Eliza Saliman

Resto yang ada di citos ini tempat nya memang cukup cozy. Space nya besar dan tidak terlalu ramai. Namun, sayang nya tidak didukung oleh makanan yang lezat.

Dilihat dari nama nya, saya berharap masakan telur nya pasti enak, namun ternyata tidak seperti yang saya harapkan. Saya memesan Mexican Omelette, disajikan diatas pan yang super besar, tapi isi nya tidak banyak. Omelette nya overcooked, jadi tidak fluffy dan smooth, malah cenderung kering. Mexican touch nya yaitu, tumis ayam dengan paprika (seperti sejenis daging di fajita) pun tidak ada yang istimewa.

Karena saya datang sebelum jam makan siang, rotisserie nya belum bisa dipesan. Mungkin menu - menu rotisserie nya enak.

Tesate ini menjual makanan Indonesia dan ternyata adalah 1 group dengan sate khas senayan. Jadi bisa dibilang Tesate adalah the fancy version of sate khas senayan. 

Restoran yang di menteng ini sangat modern, dan nyaman sekali untuk berlama - lama di sana, pelayanan nya juga bagus. Tak heran, harga nya pun juga bukan harga kaki lima.

Well, it's nom nom time!
Sate Ayam Madura (Meat, IDR 65k/6pcs)
Kita bisa pilih isi sate nya, daging, kulit dan telur, bisa di mix juga. Rasa nya lumayan enak, namun tidak beda seperti sate - sate lainnya. 

Sate Padang (IDR 103k/6pcs)
Isi nya ada beef cheek and tounge. Wah belum pernah saya makan beef cheek. Ternyata rasa nya lembut, mungkin digunakan untuk mengimbangi tekstur beef tounge yang sedikit bouncy. Saus nya tidak sekental sate padang yang biasa saya makan. Tapi this is my favourite of the day!

Sop Buntut (IDR 125k)
Sop buntut nya ini menggunakan beef dari New Zealand lho dan memang enak sekali daging nya. Fall off the bone, lembut sekali dan kematangan nya medium rare! Untuk kuah nya, tidak ada yang istimewa, but it's nicely seasoned.

Tumis Bunga Pepaya (IDR 52k)
Kalau untuk sayuran harga segitu mahal sekali ya. Apalagi porsi nya kecil. Rasa nya lumayan.

Sambal Platter (IDR 29k)
Untuk saya yang pecinta pedas, tidak mau rugi, semua jenis sambal saya pesan. Untung nya Tesate menyediakan pilihan tersebut, yaitu sambal platter yang terdiri dari 6 jenis sambal. Sambal terasi, cabe ijo padang, sambal matah bali, sambal balado, sambal teri kacang dan sambal bawang. Favorit saya adalah sambal matah, sambal bawang dan teri kacang. Namun sebenarnya tidak ada yang benar - benar membuat saya going crazy about it. Rasa pedas nya pun kurang. haha.

Nasi Oncom (IDR 16k)
Nasi nya enak! Saya sampai habis 1 porsi karena saking enak nya. Jadi oncom nya itu di goreng tepung dan di aduk di nasi nya, jadi bikin nagih!

Ginger Tea (IDR 25k)
Jahe nya terasa, manis nya juga pas. Dan ternyata sebenar nya menggunakan teh biasa dan rasa jahe nya itu berasal dari gula nya. 

Overall, saya mendapat pengalaman cukup baik di sini, good food good ambiance juga sampai saya betah berlama - lama di sana. Restoran ini cocok sebagai restoran keluarga atau kumpul bareng teman.

Saya ke imperial cakery ini untuk sarapan dan juga get my morning coffee fixed. Jadi resto ini konsep nya kafe dengan counter roti untuk kita ambil sendiri dan juga tempat duduk untuk menikmati makanan lainnya. Ya, jadi tidak hanya roti yang disajikan di sini, makanan berat juga ada.

Saya beli Chicken Curry Puff Bun dan juga Ice Cappuccino. Rasa roti nya biasa saja, namun tekstur nya sedikit berbeda dengan chain toko roti besar lainnya, tidak mudah kempes. Namun, yang unik itu rasa cappuccino nya, they definitely using creamer instead of milk. Karena rasa nya creamy dan juga ada rasa sedikit manis walaupun saya tidak minta pakai gula. Setelah saya coba, ada seperti aroma dan juga rasa roasty yang biasa saya temukan di resto Chinese. But I could not figure out the weird taste though.

Selain itu, ice cappuccino nya juga di blend dengan es batu, namun tidak sepadat frappuccino dan saya suka consistency nya. Jadi tidak terlalu dingin dan juga mudah diminum juga.