Eliza Saliman

Satu lagi restoran Italia otentik yang ada di Jakarta, kali ini lokasi nya di Pacific Place Mall. Restoran ini terdapat dua bagian tempat duduk, di dalam dan di luar yang mana di bagian dalam terbagi menjadi smoking and non-smoking area. Of course, I would choose the most comfortable one, outside seats. Oleh karena saya datang waktu jam makan siang, suasana nya cukup ramai terutama oleh pekerja kantoran dari gedung - gedung sekitar Pacific Place. 

Dari luar restoran ini terlihat fancy dan seperti dugaan saya, memang menu - menu yang disajikan mahal - mahal, range harga main course di sini diatas IDR 100k, so I was like quite hesitant to order. But anyway, since I sat down already so I gave it a try lor. 

Seperti restoran Italia autentik lainnya, sebuah keranjang kecil berisi aneka macam roti Italia disajikan bersama dengan olive oil dan vinegar sebagai pendamping. Roti nya cukup banyak, bahkan bisa buat saya kenyang tanpa memakan pesanan utama yang saya pesan. Siang itu, saya memesan ravioli with butter sage sauce (IDR 109k) dan Ice Cappuccino (+/- IDR 30k-an). Sebenarnya kita diberi pilihan untuk memakai butter sage sauce atau tomato sauce, dan saya memilih butter sage karena saya memang penggemar pasta sauce tersebut. 

Pesanan saya pun datang, ravioli nya disajikan di atas piring yang tidak biasa. Untuk rasa nya, ravioli yang berisi bayam dan keju ricotta was superb! Isi nya cukup padat, pasta nya al dente dan keju nya tidak terlalu berlebihan. Namun sayang sekali tidak didukung dengan porsi nya yang kecil dan menurut saya butter nya terlalu banyak dengan hanya beberapa potong ravioli, jadi ketika saya makan terasa berminyak sekali. Keju dan seasoning untuk saus nya juga kurang kuat. Jadi menurut saya butter sage punya mamma still my ultimate favourite! haha. Mungkin kalau saya datang lagi saya akan memilih tomato saue. Sedangkan untuk kopi nya cukup kental dan pahit, sesuai selera saya.

Pelayanan nya sangat baik dan cekatan menerima request dari saya. Secara keselururhan restoran ini cocok untuk berkumpul bersama teman atau menikmati romantic dinner (indoor seating) bersama sang kekasih. Namun sayang, harga nya overprice.

Banyak yang bilang kalau Kapten Steak ini menyajikan makanan yang lumayan enak dan harga nya ramah di kantong. Saya jadi penasaran dan memang ternyata lumayan dan saya bilang sesuai harga nya. So it was not overpriced nor super cheap. Saya memesan Kapten Steak (IDR 49k) yang adalah lokal tenderloin. Saya pesan dengan tingkat kematangan medium rare, saus blackpepper dan side dish kentang yang bisa dipilih cara memasak nya, dan saya pesan mashed potato. Rasa nya not bad, cukup lembut namun mashed potato nya terlalu banyak susu nya dan cenderung hambar. 

Selain itu saya juga memesan fried shitake mushroom untuk appetizer nya dan combo untuk main course teman saya. Fried shitake disajikan dengan saus mayonaise dan rasa nya cukup enak. Garing dan tingkat kematangan nya bagus. Untuk combo steak nya sangat murah lho! Isi nya adalah grilled chicken dan grilled fish, porsi nya besar pula dan hanya dibanderol seharga IDR 45k! Tapi untuk rasa nya tidak ada yang istimewa.

Di Kapten Steak ini juga disediakan minuman beralkohol dan saat saya berkunjung cukup ramai dengan para pekerja kantoran yang selesai bekerja dan memesan bir. Selain itu juga banyak yang mengajak pasangan nya untuk makanan di sana.

I can't deny that pork is one of my weaknesses. Haha. Most of the time, apapun yang ada pork nya itu taste good! Tetapi dengan catatan, cara memasaknya benar. Nah, kedai sate babi amei ini sepertinya belum lama buka dan letaknya agak di ujung, jadi harus pelan - pelan cari nya. Kalau tau prodia, kedai nya tidak jauh dari sana. 

It's nom nom time!

Di sini saya pesan sate manis 5 tusuk (IDR 5k/tusuk) dan juga iga babi bakar (IDR 48k). Sate dan iga nya di bakar di atas arang dan lumayan lama juga membakar nya sekitar 30 menit an. Rasa sate manis nya biasa, daging nya lembut, namun bumbu marinasi nya kurang meresap. Iga bakar nya yang saya suka! It's off the bone. Daging nya lembut dan bumbu nya meresap.

Untuk suasana, ya karena memang letak nya dipinggir jalan, yang bikin tidak nyaman itu karena banyak nyamuk.

Yang favorit di sini adalah kuo tie nya, namun mereka juga menjual masakan Chinese lainnya, lindung cah fumak, kodok dll. Biasa nya ada saja orang rumah yang beli bawa pulang, tapi kali ini saya datang sendiri ke sini untuk menikmati kuo tie nya. Letak kedai nya sendiri di dekat sate babi amei. Berada di dalam ruko yang cukup besar dan bisa menampung banyak orang.

Kulit kuo tie di sini handmade, jadi bukan beli jadi. Kulit nya enak, tidak terlalu tebal, dan saya memesan 20 kuo tie (IDR 3.5k/pc) untuk 2 orang, 10 dengan cara di panggang seluruh nya dan sebagian lagi dipanggang bawahnya saja. Jujur, personally saya lebih suka yang dipanggang sebagian karena bagian gosong nya itu enak! hehe.

Daging babi nya lembut dan matang sempurna, dan juga dibumbui dengan baik. Apalagi ditambah sambal kuo tie nya yang pedas dicampur bawang putih. Enakk!!

Pizza e Birra ini terletak di gedung Setiabudi One, sebuah bangunan yang di dalamnya memang 90% adalah restoran. Suasananya terasa nyaman dengan dekorasi kayu yang dominan, termasuk menunya yang juga terbuat dari kayu. 

Makanan yang saya pesan adalah baldy's special salad, funghi e prosciutto thin crust pizza, baked rigatoni. Saya suka baldy's special salad, dan mungkin menjadi menu favorit saya waktu itu terutama rasa manis asam dari reduced balsamic vinegarnya bikin nagih. Untuk pizza nya cukup unik, kalau pizza lain yang biasa kita temui adalah berbentuk bulat, kalau di Pizza e Birra pizza dengan pinggiran tipis ini berbentuk persegi panjang. Namun, untuk rasanya sendiri biasa saja. Begitu juga dengan baked rigatoni nya, rasa nya tidak ada yang istimewa, bahkan di dalam nya ada bahan yang tidak wajar, yaitu telur rebus sehingga menurut saya sedikit aneh. 

Satu lagi pesanan saya yang sebenarnya saya tidak memesan secara langsung, namun karena pemesanan makanan saya sudah melebihi IDR 150k, Pizza e Birra memberikan gratis dessert. Menu dessert di sana terdiri dari beberapa pilihan sweet pizza, dan saya memilih sweet little princess pizza. Jadi topping dari pizza tersebut adalah custard, banana, dan strawberry dengan vanilla ice cream dan saus cokelat di atasnya. Rasa nya lumayan enak, namun custard nya masih sedikit berbau telurnya.

Secara keseluruhan, pelayanan nya bagus dan tempat nya cocok untuk hangout bersama teman - teman, keluarga, bahkan untuk kencan.