Marisa Aryani

Rasa-rasanya tak sulit menemukan gerai Pepper Lunch di lingkup mall ibukota. Tak salah saya menjatuhkan pilihan makan siang di salah satu restoran milik Boga Group ini. Saya pun memesan Curry Chicken Pepper Rice with Cheese. Tahap pertama jangan lupa mencampur bumbu di atas hot plate. Kemudian yang harus Anda lakukan ialah menikmati racikan khas Pepper Lunch yang memikat. Rasa adalah soal selera. Tapi saya yakin Anda pasti sependapat dengan saya kali ini. Secara penyajian, menu ini mampu menggugah selera di awal perjumpaan. Tak hanya sebatas penampilan, dari segi rasa, Curry Chicken Pepper Rice with Cheese ini juga menjaga kualitas daging dan nasi agar tetap fresh sampai di tangan pelanggan.

Terkadang dengan menu yang sederhana, sebuah nama bisa mencuat terutama di kalangan para pecinta kuliner yang hobi 'nongkrong'. Setiap malam minggu, Kedai Abnormal memang selalu ramai dikunjungi segerombolan anak muda. Saat itu saya memesan Mie Rebus dengan Roti Bakar Abnormal. Untuk mie rasanya tak perlu dideskripsikan, sementara untuk Roti Bakar Abnormal berisi cokelat, keju, oreo, kacang, dan marshmallow. Not bad.

Bagi pecinta teh meneguk teh bagaikan sebuah kenikmatan. Kehangatan secangkir teh mampu meningkatkan mood seseorang kembali stabil lewat sensasi nyaman yang ditawarkan. Itu pula yang saya rasakan ketika mengunjungi Gaia Tea & Cakes.  

Genmaicha jadi varian yang saya pesan. Mula-mula saya disuguhkan dengan perlengkapan teh serta timer untuk menghitung lamanya ekstrasi yang dibutuhkan. Ketika timer berbunyi, dengan sigap sang pramusaji menuangkan teh ke cangkir yang sudah disediakan. Saya pun segera mencicipi teh hangat tersebut untuk mengetahui cita rasa yang ditawarkan. 

Secara garis besar, teh yang berwarna kuning muda ini punya preferensi ringan. Teh ini juga mengandung banyak serat yang baik untuk tubuh. Selanjutnya saya mencicipi Silver needles yang disebut-sebut best seller di Gaia. Teh yang berasal dari Jawa Barat ini tak kalah menyenangkan. Floral dan sweet jadi rasa yang paling dominan di sini.

Starbucks ramai dipenuhi oleh para pecinta kopi, apalagi di kala after office hour. Saya pun memesan Iced White Chocolate malam itu. Manis namun tetap terasa balutan espresso-nya. Kaum hawa pasti suka dengan varian ini. Ingin yang lebih strong, Latte pun jadi pilihan. Green Tea Latte-nya juga patut dicoba. Pekat dan cocok dinikmati saat hang out. 

Sampai di lantai 5, saya disuguhkan dengan pemandangan dengan dominasi lampu berwarna biru. Karena letaknya yang berada di rooftop, sepertinya dibutuhkan banyak fan untuk sirkulasi udara. Tempatnya cukup membuat badan lembab walaupun di malam hari.

Saya memesan bir pitcher dan dua shot Rum. Jadi untuk menu tak banyak yang bisa saya deskripsikan. Tapi yang perlu di-noted, walaupun dalam keadaan ramai, pelayanan di sini tetap bagus dan cepat. 

Saya suka kopi yang manis dengan sedikit acidity yang bergelayut. Untuk mendapatkan karakter yang saya inginkan maka saya memesan secangkir coffee latte. Preferensinya tidak jauh dengan rasa yang saya harapkan. Cocok diseruput untuk menenangkan hati di sore hari. 

Setelah menyeruput secangkir kopi, saya pun tertarik dengan teh yang diembannya. Jika memesan teh di sini, Anda bisa mendapatkan refill sebanyak 3 kali. Namun sayang, teh yang disajikan terlalu watery sehingga rasa tehnya kurang keluar.

Sekedar info, Turning Point hampir selalu penuh baik di hari biasa maupun akhir pekan.
Pertama kali menginjak kaki ke sini, saya tidak terlalu terkejut dengan interior berdominasi elemen kayu dan warna putih yang tampaknya lagi tren di kalangan coffee shop. Tak lupa dengan pajangan futuristik yang menunjang dekorasi.