Review Pelanggan untuk Signatures Restaurant - Hotel Indonesia Kempinski
Pelayanan Oke, Namun Rasa Perlu Ditingkatkan
oleh Fannie Huang||IG:@fiehuang, 16 Mei 2021 (3 tahun yang lalu)
2 pembaca berterima kasih
Siang ini merupakan kali kedua saya berkunjung ke Signature. Sebelumnya saya pernah berkunjung pada Desember 2016 untuk dinner bersama keluarga besar saya dan sejujurnya kurang puas dengan cita rasanya.
Namun berhubung saya harus menghadiri sweet 17 sepupu saya, saya akhirnya lunch di sini dengan harapan ada improvement. Terlebih review selama beberapa tahun terakhir cukup bagus.
Tempatnya sendiri sudah berubah dibanding kunjungan pertama saya. Sekarang tempatnya menjadi lebih modern. Dari segi pelayanan juga sangat meningkat.
Pada kunjungan pertama saya, saya kecewa dengan pelayanan waitress di bagian es krim. Saya sendiri sangat menyukai es krim dan mengambil 3x serta mengambil lebih dari 1 scoop. Saat kali kedua, saya diberi scoop yang super kecil dibanding kali pertama pengambilan dan waitressnya kurang ramah. Ternyata bukan cuma saya yang mengalami hal itu. Paman saya yang mengambil es krim 2x juga mengalami hal yang sama.
Pelayanan di kunjungan kali ini sangat ramah. Saya mengambil es krim 2x dan saya mengambil 3 scoop setiap mengambil. Waiternya melayani dengan ramah dan ukuran scoop es krimnya sama saja dibanding pengambilan pertama.
Sistem buffetnya juga diambilkan oleh waiter. Waiternya sangat ramah, terutama di bagian Indian Food yang deket station Chinese Food. Selain itu piring kotor juga cepat diangkat tanpa diminta. Setiap saya pergi mengambil makanan dan meninggalkan piring kotor, saat saya kembali piringnya sudah diangkat. Padahal kondisi restoran sedang ramai hari ini. Saya bisa makan dengan nyaman tanpa merasa kesempitan karena piring kotor menumpuk di meja.
Untuk pilihan buffetnya juga cukup banyak. Mulai dari street food (misalnya bubur ayam, bakso, dsb), chinese food sampai western food juga ada.
Saya mencoba :
1. Assorted Sashimi
Sejujurnya saya berekspektasi tinggi dengan kualitas sashimi di hotel bintang lima. Sayangnya ekspektasi saya pupus seketika. Sashimi di sini tersedia salmon, tuna, octopus dan sejenis ikan berwarna putih (saya kurang paham, mungkin kanpachi?). Saya sendiri jarang makan sashimi, namun berhubung minggu ini saya 2x makan sashimi di 2 restoran berbeda, maka saya bisa membandingkan.
Agar semakin yakin, saya juga membaca artikel soal ciri-ciri sashimi yang fresh. Dari segi warna sashimi, warnanya tidak begitu cerah. Di foto saya terlihat lebih terang ketimbang aslinya karena memakai fitur chroma boost. Namun saya mencoba positive thinking, bisa jadi ternyata oke.
Rupanya sashiminya kurang fresh. Biasanya ikan untuk sashimi cenderung padat, namun untuk salmon, tuna sashimi dan ikan berwarna putihnya cenderung agak lembek. Maksud saya, sashimi yang padat namun lembut dan melted di mulut serta agak lembek karena tidak begitu fresh berbeda. Namun rasa salmon sashiminya lumayan gurih.
Untuk ikan sashimi berwarna putihnya bahkan beraroma amis. Saya pernah memakan sashimi jenis yang sama di restoran Jepang yang berbeda dan aromanya tidak amis sama sekali. Untungnya octopus sashiminya masih cukup segar. Sashiminya tidak berbau amis dan renyah.
Saya jadi sedikit was-was sesudahnya, khawatir terkena parasit karena kurang fresh. Saya sudah mencoba mencelup wasabi ke dalam shoyu sih, semoga baik-baik saja
Namun jujur saja, ketika berkunjung ke restoran hotel bintang lima, saya rasa sebagian orang akan berekspektasi tinggi. Saya memahami kualitas buffet dan ala carte tidak bisa disamakan. Akan tetapi, berhubung saya memesan sashimi di 2 restoran yang menjual sashimi dengan harga tidak sampai 10 ribu per slice (harganya bahkan di bawah S*shi Te*) dan sashiminya lebih fresh, saya merasa kecewa.
Sebaiknya kesegaran sashimi ditingkatkan. Sayang sekali kalau kesegaran sashimi di hotel bintang lima malah tidak sebaik restoran yang lebih terjangkau.
2. Assorted Sushi
Sebetulnya ada beberapa pilihan sushi. Namun saya hanya mencoba 2 potong yang ada saus coklat dan sushi dengan potongan salmon mentah di atasnya.
Untuk ukuran sushi di buffet, menurut saya rasanya masih oke. Setidaknya nasinya nggak super dingin. Selain itu sushi dengan potongan salmon mentah di atasnya lumayan gurih.
Namun untuk shoyunya menurut saya cenderung tawar dan kurang asin. Menurut saya, shoyu sebaiknya tidak super asin hingga mendominasi rasa dan membuat sushi jadi terlalu asin. Akan tetapi, shoyu sebaiknya juga tidak terasa tawar. Seandainya shoyu sedikit lebih asin akan lebih enak.
3. Fusili Carbonara
Tingkat kematangan fusilinya sudah pas menurut saya. Teksturnya tidak terlalu alot maupun terlalu lembek.
Sayangnya rasanya cenderung tawar dan tidak creamy sama sekali. Saya mengerti kalau carbonara seharusnya bukan yang super creamy sampai kuahnya seolah 'banjir', jadi saya tidak berekspektasi begitu.
Saya kurang mengerti apakah rasanya tawar dan kurang creamy karena kurang rata saat diaduk atau memang rasanya begitu. Jika memang kurang rata saat diaduk, maka sebaiknya lebih rata saat diaduk sehingga rasanya jadi lebih merata.
Namun jika rasanya ternyata memang begini, sebaiknya cita rasa diperbaiki. Seandainya lebih gurih dan creamny akan lebih lezat.
4. Pizza
Saya mencoba beef pizza dan sejenis pizza lagi dengan topping tomat. Sayangnya rasa pizzanya juga mengecewakan. Pinggiran pizzanya begitu alot hingga saya terpaksa menyisihkan. Padahal saya biasanya tipe yang memakan pizza dengan pinggiran.
Untuk rasa pizza dengan tomatnya juga cenderung plain. Untuk pizza dengan topping keju dan pepperoni sedikit lebih baik. Rasanya sedikit lebih gurih. Menurut saya, rasa pizza sebaiknya diperbaiki, terutama tekstur adonannya.
Rupanya, saya bukan satu-satunya yang berpendapat begini. Salah satu keluarga yang semeja juga sependapat, bahkan sampai menyisakan pizzanya.
5. Agedashi Tofu
Ketika saya mengambil agedashi tofu, saya berharap akan menikmati sepotong tahu dengan rasa yang lembut serta terdapat rasa jahe. Sepengalaman saya memakan agedashi tofu, biasanya selalu lembut karena memakai tahu sutra.
Lagi-lagi saya harus merasa kecewa. Tahu yang digunakan untuk agedashi tofu tidak lembut, melainkan agak kasar dan padat. Namun rasa jahenya masih cukup terasa.
Saran saya, sebaiknya menggunakan tahu yang lebih lembut sehingga rasanya akan lebih enak.
6. Chicken Charsiew
Rasanya lumayan oke menurut saya. Ayamnya tidak alot dan terdapat rasa manis serta tidak terlalu kering.
7. Nasi Goreng
Rasa nasi gorengnya juga lumayan menurut saya. Nasi yang digunakan tidak terlalu pera dan rasanya tidak tawar.
Masih terdapat sedikit rasa manis dan gurih pada nasinya sehingga cocok dinikmati bersama dengan lauk.
8. Indian Chicken
Saya mencoba menu ayam di Indian Food station dan di station dekat Chinese Food yang ada menu tahu dan sejenis ikan goreng tepung bersaus (?). Saya kurang memperhatikan nama menunya.
Namun sejujurnya saya kurang suka tekstur ayam untuk kedua menu yang saya coba. Saya rasa mungkin daging ayamnya dimasak terlalu lama hingga overcook atau mungkin standar kematangan ayam di restoran ini begitu.
Daging ayamnya terlalu lembek. Bahkan sekali digigit langsung hancur meski untungnya tidak berbau amis sehingga masih cukup segar.
Untuk ayam di Chinese Food station cenderung plain, namun untuk ayam di Indian Food station cukup gurih.
9. Indian Beef (?)
Lagi-lagi saya tidak memperhatikan secara detail nama menunya, namun letaknya di depan station Chinese Food yang menyediakan Chicken Charsiew.
Menurut saya rasa beefnya cukup enak. Sapinya empuk dan tidak alot serta terasa rasa khas daging sapi. Bumbunya lumayan kental dan rasanya cenderung gurih.
10. Egg Tofu
Ini salah satu menu tahu dengan saus tiram yang saya coba. Menu yang ini cukup enak menurut saya.
Egg tofunya disajikan dengan saus tiram yang rasanya cukup gurih. Selain itu tekstur sausnya tidak terlalu cair, namun juga tidak terlalu kental.
11. Fried Fish
Menu ini merupakan ikan goreng tepung yang sederetan dengan hidangan egg tofu. Rasa ikan yang ini juga enak. Ikannya segar dan tidak berbau amis dan tidak oily.
Tepungnya juga masih terasa renyah meski terdapat saus. Rasa sausnya cenderung asin gurih dan rasa asinnya masih pas menurutku. Menurut saya ini salah satu dari sebagian menu yang masih tergolong oke di restoran ini.
12. Nasi Briyani Kambing
Maaf banget saya akan mengutarakan opini yang sangat straightforward. Semoga review saya ini tidak ditake down dan dikira menjelekkan restoran.
Kalau boleh jujur, ini nasi briyani paling tidak enak yang pernah saya makan sepanjang hidup saya. Rasanya benar-benar sangat mengecewakan. Sebelumnya saya pernah makan nasi briyani di bazaar dengan harga 20 ribuan dan rasanya memang kurang, namun tidak sampai separah ini.
Menurut saya, meski tidak menggunakan beras bhasmati, rasa nasi briyani bisa terasa enak tergantung bumbu yang digunakan. Saya pernah menemukan nasi briyani yang enak tanpa menggunakan beras bhasmati.
Namun nasi briyani ini benar-benar tidak enak. Nasinya cenderung keras dan pera serta terasa seret di tenggorkan. Selain itu rasanya hambar, tidak ada rasa rempah maupun gurih khas nasi briyani.
Saya tidak mengerti apakah nasi ini sengaja dibuat keras untuk mereplikasi cita rasa nasi briyani dengan beras bhasmati. Jika memang begitu, menurut saya malah fail karena bagaimanapun juga tekstur beras bhasmati dan beras biasa tentu berbeda. Nasi briyani memang tidak super pulen, namun umumnya tidak sampai seret di tenggorokan. In case pembaca mungkin bertanya-tanya, saya sendiri pernah mencoba nasi dengan beras bhasmati beberapa kali sehingga berani membandingkan.
Untuk daging kambingnya, untungnya tidak berbau. Namun kambingnya cenderung alot dan rasanya benar-benar tawar.
Sebaiknya, mengingat nasi briyani ini menggunakan beras biasa, mungkin kalau sedikit lebih pulen sehingga tidak sampai keras dan alot akan lebih lezat. Mungkin bumbunya juga bisa sedikit lebih strong.
13. Rib Eye Steak
Ini salah satu menu yang enak menurut saya. Standarnya tingkat kematangan daging ini sepertinya medium. Namun saya lihat salah satu customer yang mengantri di depan saya meminta daging paling matang yang tersedia, lalu waitress memotong bagian paling pinggir dan warnanya lebih gelap.
Berhubung saya sebenarnya prefer daging well done atau setidaknya medium well, saya mencoba satu slice saja dan memilih saus mushroom.
Untuk rasa steaknya cukup enak. Dagingnya tidak terlalu alot meski medium dan cita rasa dagingnya masih terasa. Selain itu aroma darahnya tidak tercium sehingga tidak menganggu.
Tekstur mushroom saucenya pas, tidak terlalu kental atau terlalu cair. Rasanya juga cukup gurih dan terdapat cita rasa mushroom.
14. Salmon En Croutte
Salmon en croutte disajikan dengan white sauce. Berhubung ini salah satu menu favorit saya, saya langsung request 2 slice.
Saya kurang paham apakah ini tergantung waitress yang memotong atau memang standarnya seperti itu, soalnya saya lihat customer lain mengambil menu yang sama dengan ketebalan yang sama.
Namun menurut saya potongan salmon en crouttenya terlalu tipis. Menurut saya, ini pengaruh pada sensasi bersantap serta cita rasa. Karena potongannya terlalu tipis, puff pastrynya kurang terasa teksturnya karena terlalu tipis.
Selain itu saya juga kesulitan menikmati salmon beserta puff pastrynya karena begitu tipis sehingga mudah terlepas sehingga terpaksa dinikmati secara terpisah.
Puff pastrynya lumayan gurih dan sedikit renyah. Untuk daging salmonnya sendiri sepertinya sedikit over cook sehingga agak terlalu empuk. Sayur hijau di dalam salmon yang seharusnya menambah rasa juga tidak terasa karena terlalu tipis dan rasanya dominan salmon saja.
Untuk krim putihnya lumayan gurih serta terasa agak creamy meski tidak sampai meninggalkan after taste berlebih di lidah. Namun menurut sya kalau terdapat rasa segar dari lemon dan sedikit lebih buttery akan lebih enak.
15. Dessert
Untuk dessertnya terdapat lebih dari 10 jenis dessert. Pilihannya sangat beragam, mulai dari gluten free bread, sourdough bread sampai Umm Ali, yakni dessert Timur Tengah juga ada. Namun saya hanya mencoba 7 jenis yang tertarik untuk dicoba.
Yang saya coba :
a. Gluten Free Bread
Sepertinya saya kurang cocok dengan cita rasa roti yang satu ini, mungkin karena saya tidak terbiasa dengan cita rasa roti gluten free.
Teksturnya agak serat di tenggorokan meski sekilas mirip roti biasa. Mungkin buat orang yang terbiasa menikmati roti gluten free bakal suka.
b. Umm Ali
Ini kali pertama saya mencoba dessert yang satu ini dan saya suka cita rasanya. Dessertnya disajikan hangat dan teksturnya lembut.
Rasanya manis, namun juga terdapat rasa gurih di saat yang sama. Benar-benar unik dibanding dessert berupa es krim atau cake. Setelah dimakan tidak meninggalkan after taste sama sekali. Cocok dinikmati sebagai pencuci mulut.
c. Klappertaart
Klappertaartnya disajikan dalam bentuk kue, bukan klappertaart basah pada umumnya yang cenderung creamy.
Dari cita rasa yang saya rasakan, sepertinya klappertaart yang satu ini tidak menggunakan rhum. Jika memang benar, ini aman buat dinikmati kalian yang Muslim.
Terdapat rasa kelapa dan klappertaartnya lembut. Sayangnya keberadaan krim coklat di atasnya agak menganggu. Rasa krimnya terlalu mendominasi rasa sehingga rasa klappertaartnya menjadi tersamarkan.
Namun sebenarnya krim coklatnya enak karena tidak oversweet, melainkan sedikit pahit. Akan tetapi, karena saya berharap menikmati rasa klappertaart original, saya jadi kecewa.
d. Pistachio Cake
Sejujurnya, saya berharap mendapati rasa pistachio di dalam kue ini, sayangnya harapan saya tidak menjadi kenyataan. Tekstur kuenya cukup moist dan adonannya cukup wangi.
Namun saya tidak mendapati potongan pistachio di dalamnya maupun rasa pistachio. Mungkin pistachio digunakan sebagai campuran adonan kue? Rasanya cukup enak, namun karena namanya pistachio cake dan saya berharap ada rasa pistachio, ini tidak sesuai harapan.
e. Banana Danish
Saya suka rasa dessert ini. Danishnya cenderung lembut namun terasa gurih. Di dalanya terdapat pisang yang empuk dan tidak sepat serta menambah rasa manis alami.
Rasa pisang dan danishnya melengkapi satu sama lain. Saya suka tekstur danishnya..
f. Dark Chocolate Ganache in Glass (?)
Sayangnya saya kurang memperhatikan nama menu yang satu ini. Dessert yang satu ini disajikan dalam gelas kecil dengan potongan white chocolate yang menambah cita rasa manis di atasnya.
Rasa dark chocolatenya cenderung pahit, cocok buat yang kurang suka manis. Namun karena teksturnya yang kental, rasanya juga cukup strong dan dominan hingga meninggalkan after taste.
Saya akhirnya mencoba mencicipi dessert ini dengan menambahkan es krim untuk menetralisir dan rasanya jadi lebih oke. After tastenya jadi tidak terlalu strong.
g. Dark Chocolate Tartlet (?)
Lagi-lagi, saya juga tidak memperhatikan nama menunya. Namun dari bentukanya, sepertinya ini dark chocolate tarlet dengan krim dark choclate di atasnya.
Ketimbang dark chocolate ganache in glass, saya lebih suka tartlet ini. Rasanya juga tidak manis. Dark chocolatenya bittersweet cenderung pahit. Namun rasa tartletnya menetralisir sehingga krim dark choclatenya tidak begitu pekat hingga meninggalkan after taste yang terlal strong. Selain itu tekstur krim dark chocolatenya tidak sekental dark cholate ganache nya.
Tartletnya juga sungguhan enak. Rasanya tidak serat di tenggorokan karena terlalu banyak tepung. Ini dessert yang recommended kalau mau dessert yang tidak manis namun after tastenya tidak terlalu strong.
16. Sorbet & Ice Cream
Di restoran ini menyediakan lebih dari 4 rasa sorbet & ice cream. Bahkan ada ice cream strawberry dan sorbet strawberry juga.
Saya memutuskan mencoba sorbet & ice cream di sini. Saya sendiri mengambil 2x untuk rasa yang sama.
Yang saya coba :
a. Ice Cream Green Tea
Sebagai penikmat green tea, saya benar-benar jatuh cinta dengan ice cream green tea yang satu ini. Ice creamnya cenderung pahit dengan aroma green tea yang wangi.
Saya kurang suka ice cream green tea yang cenderung manis dan saya sangat cocok dengan ice cream green tea di sini. Di bagian atasnya juga terdapat potongan coklat green tea yang manis namun terdapat sedikit aroma green tea.
b. Ice Cream Vanilla
Sebagai penikmat rasa vanilla, saya juga menyukai ice cream ini. Saya suka ice cream di sini yang tidak meninggalkan after taste berlebih di lidah dan cenderung segar.
Ice cream vanillanya cenderung segar dan tidak begitu manis. Teksturnya juga lembut.
c. Mix Berry Sorbet
Saya memilih sorbet yang satu ini untuk menetralisir rasa manis dan ternyata pilihan saya tepat. Sorbet di sini cenderung segar dan rasanya asam.
Rasa berrynya juga terasa dan terdapat potongannya di dalam sorbet. Saya sendiri mengira rasanya bakal super asam, ternyata dugaan saya salah.
Menurut saya rasa asam dari sorbet yang satu ini masih pas. Rasanya nggak asam berlebih bahkan buat saya yang kurang tahan asam. Rasanya malah cenderung segar.
Overall, menurut saya rasa makanan di sini masih perlu ditingkatkan. Sepengalaman saya menikmati buffet di berbagai hotel bintang lima memang tidak mungkin semua menunya enak.
Ada yang main coursenya rata-rata enak namun untuk cakenya kurang enak. Ada pula yang hidangan tertentu cenderung enak, namun tidak dengan yang lainnya. Sepertinya yang menjadi highlight di restoran ini merupakan dessertnya. Untuk rasa dessertnya rata-rata memuaskan. Bahkan ice cream dan sorbet sangat lezat.
Foto lainnya:
Harga per orang: > Rp. 200.000
Informasi
Signatures Restaurant - Hotel Indonesia Kempinski
(Barat, Jepang, China)
Reviewer: