Review Pelanggan untuk Caffe Bene
meeting point at Mega Kuningan...
oleh yudistira ishak abrar, 12 Februari 2019 (hampir 6 tahun yang lalu)
2 pembaca berterima kasih
Asal nama Kuningan di Jakarta tidak lepas dari sejarah Kabupaten Kuningan, sebuah kabupaten di timur Jawa Barat. Hal ini terkait erat dengan seorang tokoh bernama Dipati Ewangga. Dipati Ewangga adalah panglima pasukan tentara Kuningan. Dia mempunyai kemahiran berperang dan membuat senjata dari logam berupa keris, kujang, tombak, anak panah dan pedang. Dipati Ewangga mendapat julukan Dipati Cangkuang.
Tatkala pasukan Demak dan Cirebon menyerang Banten (1526 M) dan Sunda Kalapa (1527 M) yang merupakan pelabuhan kerajaan Sunda Pajajaran, pasukan Kuningan diikutsertakan dalam penyerangan tersebut dan dipimpin langsung oleh Dipati Cangkuang. Akhirnya Banten dan Sunda Kalapa bisa ditaklukkan dan kemudian Sunda Kalapa berubah nama menjadi Jayakarta dan sekarang menjadi Jakarta.
Tampaknya Dipati Cangkuang beserta sejumlah pasukannya, juga sebagian pasukan dari Cirebon dan Demak kemudian terus menetap di Jakarta. Dapat dikatakan bahwa mereka merupakan penduduk Muslim pertama di kota pelabuhan tersebut. Rupanya Dipati Cangkuang memilih ke daerah selatan agak ke pedalaman sebagai tempat tinggal mereka di Jayakarta, kemudian mendirikkan perkampungan yang diberi nama sama seperti kampung halaman mereka yaitu Kuningan. (Wikipedia)
Bicara soal Kuningan, pasti engga terlepas dari kawasan bisnis Mega Kuningan. Disana terdapat pusat perkantoran, perbelanjaan, bisnis, hiburan dan tentunya kuliner. Yup, kebetulan sore ini lagi mampir ke salah satu gedung disana yaitu Menara Rajawali untuk meeting. Karena waktu meeting belum mulai, jadi saya nyempetin melipir ke sebuah kafe bernama Cafe Bene.
Cappuccino (Rp.39.000,-) secangkir besar, meski ukuran reguler, paduan espresso dengan susu yang dituang sedemikian rupa sehingga tampil seperti bulan purnama ditengah malam. Karakteristik susu jauh lebih dalam berkenalan dengan lidah saya saat menyesapnya. Baru kemudian diikuti dengan sensasi kopi yang datang malu-malu.
Chocolate Muffin (Rp.22.000,-) cokelat yang menjadi nafas utama dalam kue ini tampil dengan warna yang pekat. Teksturnya cukup lembut dan empuk saat digigit. Rasa manis cokelatnya pas, namun sayangnya kue bertabur chocochip ini menyisakan rasa sedikit amis. Meski ada kurangnya, tapi masih tergolong bisa dimaafkan kok, karena sejatinya kesempurnaan hanyalah milik Tuhan YME...
Foto lainnya:
Harga per orang: < Rp. 50.000
Informasi
(Kafe)
Reviewer: