Review Pelanggan untuk Ristorante da Valentino

Sudah penasaran dengan restaurant Italia ini  yang konon katanya restaurant Italia terbaik dan salah satu yang termahal di Jakarta, so begitu diajak oleh team pergi kuliner untuk coba disini, tentu saja nggak nolak. (terimakasih banyak loh traktirannya buat pergikuliner)

Kita awalnya sudah ingin membuat reservasi, tetapi pada saat menelpon yang merespon bicara bahwa untuk lunch tidak bisa reservasi, agak sedikit aneh, tapi kami kesana ya "happy go lucky" saja. Dan pada saat kami masuk kami bertanya apakah benar tidak bisa membuat reservasi, dan yang merespon bilang bisa, kesan awal sudah sedikit binggung. 

Melangkah kedalam restaurant, kesan mewah sudah sangat terlihat dari mulai lampu kristal mewah, sitting area yang nyaman, interior yang berkelas, dan ruangan private yang sangat mewah. Begitu kami duduk di meja sudah ada semacam sauce pesto yang dicampur dengan vinegar, serta complimentary roti seperti hal nya restaurant Italia lainnya. 

Kami sudah tahu, bahwa valentino adalah restaurant mewah yang menawarkan harga yang mahal, jadi begitu kami membuka buku menu ya sudah tidak kaget lagi dengan harga - harga yang ditawarkan. Saya pada hari itu datang bersama 4 teman saya, kami berlima memesan 3 lunch set dengan main course yang berbeda, serta 2 ala carte dengan menu yang berbeda juga. 

Lunch set, tiba dengan appetizer yang berisi calamari dan semacam keju, saya suka calamarinya enak, dan kejunya juga enak, saya baru makan sedikit tiba2 ada lalat hinggap di appetizer saya, tapi akhirnya valentino mengganti dengan appetizer yang baru. Untuk lunch set kami memesan dengan 3 jenis main course yang berbeda, saya dengan aglio olio seafood, teman saya dengan squid ink pasta dan pasta putanesca. Sedangkan untuk yang pesanan ala carte seorang teman saya memesan fettuchini porcini mushroom dan Granchio (semacam daging rasanya), kami juga memesan pizza alberto dengan topping saus tomat, keju dan daging sebagai makanan tengah. 

Kami saling mecoba makanan kami antara satu dan lainnya, dan menurut saya dari semua pasta yang kami coba tidak ada yang berkesan wow, atau spesial banget, alias biasa aja. Yang rasanya agak kerasa enak ya hanya yang signature dishes nya yaitu squid ink pasta. Untuk aglio olio rasanya sedikit hambar, dan pasta putanesca saya kurang paham itu rasa apa, karena aneh banget, atau mungkin ya tidak cocok kali di lidah kami. 

Creamy mushroom pasta nya, lumayan tapi untuk kelas valentino sih cenderung biasa aja, karena saya pernah coba mushroom pasta yang lebih enak di resto Italia di kawasan kemang. Untuk pesanan teman saya yang Granchio rasanya seperti daging bolognense saja, tidak wow sama sekali. Pizza pun, rasanya benar-benar biasa saja, restaurant sebelah gedung valentino punya pizza yang lebih enak. 

Untuk minuman kami memesan fresh juice, smoothies, dan moljito, rasanya juga seperti pada umumnya juice dan smoothies. Makan siang kami ditutup dengan dessert of the day yang merupakan bagian dari set lunch yang kami order, mix berries cukup menyegarkan dan rasanya lumayan ok. Tapi untuk restaurant sekelas dan semahal valentino, kami sungguh sangat memiliki ekspektasi yang lebih dari sekedar biasa saja, dan menurut saya dengan total bill hampir 2 juta rupiah belum termasuk tax, harga dan rasa sungguh berbanding terbalik. 

Dan satu lagi pengalaman yang kurang menyenangkan adalah, pada saat ada lalat yang kembali menghampiri meja kami dan kali ini mengenai straw honeydew juice saya. Valentino memang mengganti dengan straw yang baru, tapi pada saat salah satu dari teman saya bertanya apa kira-kira solusinya untuk lalat tersebut, salah seorang dari waiter menjawab "tidak ada" sungguh bukan jawaban yang tepat diutarakan untuk restaurant sekelas valentino rasanya. 

Saya dan teman-teman agak kurang puas dengan rasa dan pelayanannya, mungkin kami akan lebih memilih untuk makan di restaurant Italia lainnya, atau lebih baik ke hotel sekalian, daripada untuk kembali lagi ke Valentino.