Padin

When you reached a certain age, you'll slowly understand that the actual reason we go for some sport activities was to simply enjoy a better meal than what we usually have, apart from maintaining social relationships with our good mates. 

So there we went. Couple hours of badminton session then went out for supper, late supper. Since the curfew policy kicked in, lots of good places to eat close earlier than we expected. Yeah 10pm is just still too early for us, but well what can we say, it's for the greater goods. 

Padin was our place of choice that night, by accident. A happy one. I didn't expect the taste of the dishes to be this good. Worth its higher-than-usual pricetags. The pictures of celebs and famous people on the wall gave us a hint that something makes this place a popular destination. Now I understand why. 

1. The fried duck pieces, wow. Well marinated, juicy meat, yummy skin and well-rendered fat in between. Some crispy crunchy bits (such as the tips of the wings) apart from those juicy and plump meat. Worth the IDR 40 Thousand price tag. 

2. Pete and Jengkol. The delish duo. They are a couple of sator/stink beans, one being crunchier and one being firmer. The green one called pete and the brown one called jengkol. 

3. Fried Tofu and Tempeh. Classic choices every time I went out to eat Penyetan/variety of food items served with freshly made chilli sauce. 

4. Fried Eggplants. This is a must-have for me, to accompany point no. 3. Cheap and delish. Okay 

5. The chilli sauce itself. Add a squeeze of lime juice to elevate its flavour, a must-do ritual. Go for the spicy option if you love challenges. 

With those 5 points, and a plate of steamed rice, that night was considered complete. Feel slightly too full, gained back the calories i've burned, but no regrets. At all.

Perkiraan saya kalo makan berdua disini ya berkisar antara 50k-75k aja lah yah. Nggak taunya habis 118k. Da menu termahal kami adalah ikan dorang 65k. OMG... udah lama gak makan dorang dan sekalinya makan di tempat yang biasa aja nggak taunya mahal juga. Menurut saya ikan dorangnya pun biasa aja ukuran dan rasanya. Well, secara keseluruhan saya suka sayur rebusan dan pete gorengnua disini. Sambelnya sih biasa aja, kemarin coba makan disini karena penasaran aja. Ya gitu deh. Balik gak ya besok-besok? Mungkin nggak

Ini pertama kalinya coba makan di Padin yang buka 24 jam ini, pas aku kesini lagi gak terlalu rame jadi cukup mudah pilih tempat duduk. Begitu kita datang, kita bisa langsung milih sendiri lauk apa yg kita mau. Kurang lebih sama seperti biasanya: gurame, ayam, tahu, tempe, dan ikan2 lainnya. Bisa milih digoreng atau dibakar. Setelah itu kita bisa request mau sambel apa, ada beberapa pilihan sambel, tp yg paling standar sambel tomatnya khas padin, bisa pilih tingkat kepedasan sambelnya.
Kita bisa pilih mau makan di tempat AC atau "outdoor" dipinggir jalan. Tapi jujur sih kebersihan ditempat ini harus bener2 ditingkatin, mengingat harganya juga tergolong mahal untuk harga penyetan pinggir jalan pada umumnya (berdua habis Rp 105.000, tanpa minum loh!😣)
Overall rasa sambelnya ini asem-asem seger dari tomat dan jeruk nipis. Lebih mantap lagi setelah dicampir sama kecap manis. Sambelnya dapat banyak dan pedesnya emang beneran pedesnya cabe 😂. Meskipun pedes gapi nagih gitu loh, apalagi kalau pesen tempe dan tahu terus dipenyet di sambelnya, wuih. Manteb ((sambil ngiler ngetiknya))
Ada juga gurame bakarnya, rasanya enak sih, standar gurame bakar pada umumnya, cuman arangnya agak terlalu banyak jadi suka serem kalau mau makan. Jadi demi alasan kesehatan, tiap makan itu lebih baik diambilin arangnya dulu ya👍🏻 Pun untuk harga 60.000, dengan tempat dipinggir jalan dan rasa gurame yg standar, agak overpriced sih menurutku guramenya.
Ayam gorengnya enak, asin gurihnya pas. Agak sedikit keras mungkin krn gorengnya terlalu lama.
Tahu tempe, standar, gaada yg spesial. Tapi disini ada dua varian tahu tempe, ada yg berbumbu, ada yg gurih. Rasanya......kok sama aja ya menurutku hahaha mungkin efek sama2 dikasih sambel jadi kurang berasa ada perbedaannya 😂
Nasinya untuk 1 porsi dapet banyak banget sih. Kalai yg mau diet mungkin lebih baik pesen 1 buat berdua aja, hehehe.
Sekian untuk review Padin. Apa bakal balik ke tempat ini? Mungkin sih kalo malem-malem ngidam bakar-bakaran dengan sambel yg enak 👍🏻

Berawal dari rasa penasaran cacak terhadap tempat yang selalu rame ini dan berlabel "buka terus 24 jam", akhirnya hari Sabtu kemarin cacak nekat dateng ke tempat ini tengah malem. Tujuannya dateng tengah malem biar gak terlalu rame eladalah kok malah ruame bangeeet, cacak sampe kudu antri panjang lho
First impression

Tempat makan ini agak unik yaa.. Karena dia buka terus 24 jam dan lokasinya yang berada ditengah pasar, secara biasanya tempat makan ditengah pasar kan terkesan kumuh gitu.. Sedangkan tempat ini engga dan kenapa tempat ini selalu rame jam berapapun cacak lewat di depannya. Gimana ga heran coba haha
Pelayanan

Pelayannya lumayan banyak dan agak kaku. Penyajian masakannya cepat. Kadang cacak bingung sih yang mana pelayannya dan yang mana pelanggannya, soalnya beberapa dari mereka ngga pake seragam sih, terutama pramusajinya.
Kondisi tempat

Pencahayaannya cukup terang tapi masih remang-remang, terutama di ruang washing dan toilet. Mejanya terkesan sederhana dan tidak bertaplak, mungkin tujuannya biar gampang bersihinnya ya. Tapi saran cacak sih lebih baik diberi taplak atau dicat dengan warna terang biar tidak terkesan ala kadarnya. Spot tempat makan juga kurang bagus untuk para foto hunter. Ada beberapa ruang, mulai yang buka-bukaan untuk para perokok, hingga ruang yang full ac. Penataan ruangnya kurang oke karena jarak antar mejanya terlalu dempet.
Kekurangan

Kekurangan dari tempat ini yaitu harga menunya yang kurang transparan, entah karena emang cacak yang baru pertama kali kesana atau emang begitu sistemnya. Di ruang depan tempat pengambilan lauk tidak ditampilkan daftar harga, jadi kita tidak tau berapa harga setiap itemnya.