Asrie Citra Wibowo

Makan yamin asin baso pas pertama ke sini karena memang lebih suka yamin asin dan bukan penikmat iga. Kayaknya memang bakso iganya yang digemari deh di sini, dan memang jagoannya, jadi aku kurang relate. Tapi baksonya memang dominan daging berasanya.

Tempatnya lumayan banyak kursi walau terlihat sempit. Parkiran gak luas jadi bakal agak susah kayaknya kalau jam rame. Makanan cepet datangnya, dan pelayanan oke.

Ke sini waktu May Day ternyata bukan ide bagus. Atau mungkin memang karena viral juga? Karena penuh loh bahkan di kasir pun ada antrian. Tapi untungnya dapat tempat duduk, hehe.
Pertama kali ke sini, sore tanggal 1 Mei. Bikin aku menyimpulkan, kayaknya better kalau mau ke sini lagi pagi atau malam dan bukan di hari libur, dijamin suasana yang didapat lain lagi deh. Waktu aku datang juga kayaknya kucingnya udah pada capek berinteraksi sama banyak manusia di hari itu. Dan aku juga kurang nyaman dengan keramaian yang gak cocok juga dengan vibes tempatnya sendiri.

Karena letaknya ini di dataran tinggi jadi sejuk dan nyaman. Bikin ingin berlama-lama deh. Apalagi desain tempatnya yang klasik vintage plus banyak kucing, betah! Jadi saranku mungkin perlu tambah toilet dan upgrade musalanya. Seat bagian dalam menurutku agak crowded dan mepet dengan kursi sebelah, lebih nyaman duduk di outdoor kayaknya?

Untuk menu karena baru pertama jadi cuma coba minum dan camilan. Overall enak dan sangat bisa dinikmati. Gak terlalu lama juga makanannya datang. Sistemnya nanti nama kita dipanggil dan diantar pesanan yang sudah dibayar di kasir. Bisa QRIS juga kok tenang.

Yang lebih spesial tempat dan service-nya kayaknya. Jadi mungkin harga food kalau dikombinasikan dengan itu semua jadi masuk akal. Kalau hanya lihat dari food, harga a bit pricey bagiku.

Makan di sini pertama kali dalam rangka buka bareng. Tentunya biar praktis pesan Iftar Set. Yang kupilih nasi cumi mercon dan berry ginger, seperti judul, enak tapi tidak spesial. Cicip punya doi juga sama enak tapi tidak timbul “ingin order menu ini lagi”. Porsinya juga kelihatan lebih banyak di bahan promosi. Tapi aku harus kasih highlight di es krimnya yang enak sekaliii! Hihi. 10 nilainya.

Tempatnya memang kece dan menarik minat anak muda banget. Apalagi di sini ada tempat buat self photo-nya walau kecil. Ada di samping musala yang sama kecilnya juga (jadi gak kondusif banget pas bukber waktu sholat maghrib). Untuk pelayanannya sat set oke.

Mungkin perlu eksplor menu signature mereka atau yang ringan ala kafe, kurasa lebih spesial dibanding makanan beratnya? Let’s see later!

Karena dekat sama tempat tinggal saat ini jadinya nyobain deh. Tempatnya memang gak luas, tapi dibikin efisien gitu seatnya jadi 20 orang pun kayaknya bisa? Parkirannya juga 20 motor kayaknya bisa.

Dimsum ini sebelahan sama seblak. Jadi ada 2 menu utama yang bisa dipilih. Aku pribadi udah beberapa kali ke sini dan nyoba keduanya. Aku suka! Vibesnya lumayan enak buat nongkrong tapi kalau lagi rame baiknya jangan kelamaan supaya bisa rotasi tempat duduknya. BTW di meja utama udah ready perintilan yang kamu butuhkan terutama tisu, beda lagi kalau di meja kecil ya. Makanannya baik itu seblak maupun dimsum proper dan bisa masuk kategori ayo nanti ke sini makan lagi atau coba yang lain. Seblaknya prasmanan, jadi seru. Kalau dimsum jelas pesan sesuai porsi ya... tapi worth it kok karena isiannya full puas!

Untuk seblak aku rekomendasi batagor dan lidahnya, sayurnya, baso kerikilnya, untuk kuah pilih yang selain daun jeruk, lebih enak menurutku. Dan levelnya pilih yang sesuai kemampuan aja, aku pribadi menikmati level 1. Kalau dimsum overall enak-enak terutama yang digoreng, karena aku pencinta gorengan. Chili oilnya juga enak! Kalau gak salah mereka jual deh botolan gitu.

Misalnya habis nonton nih di CiWalk atau habis belanja, bisa nongkrong di sini istirahat sambil nyurabi alias makan surabi. Makan 1 aja lumayan udah keisi perut, makan 1 setengah kenyang deh, jadi kalau berdua bisa beli 3. Harganya juga murah meriah dan beragam dari asin sampai manis ada.
Minuman juga banyak pilihannya, panas dingin ada.

Kalau beruntung lagi ada live music dijamin makin seru. Siapa tau pada mau nyanyi juga bisa diiringi, hihi. Jangan lupa partisipasi uang aja.

Tau tempat ini dari Raditya Dika (nonton ya bukan dikasih tau, da gak kenal hehe).
Kesampean nyobain bareng temen (temu kangen). Kita putuskan untuk datang ke sini di jam sarapan. Saat itu hari Minggu, sampe sana jam 10-an, gak nyangka udah full aja tempatnya. Seat yang tersisa tinggal di atas, mau gimana lagi karena kita mau makan di tempat, akhirnya oke. Ternyata lumayan terik, gak ada atap, outdoor banget dan sempit cuma muat 2-5 orang kayaknya. Untung saat itu pagi jadi mataharinya sehat untuk kita.
Gak begitu lama, setelah minuman, datanglah makanan utama kami. Jujur enak sih. Aku ingin balik lagi demi nyobain menu lain. Tapi… bakal dapat tempat duduk yang lebih nyaman gak ya?

Mungkin untung-untungan sih kalau ke sini. Saat itu kayaknya masih pagi jadi seat yang disediakan hanya bagian luar, tapi gak tau juga. Karena gak sempat eksplor, hihi.

Tempatnya dalam gang jadi mending jalan kaki kalau ke sini. Dan bukan buat nongkrong lama sih, mending habis makan, diam sebentar, lalu pergi supaya yang lain bisa coba makan juga. Dan yang pasti di sini udah cashless 100%, siapin deh HP kamu.