Darsehsri

Berada di jalur paling ramai di depok, walking drums cukup menarik hati saya. Bangunan kotak dengan kapasitas parkir lumayan besar.

Masuk ke bagian indoor ada bar dengan lampu gantung, area tempat duduk memanjang dan smoking area di belakang, terhalang pintu kaca.
Sementara di lantai dua, ada area tempat duduk semi outdoor, juga ada kursi tribun yang menampung banyak tamu, bernaung di bawah pepohonan.

Pesanan saya iced Flat White, cocok sama selera saya, creamy-nya dapet tapi rasa kopinya juga nendang, tanpa gula aja udah ada rasa manisnya.

Tertarik sama kentang goreng, saya pesan fun fries chilli cheese, enaaaaakk. Kirain sausnya disiram, ternyata bentuknya dipping sauce, suka banget karena sauce bolognese-nya pedas ditambah lelehan keju mozzarella. Sebetulnya kentangnya sendiri udah enak, pake sausnya jadi makin enak.

Staff disini ramah ramah, pelayanan juga cukup cepat.

Kali ini Kopi Nako membuka gerai ke-32nya di Pamulang, dekat area kampus dan kawasan ramai kendaraan.

Bangunan ciri khas Nako berwarna hitam putih jadi semakin mencolok karena area outdoornya diisi kursi tribun, tidak ada ruangan indoor, tapi ruangan semi outdoor di lantai dua cukup nyaman buat bersantai, melewati jembatan kecil yang fotoable tentunya.

Selain menu kopinya yang udah ketauan enak, seperti kopi nako duren dan kopi nako creamy kesukaan saya, ada pula menu makanan ringan sepeti tahu cabe garam atau donat siramnya, juga ada menu makanan berat yang penting banget kalo buat nongkrong lama, kemarin saya pesan menu kesukaan, rice bowl lidah sapi dengan sambal geprek, mantap.

Rebranding dari naked ramen jadi jigo ramen, konsepnya bukan shaked ramen lagi, tapi semua disajikan dalam mangkok. Untuk tempat masih pake decor yang lama, staff juga sama, yang beda hanya menunya aja.

Untuk harga basednya 25rb, tapi extra topping dan lain lain nambah lagi. Ramennya cukup enak, kuahnya lite dan seger, sambal pelengkapnya juga pedas, suka banget.

Paling sering mampir ke outlet kopi kenangan sini, strategis dan tempatnya cukup bersih, staffnya juga ramah ramah. Cuma parkir di area pom bensin terbatas, kalo lagi rame bisa parkir di ujung pintu keluar pom bensin.

Biasanya beli jasmine earl grey latte sama cerita rotinya yang super lembut, emang duet yang pas.

Jajan bakso dan siomay pa’seng pas ke ashta beberapa waktu yang lalu, ini salah satu tenant yang ada di area foodcourt lantai atas.

Buat rasa baksonya enak, saya suka baksonya, teksturnya agak padat tapi dagingnya berasa banget, beli yang komplit. Lumpia goreng dan tahunya juga enak, uniknya pake usus goreng jadi ada sensasi renyah kriuknya.

Untuk siomaynya juga lumayan enak, sambel kacangnya manis pedas dan agak encer, cocok buat siraman siomaynya yang sedikit agak padat tapi enak.

Kualitas makanan oke, yang kurang cuma pelayanannya aja. Entah staff/owner cowo jutek banget, ngga sabar nunggu saya ngisi uang elektronik dulu padahal kosong ngga ada pembeli lain.

Resto baru di area taman budaya, terlihat menarik dari kejauhan karena banyak pakai lampion putih. Interiornya sendiri banyak pakai unsur kayu, tangga memutar dan permainan cahaya lampu diantara sekat kayu menjadikan resto ini terlihat cantik.

Di lantai satu ada sofa memanjang berwarna tosca, mengisi hampir setengah bagian ruangan, sisanya kursi rotan dan kayu berpasangan menghadap meja display produk.

Lantai dua mezanin panjang dengan lampion berderet, di bagian teras ada pohon yang dijadikan tempat bergantung lampion lampion putih. Kalo outdoor ada di bagian samping, ngga kalah luas dan asyik buat nongkrong sore.

Pesanan saya sore itu hanya juice dan cheesy french fries karena perut masih kenyang. Juice Nanas cukup segar meski terlihat pucat, sementara french fries renyah dengan taburan mozzarella asin dan gurih, cocok dan terasa imbang di mulut.

Kedai mungil dipojokan area resto solo yang penuh sama tenant kekinian. Sebatas teman tampak menarik karena sebagian kedainya tertutup tanaman rambat. Area tempat duduk ada disebelahnya, menyatu sama area tempat duduk resto sushi.

Pesan Dimsum Udang dan Lumpia udang, keduanya cukup enak. Dimsum udang tampilannya ya mirip siomay, lembut dan gurih. Sementara lumpia udang berkulit renyah dengan isian daging udang cincang, enak. Cocolannya chilli oil yang pedas asin, ini salah satu yang terenak di bogor.

Sebuah coffee shop klasik yang cukup unik, bertempat di sebuah kios sederhana. Aneka koleksi kaset jadul, piringan hitam, buku hingga kamera jadul memenuhi setiap sudutnya.

Beli es kopi susunya yang bernama hail kets latte, rasanya mirip kopi susu jaman saya masih kecil. Wangi seduhan kopinya bercampur susu, bold tapi ngga pahit di lidah.

Filter v60 alias kopi saring arabika pesanan suami juga enak, wangi dan sedap. Cocok buat pairing sama makanan apa aja.

Kebetulan penasaran sama cireng isi ayam yang katanya favorit disini, ternyata bukan cuma rumor, cirengnya beneran enak. Selain isiannya padat,m dan enak, kulitnya juga meski chewy tapi tetap lembut. Ini sukses bikin saya pengen balik lagi ke sapa remaja.

Cafe cakep pertama di sepanjang jalur sirkuit sentul-citeureup yang minim tempat hangout.

Lantai satu terkesan manis dan girly dengan sentuhan warna baby pink dan gold, ada cermin bertuliskan xinggah cafe yang bisa dimanfaatkan buat foto ootd, bagi yang gatelan foto kaya saya hihi.

Sementara lantai dua ngga kalah luas, smoking area ini kalo siang menawarkan pemandangan bukit tangkil hambalang, kalo malam biasanya dipakai buat acara nobar atau live music.

Bukan cuma asyik buat tongkrongan, tapi cafe ini luas dan cakep buat wedding venue, arisan, nobar, dll.

Selain menu makanan berat, yang jadi incaran saya tentu kopinya.

v60 racikan barista yang dibuat pakai beans Gayo wine, bikin japanese segar saya seruput habis siang itu.

vanilla latte juga wangi dan legit, cocok sama selera ibu saya yang ngga suka kopi kental.

Cemilan berupa big platter juga habis berdua, isinya ada tiga potong sosis ginuk ginuk, beberapa potong sayap ayam goreng dan kentang goreng renyah.