Rasa rempah yang nyaman di lidah, tempat nyaman, dan pelayanan yang ramah: tiga kolaborasi ciamik buat restoran dengan tema India ini. Kebetulan saat saya ke sana, ownernya pas ada. Kata teman, beliau kurang fasih bahasa Indonesia, jadi pas kami pulang beliau hanya berdiri di depan pintu sebagai tanda “terimakasih sudah berkunjung di resto kami” gitu paling ya. Soalnya beliau diam hehehe.
Tempat yang berlokasi jadi satu dengan golf, view driving range, dan tempat cuci mobil ini recomended buat teman-teman wilayah Surabaya yang pingin nyincipi masakan India dengan rasa mendekati aslinya. Denger-denger restoran ini didatangi banyak orang asli India. Jadi ini adalah petunjuk bahwa restoran ini cukup authentic sehingga disukai orang India asli.
Kebiasaan saya kalau datang di rumah makan, saya selalu menanyakan menu andalan. Pelayan dengan fasih menjelaskan menu buat vegetarian dan non vegetarian. Karena saya non vegetarian, Mbaknya merekomendasikan menu ayam dan kambing.
Hidangan pertama yang datang adalah 1 set cawan, yang berisi 4 macam sambal. Ada sambal yang warnanya hijau dan rasanya sangat berempah. Sambal kedua yang warnanya kecoklatan berasa manis dan sangat kuat rempah-rempahnya. Sambal yang ketiga sambal oranye seperti biasanya. Saya pikir pedasnya hot banget, pas nyoba ternyata tidak begitu pedas, Cawan terakhir berisi bawang merah bulat ukuran tanggung. Saya tidak mencoba makan hidangan dengan bawang. Entahlah, lidah saya menolak heheh.
Beberapa saat kemudian, menu utama datang. Alhamdulillah pilihan menu pelayan pas ma lidah saya. Kolaborasi kari, garlic, dan yoghurt.
Cara makannya gimana? Di piring ada sendok, garpu, dan pisau. Saya memilih makan seperti di film India yang saya tonton. Pake tangan meski sesekali pakai garpu dan pisau. Hahaha.
Kari di sini huuumm.. Enak! Kami memilih Chicken Tikka Masala dan Butter Chicken.
Chicken Tikka Masala (75k) nyaman banget di lidah dan di perut. Paduan bumbunya hampir sama dengan sambosa yang biasa saya beli di Kampung Arab. Bumbu merasuk sampai daging ayam. Empuk dan lezat.
Butter Chicken(75k), kata Mbak Nisa rasanya seperti nano-nano. Ya saya sendiri sulit mendeskripsikannya. Rasanya lembut dan lumer di mulut.
Biasanya kari dimakan dengan nasi, tapi siang itu kami memilih makan kari dengan garlic nan (25k). Garlic di sini asin, gurih, dan sedikit liat. Pas banget dipadu dengan kuah kari yang kaya rempah.
Untuk minuman, saya dipilihin strawbery lassy (25k) yang menjadi salah satu andalan resto ini. paduan strawberry dan yogurt yang kental membuat adem tenggorokan.
Ketika saya datang, di belakang saya ada beberapa bapak bule yang ngobrol dengan bahasa Inggris, sedang di sebelah saya ada sepasang suami istri dari Cina yang memakai bahasa Cina. Dan saya? Seperti biasa saya memaka bahasa Indonesia hahaha.
Kesimpulan makan di Restoran Sitara ini tempatnya asyik, bikin betah, bahkan toiletnya juga nyaman. Rasa terasa gurih dan yummi sangat autentik Indianya. Patut dicoba!