Suatu ketika, tiba-tiba saja aku megidam-idamkan Sandwich di Dunkin Donuts. Entahlah apa yang menyebabkan. Sebelum malam itu, aku belum pernah sekali pun menyantapnya. Jadi, sama sekali tidak kuketahui apakah rasanya enak, biasa saja, atau seperti apa. Barangkali, aku amat penasaran dengan rasanya sehingga keinginan menyantap Sandwich di Dunkin Donuts pun muncul dengan begitu menggebu? Ya, kurasa memang itu alasannya.
Semenjak munculnya keinginan itu, aku tidak langsung punya waktu untuk berkunjung ke salah satu outlet Dunkin Donut yang tersebar di Indonesia. Berkali-kali aku harus menunda keinginanku. Untung saja, akhirnya di malam itu, aku memiliki kesempatan untuk menyantapnya. Sendiri saja.
Dunkin Donuts menawarkan dua varian roti dan beberapa jenis daging yang bisa diolah sebagai Sandwich. Kupilih roti croissant dengan isi tuna. Croissant with Tuna ini harganya sekitar Rp32.000,00 belum termasuk pajak.
Tak lupa, kupesan minuman. Hot Chocolate menjadi pilihanku. Sebenarnya, aku ingin memesan Iced Coffee. Sayangnya, di outlet ini tidak tersedia kopi hitam dingin. Jadi, kupesan sajalah Hot Chocolate seharga Rp26.000,00 belum termasuk pajak.
Menunggulah aku di satu tempat duduk yang tersedia di outlet tersebut. Sembari menunggu pesananku tiba, kulihat-lihat daftar menu dan harga yang terpajang di atas counter. Oh, sial. Sesungguhnya, Dunkin Donuts menawarkan menu paket Sandwich + Hot Drink yang harganya tidak lebih dari Rp50.000,00. Sementara pesananku, Sandwich dan Hot Drink, dihitung secara terpisah sehingga harganya lebih dari Rp50.000,00.
Sebagai manusia irit hampir pelit, aku sungguh menyesal atas ketidaktelitianku. Mengapa aku baru menyadari adanya menu paket setelah aku memesan dan melakukan pembayaran? Aku agak kesal juga karena pelayannya tidak menawarkan menu paket yang tersedia di Dunkin Donuts. Ya, sudahlah. Nasi sudah menjadi bubur. Tinggal tambahkan kecap, ayam, and enjoy it saja!
Masih merasa merugi karena harus membayar lebih, padahal ada menu paket dengan harga yang lebih hemat, pesananku pun tiba di meja. Akhirnya, aku bisa juga mencicipi Sandwich dengan roti croissant, irisan tuna, salad sayur, dan mayonaise.
Dengan menambahkan sedikit saus sambal, kusantaplah Sandwich itu. Langsung saja aku merasakan "warm and cold". Croissant-nya, entah, dipanggang atau dibakar dengan baik sehingga saat digigit terasa agak renyah dan hangat. Namun salad dan tuna yang menjadi isi Sandwich, kupikir akan terasa hangat pula, ternyata rasanya dingin. Memang benar Dunkin Donuts menyebutnya sebagai salad dan salad tentunya diolah serta dimakan dalam kondisi dingin. Hanya saja, ekspektasiku menginginkan Sandwich diolah dalam keadaan panas dan dimakan dalam keadaan hangat. Mau tak mau harus kukatakan bahwa rasa Sandwich itu tidak memenuhi ekspektasiku.
Untung saja, Hot Chocolate yang kupesan begitu terasa rasa cokelatnya dan manisnya pas. Diminum dalam keadaan hangat, jelas bisa menenangkan hati. Tak salah jika minuman ini menjadi andalan warung donat ini.
Lain kali ke sini, Hot Chocolate boleh jadi kupesan kembali. Tetapi untuk makananya, mungkin yang lain saja.
Lain kali ke sini, jangan sampai lupa kalau Dunkin Donut menyediakan menu paket alias menu hemat!