Review Pelanggan untuk Kaum

Hidangan Lokal dengan Bahan-bahan Lokal Terbaik

oleh Ika Nurhayati, 25 Mei 2018 (hampir 6 tahun yang lalu)

4.4
Foto Makanan di Kaum
Foto Makanan di Kaum

Ramadan ini, restoran Indonesia Kaum menawarkan paket buka puasa dengan tema “Pasar Papringan Go(w)es to Kaum”. Pasar Papringan merupakan pasar aneka makanan tradisional di Dusun Ngadiprono, Ngadimulyo, Temanggung, Jawa Tengah, yang berada di tengah kebun bambu. Kaum membawa suasana pasar ke resto yang menempati rumah bergaya kolonial, dengan mendirikan beberapa batang bambu dalam pot mengapit meja-meja yang berisi takjil dan mewadahi makanan menggunakan mangkuk bambu dan piring anyaman bambu asal Pasar Papringan. 

Tentu saja, menguatkan tema, Kaum turut menyajikan makanan khas pasar itu, yakni sawut nanas dan lesah ayam. Selain itu ada kue khas Kaum, yakni kue kojo kukus saus kopi, juga kolak pisang, es cincau hitam, dan aneka gorengan dengan saus kacang. Takjil ini, juga dua jenis minuman yakni air mineral dan teh herbal, dapat dinikmati sepuasnya lewat paket Pasar Papringan ini. 

Es cincau hitam, terhidang bersama mentimun suri dan menghasilkan rasa yang tidak terlalu manis jadi penyegar tenggorok di awal buka puasa. Disusul menikmati lesah ayam, semacam soto ayam, dan pastinya aneka gorengan dong. Ada yang kurang bukan rasanya, buka puasa tanpa gorengan? 

Duh bakwan jagungnya enak banget, renyah dan tidak kelewat berminyak. Sambal kacangnya juga nendang. Sementara teman saya lebih suka tempe goreng, yang menurutnya justru sudah nikmat rasanya dikunyah tanpa perlu dilumuri sambal kacang. 

Camilan yang manis disantap belakangan, sebelum beranjak ke hidangan utama. Sawut nanas, berupa campuran singkong, nanas, dan kelapa parut, bikin merem melek karena rasanya campur-campur antara gurih, asam, dan manis. Camilan yang unik! 

Namun juaranya adalah kue kojo kukus saus kopi. Ini kali pertama saya mencicipi kue kojo, kue khas Palembang dan sekitarnya. Kalau enggak salah, kue yang autentik teksturnya agak basah. Nah di Kaum kue kojo dikreasikan tidak terlalu basah, dengan tekstur mirip kue apem. Tekstur yang lembut, tambah lumer di mulut berkat saus kopi yang sedang kentalnya juga rasa kopinya tidak tajam banget kok, jadi juga bisa dinikmati yang bukan penyuka kopi. Kalau saja tidak ingat harus berbagi dengan pengunjung lain, ingin rasanya banyak-banyak menuangkan saus kopi ke atas kue kojo. 

Sementara hidangan utamanya disajikan di meja secara ala carte atau tercantum dalam menu khusus. Ada 3 pilihan dengan lauk-pauk berbeda, yakni Ngadiprono, Ngadimulyo, dan Temanggung. Nah saat kami berada di sana, giliran Ngadiprono dan Temanggung ditawarkan. Sebagai resto yang masakannya bebas MSG dan berkomitmen menggunakan bahan-bahan terpilih dari berbagai daerah—bahkan garamnya saja khusus menggunakan garam Amed dari Bali yang diproses secara organik, hidangan ini khusus memakai nasi menthik susu yang didatangkan dari Magelang, tetangga Temanggung. Enggak percuma karena nasinya pulen, wangi, dan memang ada sensasi rasa susu di tiap suapan.  

Saya sendiri pilih hidangan utama Temanggung, dengan pelengkap sate buntel acar rujak, ikan goreng sambal kecombrang, plecing kangkung, dan kerupuk. Ini pilihan yang tepat buat yang suka pedas. Sate buntel gemuk dan empuk, ikan goreng renyah, kangkung segar, semua bumbunya meresap dan pedasnya pas mantap. Sementara pada Ngadiprono yang berlauk sate ayam bumbu kacang, ikan goreng bumbu pesmol, buncis obrak-abrik, dan kerupuk, rasa rempah lebih menonjol. 

Restonya sendiri nyaman dan luas, terbagi atas dua ruangan di kanan dan kiri pintu masuk. Ruangan kanan, menyatu dengan dapur terbuka dan meja saji takjil, lebih banyak meja ditata untuk rombongan, mungkin karena ada beberapa rombongan yang sudah reservasi tempat untuk buka puasa. Tapi tersedia juga meja untuk yang datang dengan rombongan kecil atau berdua saja. 

Kalau menginginkan suasana lebih privat, ruangan kiri dapat mengakomodasi kebutuhan itu. Suasana di ruangan yang gaya kolonialnya kental--dengan kursi kayu dan rotan berlengan mengelilingi beberapa meja kayu, lemari kayu yang termasuk berisi buku tebal, dan lukisan di beberapa bagian tembok--lebih tenang karena terpisah dengan dapur dan meja takjil. 

Pengalaman makan yang menyenangkan, sangat pantas dihargai 185.000++ per dewasa dan 92.500++ untuk anak 6-12 tahun. Yuk mari nikmati paket buka puasa dan suasana Pasar Papringan di Kaum, cuma sampai 12 Juni ini lo!

Foto lainnya:

Foto Makanan di Kaum
Foto Interior di Kaum
Foto Interior di Kaum
Foto Makanan di Kaum
Foto Makanan di Kaum
Foto Interior di Kaum
Foto Interior di Kaum
Foto Makanan di Kaum

Harga per orang: < Rp. 50.000

Makasih Infonya!

Informasi

Kaum

(Indonesia)

Jl. Dr. Kusuma Atmaja No. 77 - 79, Menteng, Jakarta Pusat


Rata-rata: 4.0
Rasa:3.9
Suasana:4.4
Harga:3.2
Pelayanan:4.2
Kebersihan:4.4

Reviewer:

Foto Profil Ika Nurhayati

Alfa 2019

687 Review

446 Makasih