Pertama kali saya makan Cutt & Grill di The Breeze ini. Exterior luarnya sudah terlihat kalau ini restoran bagus yang agak mahal. Interior lt. 1nya bersih dan teratur, penempatan kursinya lumayan, tapi agak memanjang ke samping karena tengahnya diisi meja kasir. Menurut saya, lt. 2nya jauh lebih cozy untuk makan, namun karena nenek saya kesulitan naik tangga, maka kami memilih untuk makan di lt. 1. Saya dilayani oleh seorang waiter bernama Agus. Waiter ini sangatlah ramah dan informatif, serta sabar dalam menjelaskan berbagai macam menu yang saya dan nenek saya tanyakan. Ia juga sangat friendly, sehingga kami yang ingin memesan merasa nyaman untuk bertanya lebih lanjut mengenai makanan-makanan di sana. Ia sangat cepat tanggap, di mana segala kebutuhan kecil kami disiapkan. Bahkan, ia menawarkan diri untuk mengambil foto kami saat makan, karena ayah saya yang awalnya memfoto-foto keluarga kami.
Makanan datang tepat waktu. Menu yang datang sesuai urutan adalah:
1. Bruschetta Platter (Truffle Mushroom)
Menu ini sebenarnya adalah starter yaitu semacam garlic bread yang dilumuri keju mozzarella dan truffle dengan berbagai bumbu lainnya. Saya suka dengan rasanya karena lebih terasa isinya daripada sekadar roti saja. Saya memang suka sekali dengan keju, jadi saya tidak masalah ketika rasa Bruschetta ini lebih cheesy dibanding rasa trufflenya. Harga menu ini cukup worth it karena 45k bisa mendapatkan satu piring "roti" dengan truffle dan cheese yang banyak, sehingga dengan makan ini saja sudah bisa mengenyangkan.
2. Black Angus Sirloin 300gr
Pinggiran sirloin ini dilengkapi lemak sapi, namun bagian tengahnya penuh dengan daging. Saya memesan daging dengan tingkat kematangan medium well dengan saus mushroom dan potato wedges. Dagingnya empuk dan rasanya pas, ditambah lagi sayur-sayuran yang sudah sepaket dengan makanan tersebut. Menurut saya, harga 195k untuk 300gr daging enak beserta sayur dan wedges sangatlah worth it.
3. Angus Beef Burger
Menu ini tidak saya coba karena milik nenek saya. Burger ini bukan burger yang mengembang, bahkan kalau dibilang termasuk burger yg rotinya agak gepeng. Pada menu tergambar telur mata sapi yg melengkapi burgernya, namun aslinya menambahkan telur akan kena charge 10k. Burger ini dilengkapi dengan selada sekitar 2 lembar yang terpisah dari burger itu sendiri. Walaupun nenek saya seharusnya makan sedikit, tapi ia menghabisi satu porsi burger beserta kentang goreng sendirian. Artinya ok
4. Grilled Parmesan Chicken Skillet
Menu ini disajikan di atas panci di mana chicken breastnya dilumuri creamy spinach hingga memenuhi panci. Rasa ayam ini oke juga, tapi sepertinya menu ini agak eneg karena terlalu creamy. Walaupun rasa keseluruhan not bad, tapi bagi saya rasanya kurang menyatu, karena ayamnya jadi kurang terasa, tapi creamnya juga tidak terlalu membantu rasa. Kalau dimakan sendiri-sendiri mungkin akan lebih baik, karena spinachnya empuk dan mudah dimakan dan rasa creamnya juga cukup enak kalau dicecap. Menu ini termasuk yang ditandai recommended di antara menu ayam lainnya, namun sepertinya lebih baik merekomendasikan menu ayam lain dibanding menu ini.
Overall restoran ini cukup memuaskan karena suasananya cozy, pelayanannya bagus, dan rasa makanannya enak. Harganya sebenarnya tidak mahal kalau mempertimbangkan kualitas makanan, suasana restoran, dan porsi makanan.