Mala Kitchen

Tempat ini hanya buka di malam hari, dan cukup ramai juga. Pilihan menu yang bisa dipilih cukup beragam, tapi sayang agak sempit tempat untuk pilih2nya, membuat antriannya menjadi panjang. 

Level mala yang bisa dipilih dari ¼, ½, 1 sampai 3. 

Saya pilih : Bakso Keju (isi 2 pcs), Bacon, Maling, Sawi Putih, Kembang Tahu dan Siomay (3 pcs dalam 1 tusukan, tapi siomay-nya 1 pcs dibagi 2, jadi dalam 1 tusukan isinya 1 ½ pcs siomay), dimasak dengan cara digoreng, dengan level mala ½. Total kerusakanannya 54 rb. 

Penyajiannya tidak terlalu lama, disajikan dalam piring berbentuk wajan, dan diberikan 2 mangkok kecil. 

So far rasanya enak, saya suka sesuai dengan yang dibayangkan, pedasnya pas, tapi rasa mala-nya kurang berasa. Agak sedikit asin, karena tidak ada karbonya. 

Well untuk ngemil sih cukup kenyang, tapi … kalo untuk makan berat sih kurang nendang, dan untuk kenyang, maka harus nambah lagi pilihan daging or sayurnya, means harganya juga tambah mahal,.. 

Buka cabang juga di GS akhirnya ya, sempet cobain yang di PIK dan cukup suka. Konsepnya tetep sama ambil sate-satean dan lainnya yang mau dimasak habis itu itung dan bayar di kasir deh. Gue ngambil lapchiong-maling-kembang tahu-jamur-bakso salmon-bakso ikan sayur-mie, minta dimasak xiang guo atau goreng, dan level paling pedes yaitu level 3. Enak juga sihh, tapi kurang berasa mala, pas dicari baru sadar kalau gaada biji malanya sama sekali, pdhl gue suka-suka aja kalo pas kegigit biji malanya, kayak ada sensasi baal gmn gt haha. Gatau juga sih ya kalau malanya dihalusin atau ditumbuk.