Jauh-jauh dari pasaran Dubai, kini hadir di Indonesia! Ini semacam ka.ef.si or em.si.di yang paling TOP di Dubai (katanya). Baru resmi dibuka tanggal 19 Mei 2017 lalu dan sempet rame di kalangan foodies Surabaya.
Seenak dan sengetop apa sih ciken satu ini? Well, saya akan mereview suasana dan cara ordernya dulu. Konsep tempat makannya adalah fast food modern yang berada di dalam Mall besar Surabaya. Gampang ditemuin, jadi begitu masuk pintu utama Royal Plaza langsung aja belok ke kiri. Jalan lurus mentok, bakal nemuin Chicking yang bertetangga dengan HokBen. Tempatnya luas, juga bersih, terdiri sekitar 15-20 meja kursi.
Ordernya langsung di kasir, menu yang isa dipilih terhampar di papan atas kasir atau diselebar laminating di dekat mesin keuangan. Menunya cukup beragam dengan harga yang disesuaikan. Karena lagi di resto pitik, ga mungkin kan ordernya steak? Haha. Setelah melakukan transaksi, kamu akan dikasih struk pembayaran. Pada struk tersebut terdapat nomor antrian order, jadi jangan buru-buru dibuang yaa. Waktu tunggu pesanan sekitar 15 menitan. Sebelum pesanan jadi, ada baiknya kamu cari tempat duduk dulu. Nanti akan dipanggil nomor orderan dari kasir, yang artinya bahwa pesanan kamu udah isa diambil.
Andalannya Chicking adalah nasi biryaninya. Apa itu nasi biryani? Nasi yang biasanya berasal dari beras basmati, diberi rempah-rempah khusus dan pewarna makanan (sumber mbah gugel). Sekilas tampilannya mirip nasi kuning, aromanya pun sama. Bedanya, nasi biryani ini bulirnya lebih panjang-panjang. Agak geli sih liatnya.
Makanan yang saya pesan adalah :
-Chik Pop seharga 24k
Ini tampilan di papan menunya kayak enak gitu loh, porsinya banyak. Lah begitu datang, aslinya cuma seuprit doang gawd! Mungkin hanya 10 potong daging ayam kecil-kecil berbalut tepung krispi. Ga ada rasanya, cenderung hambar. Untung ada saus tomat & sambal yang isa nolong.
-Chicking Combo Satu 33k (include nasi biryani, satu potong ayam, dan teh kotak)
Nasi biryaninya enak, minyaknya banyak, wajarlah yaa namanya juga nasi lemak. Teksturnya ga isa dipadatin, beda dengan nasi putih lokal. Jadi begitu pembungkusnya dibuka langsung ambyar. Untuk ayamnya ga terlalu besar. Daging & tulangnya lebih banyakan tulangnya. Tampilannya itu bad banget kalo menurut saya. Bingung jelasinnya *garuk-garuk kepala*. Rasanya kayak ayam goreng biasa.
Ini mah kayak makan nasi bungkusan yang isinya ayam dan nasi doang tapi seharga 30an. Huft. Tapi masih mending nasi bungkus pinggir jalan lah yaa. Kalo dibandingin sama merk tetangga, sebut aja dia ka.ef.si, ke mana-mana enakan itu. 30k dapet satu porsi ayam-nasi-pepsi/fanta/coca cola. Ayamnya gede pisan. Ga kayak ini sih.
Cukup sekali aja sih buat tombo penasaran. Next time bakal ke sini lagi? Hmm... mikir-mikir dulu.