cake: Dari semua dish dan cake yang saya coba, cake satu ini yang patut saya acungi jempol! tekstur kuenya sangat lembut sekali. Sepertinya mereka menggunakan dark chocolate karena ada aroma manis pahit dari dark chocolate yang sangat enak. Penggunaan rhumnya juga sangat sempurna proporsinya, masih sangat tercium wanginya namun tidak berlebihan. Rasanya juga tidak terlalu manis dan rasa pisangnya masih terasa. Creamnya juga bukan menggunakan cream mentega licin yg bikin eneg seperti di martabak cake, tapi lebih menggunakan cream yang lebih banyak susunya. Saya hanya berharap mereka akan memberikan potongan cake lebih besar untuk 1 potong seharga 55k++ ini..
Secara keseluruhan menurut saya restoran ini hanya hype saja. Rasanya sangat biasa, apa lagi kalau kita mulai mempertimbangkan rasa dan porsi makanannya.
Presentasi cakes nya juga masih berantakan menurut saya, seperti kue yang langsung saja dipotong dan ditaruh diatas piring. Potongannya juga kurang rapi karena beberap cake saya saat datang sudah miring-miring mau jatuh.
Ambience dan decor dari tempatnya memang bagus dan classy sekali. Pelayannya juga cukup rama senyum dan cepat tanggap. Makanan saja yang masih harus terus diperbaiki (Mungkin karena baru buka juga kali ya?). Untuk sekarang, saya tidak menemukan alasan apapun untuk kembali ke restoran ini kecuali untuk takeaway banana rhum cake nya (semoga kalau saya kembali lagi, porsi, rasa, dan presentasi cake/makanannya duah diperbaiki ya!)....
Foto lainnya:
Harga per orang: > Rp. 200.000
Informasi
Reviewer: