Review Pelanggan untuk Tu7uhari Coffee
tujuh hari engga pake tujuh malem...
oleh yudistira ishak abrar, 29 November 2019 (hampir 5 tahun yang lalu)
3 pembaca berterima kasih ( Makasih terbanyak)
Entah apa yang mengilhami Tu7uhari Coffee menamai kafenya dengan nama demikian, tapi yang jelas sih engga pake tujuh malem yah gaes, ngeri juga kan kalo kesini wajib nangkring 7 hari 7 malem?! engga pulang-pulang dong?! Tapi sih dari segi penampakan, Tu7uhari Coffee ini bisa dibilang yang terbaik di Grand Wijaya Center dengan tampilannya yang tentu paling berbeda dari barisan ruko di kanan kirinya.
Abu-abu menjadi warna yang menguasai hampir di seluruh bagian coffeeshop yang memiliki juga gerai lain di bilangan Karet Kuningan, mulai dari eksterior sampai ke interior. Karena tone abu begitu dominan, sangatlah tepat pola desain yang diterapkan mereka yaitu industrial dengan sentuhan modern minimalis. Bukan hanya itu, konsep modernnya pun hadir dengan ide-ide millenial berupa ornamen ruang out of the box, pemilihan furnitur serta perabot yang unik dan tentu saja pengunjungnya itu sendiri.
Malam ini saat saya mampir tengah ada pameran sebuah butik lokal, karya anak bangsa yang tengah di kerubuti pembeli. Suasana ramai ditambah dengan adanya irama musik yang dimainkan oleh seorang DJ. Hampir setengah area telah habis terpakai, termasuk area terinstagenic berbentuk mini amfiteater. Beruntung saya masih dapat mengambil beberapa foto dalam keadaan kosong dengan memanfaatkan sepersekian detik saat sudut tersebut tidak dilewati oleh siapapun.
Pernah nyobain es kopi susu pionir di ibukota yang berada di Cipete? Kalo pernah pasti saat mencoba Kopi Harian (Rp.22.000,-) kamu akan teringat akan kopi itu. Rasanya tuh seolah menghadap ke kiblat yang sama, baik dari unsur espresso, susu dan gula arennya. Racikannya seolah dibuat mirip hanya yang membedakan adalah harganya, Tu7uhari Coffee membanderol dengan angka yang lebih tinggi.
Karena ada miss communication diantara saya dengan sang kasir, jadi minuman kedua yang saya pesan yaitu Matcha Latte (Rp.30.000,-) disajikan didalam papercup. Meski dalam gelas take away, mereka tetap melengkapinya dengan hiasan latte art yang cantik. Komponen bubuk teh hijau, susu dan gulanya pas. Tapi gaes, seperti kebanyakan minuman matcha lain, jangan lupa diaduk terus saat ingin dinikmati ya, biar tidak ada bagian bubuk yang mengendap dibawah dan rasanya jadi tetep ngeblend.
Sebagai pendamping ngopi ganteng malam ini, saya pun memesan Apple & Cinnamon Pastry (Rp.30.000,-) porsinya sedang, engga gede tapi engga kecil juga sih. Teksturnya empuk, sedikit renyah dan ada bagian yang chewy juga. Rasanya manis, gurih dan apelnya cukup banyak. Hanya nuansa cinnamon nya agak tenggelam dan engga terlalu dominan dilidah. What a perfect pair for tonight...
Foto lainnya:
Harga per orang: < Rp. 50.000
Informasi
(Kafe)
Reviewer: